a Bad Day

344 64 37
                                        

"Maaf Tuan .... Pengajuan kredit pinjaman anda tidak bisa kami penuhi"

Song Mino mematung mendengarnya. Ucapan demi ucapan penolakan terngiang ditelinganya dan jujur Mino sudah bosan mendengarnya. Setelah mengucapkan basa basi pria Song itu meraih berkas ajuan miliknya dan beranjak.

"Gimana?" Tanya Jinu yang sudah menunggu di lobi. Song Mino mengangkat bahunya dan berlalu meninggalkan Jinu dengan wajah kelabu. Pria Kim yang terlihat luar biasa disiang hari ini menghela nafasnya dengan berat. Ia sudah bisa menduga hasil akhir yang Mino dapatkan.

Bunyi deruman mesin mobil mau tidak mau kembali membuat Jinu menolehkan kepalanya lagi kearah Mino. Pria Song itu bahkan tidak lagi banyak bicara sepanjang kembalinya mereka dari bank.

"No ... Kita cari alternatif lain"

"Mereka bilang ga bisa mendanai galeri kita karena usaha yang kita jalankan belum genap satu tahun" Ujar Mino begitu SUV itu berjalan dijalanan lengang kota Seoul.

"Ya emang ... Aku udah bilang"

"Tsk .. Padahal aku udah ngajuin limit kredit yang pendek"

"I've told you later right ... Come on ga ada jalan lain" Sahut Jinu yang akhirnya kembali mengemukakan ide yang sempat Mino tolak mentah-mentah. Mendengar bujukan untuk kesekian kalinya itu kembali diurai oleh sahabatnya mau tidak mau membuat Mino mendecak sejenak ditempatnya. Beruntung jalanan sedikit lengang jadi ia tidak harus melajukan kendaraannya selambat biasanya.

"Hyung ..."

"No .. Ini bukan saatnya untuk keras kepala. Kita ada dititik hampir bangkrut"

"Aku tahu Hyung, aku bakal cari jalan lain"

Kim Jinu mendesah kecewa ditempatnya. Percuma rasanya memberi Mino ide.

🌼

Bae Irene sesore ini sudah duduk dengan manis diatas balkon apartemen Mino. Dengan satu cangkir ocha hangat perempuan cantik itu menarik nafasnya menikmati desau angin sore yang meriakkan surai hitam miliknya. Mino melarang Irene untuk kembali beraktifitas dikampus sementara waktu. Dan Irene yang tidak bisa membantah keinginan Mino hanya bisa mematuhinya tanpa banyak bicara.

Setelah menikmati kebosanan sepanjang hari perempuan cantik itu memutuskan untuk duduk menikmati sore dengan segelas cangkir teh hangat yang masih mengepul.

Suara deritan pintu yang kemudian terdengar mau tidak mau mengusik atensi Irene. Perempuan itu menolehkan kepalanya dan tersenyum manis pada Mino yang berdiri di sisi pintu masuk balkon. Pakaiannya masih terlihat rapih berbanding terbalik dengan wajahnya yang kusut. Pria nya itu kemudian menyeringai dan menampilkan smirk andalannya.

"Sayang ..." Panggil Irene pelan, perempuan itu kemudian bangkit dan berjalan menuju Mino yang kemudian melangkah kearahnya dengan langkah gontai. Irene menaikkan satu alisnya begitu aroma alkohol tercium dari jarak yang semakin terpangkas.

"Mino kamu mabuk?"

Pertanyaan Irene barusan akhirnya menguap, bersamaan dengan angin malam yang perlahan naik. Pria Song itu tidak lagi menjawab pertanyaan Irene, ia meraih kedua bahu mungil milik istrinya itu dan melabuhkan ciuman-ciuman seduktif yang mau tidak mau membuat kedua tangan Irene naik keatas dada Mino, mendorong tubuh pria itu sekuat ia bisa. Sadar mendapat penolakan Mino kemudian melepaskan ciumannya dan mendengus.

"Kenapa?"

"Harusnya aku yang nanya, kamu mabuk kan?"

"Engga aku ga mabuk"

Irene mendecih mendengarnya. Bau alkohol yang jelas-jelas tercium oleh hidungnya menjadi bukti yang tidak terbantahkan.

"Kenapa, kenapa kamu mabuk?"

HARU [ Mino x Irene ] FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang