Menjaga Hati

390 71 55
                                    

Choi Minho

Tanpa sadar Irene kembali mengucapkan nama itu dari bibirnya. Nama yang seharusnya tidak lagi ia ucapkan, nama yang seharusnya ia kubur jauh dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Nama yang tidak seharusnya datang lagi dalam hidupnya.

Sial.

Tuhan memang begitu senang membuatnya nelangsa. Ditengah kebahagiaan nya yang hampir sempurna ujian terbesar dalam hidupnya kembali hadir.

"Jangan goyah Rene ..."

"Tsk ..."

"Inget, Song Mino"

Kali ini Irene tidak hanya mendengus tapi mendecak sebal kearah Kang Seulgi yang sepertinya menikmati kekesalan Irene. Kedua mata sipitnya semakin menghilang diantara lekukan matanya.

"Kenapa kamu harus ngomong kaya gitu? Udah ga ada apa-apa lagi sama orang itu Seul... Please jangan bikin gosip" Dengus nya sebal. Seulgi meledakkan tawanya dan kemudian terbahak. Satu tangannya terulur merangkul bahu mungil milik Irene.

"Aku becanda Rene ... Aku tahu ko kamu udah ga ngarepin Minho-oppa, sekarang buktinya kamu udah nikah sama Mino-oppa, bedain ya, nama mereka hampir mirip tapi yang satunya itu suami kamu, lain ceritanya kalo ketemu sama dia dalam kondisi jomblo" Bujuk Seulgi yang dibalas oleh putaran bola mata milik Irene.

Ia kini sudah menjadi milik Mino. Dan akan selamanya seperti itu.

Benar kan?

🌼

"Kamu ga jemput Irene?"

Song Mino yang sedang bersiap mendongakkan kepalanya begitu langkah Jinu terdengar dari ujung tangga. Mino mendongak dan menyeringai kecil kearah sahabat sekaligus partner kerja nya itu.

"Ini mau jemput" Balas Mino sekenanya. Jinu yang mendengarnya kemudian mendecakkan sesuatu dari bibirnya dan menaruh gelas kopinya begitu saja di bibir nakas.

"Semalem ini? Kamu suruh dia nungguin kamu No? Gila kamu--"

"Ya engga lah Hyung, Irene ada bimbingan skripsi jadi agak malem pulangnya"

"Ooh..."

"Yaudah deh, aku ... Jalan dulu" Sahut Mino yang kemudian menarik mantel nya dari hanger. Jinu yang mendengarnya hanya menganggukan kepalanya dan kemudian menghela nafasnya dengan lega. Setidaknya ia tidak perlu repot mengurusi galeri ini kalau Mino sedang bagus mood nya.

"Ya.. Sampein salam aku sama dia ya"

"Dia istriku Hyung"

"Siapa yang nanya?"

Mino yang mendengarnya hanya mendecih jengah sementara Jinu hanya terbahak mendengarnya.

Sepanjang perjalan menuju kampus Irene, Mino hanya terdiam dengan tangan mencengkeram erat kemudi SUV nya. Ia hanya menyalakan radio yang memutar informasi yang terjadi sepanjang hari di kota Seoul. Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu pria Song itu akhirnya sampai di area parkir kampus. Mino yang tadinya berniat untuk menunggu didalam mobil tiba-tiba saja berubah fikiran.

Ia tidak pernah melihat bagaimana istrinya itu saat sedang belajar di kampus. Apa istri nya itu sama dengan mahasiswa lain yang akan memijat pelipis saat bosan melanda. Tanpa sadar ia mengulas senyuman bahagia nya membayangkan bagaimana reaksi Irene saat mengetahui kehadirannya.

Lorong kampus terlihat sepi dikala malam, Mino yang awalnya ragu akhirnya membulatkan tekad masuk ke beberapa lorong dengan cahaya minim, beruntung beberapa ruangan yang ia lewati masih ramai oleh mahasiswa dengan segala kesibukannya. Langkahnya kemudian berbelok begitu kedua matanya menangkap tulisan Fakultas Psikologi. Jarak nya dari gerbang utama kampus memang tidak begitu jauh tapi dengan kondisi cahaya minim seperti ini lumayan menakutkan sebetulnya bagi Mino.

HARU [ Mino x Irene ] FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang