Renjana

731 93 47
                                        

Ada satu pepatah yang mungkin bisa menjadi gambaran bagaimana rupanya hubungan yang terjalin diantara sepasang suami istri muda ini.

Cinta itu datang karena selalu bersama

Dan itu nyata adanya. Setiap kali kedua mata itu bertemu setiap kali pula rasa itu semakin tumbuh. Setiap kali mereka beradu pandang setiap kali itu pula kedua pipi bersemu. Pernikahan ini nyata nya memang indah dan manis.

Semburat cahaya mentari yang perlahan menerobos masuk melalui sulur jendela menerpa wajah cantik Irene pagi ini. Awalnya ia hanya ingin terus memejamkan kedua matanya tapi saat hangatnya mentari itu membuat kedua pipinya panas kedua matanya perlahan mengerjap-ngerjap dan terbuka. Kedua bulu mata lentik itu mengerjap saat melihat bayangan atap chalet berwarna kecokelatan menyambut kedua matanya. Irene menarik nafasnya dan kemudian tertegun saat sebuah tangan melingkar diperutnya.

Pipinya kembali merona saat ia mulai merasakan hembusan nafas pelan dari arah samping. Suaranya lembut sekali. Perlahan ia melirik melalui ujung matanya dan kembali tersenyum.

Suaminya. Tampan sekali. Senyuman itu kembali hadir. Irene mengucek kedua matanya perlahan dan kemudian menarik tangan Mino, berusaha untuk bangun tapi gerakan sepelan itu pun rupanya mampu membuat bayi besar itu terusik. Mino yang terganggu malah semakin mengeratkan pelukannya pada perut istrinya dan mendekatkan kepalanya ke rambut Irene.

"Aku mau bangun ..."

"Aku masih ngantuk"

"Hm... Yaudah, kamu tidur aja lagi"

"Engga.. Aku ga mau" Gumam Mino seraya mengeratkan pelukannya, sedikit menarik tubuh mungil itu agar lebih rapat dengannya.

"Sayang ... Badan aku lengket ih"

"Nanti aja, beberapa menit lagi"

"Ish ... Rasanya ga enak"

Kedua mata Mino perlahan terbuka, mengerjap-ngerjap dan menarik dagu istrinya, membuatnya saling beradu pandang seketika.

"Apanya ga enak?"

Irene menyeringai. "Aku mau mandi"

"Iya nanti bareng mandinya"

"Mino ih?!"

"What? Kenapa sih"

Irene mengerucutkan bibirnya sebal, melempar paksa tangan Mino dari perutnya dan kemudian bangun, sadar tidak memakai apapun perempuan itu menarik selimut tebal yang sejak tadi membungkus keduanya melewati malam dan membiarkan tubuh polosnya tertutupi. Saat ia menarik paksa selimut yang juga menutupi tubuh suaminya Irene mendengus. Sementara Mino yang masih merebahkan tubuhnya menyeringai.

"Hayo mikir apa ... Kamu pasti nyangka nya aku ga pake apa-apa kan? Mesum"

Irene menaikkan satu alisnya kesal. Perempuan itu kemudian melilitkan selimut itu ke tubuhnya dengan tergesa yang semakin membuat Mino terbahak.

"Ih apaan sih.."

"Mau mandi bareng ga?"

"Ga mau ...." Ketusnya yang kemudian berlalu. Menanggalkan selimut begitu saja di pintu kamar mandi dan bergegas masuk.

"Astaga! Song Mino!"

****

Wajah Irene yang mendung kontras sekali dengan cerahnya pagi di Lucerne. Song Mino yang sejak tadi mencoba menikmati sarapan pagi yang sudah disiapkan oleh asisten Albert akhirnya menghentikan kegiatannya dan menaruh sendok makannya dengan pelan.

HARU [ Mino x Irene ] FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang