Kemelut

376 63 49
                                        

"Kamu ... Darimana?"

Bae Irene yang hampir saja menjerit buru-buru menyentuh dada nya ketika suara Mino yang terdengar pelan terdengar begitu ia membuka pintu apartemen. Perempuan Bae itu mengejat begitu melihat suaminya sudah duduk diatas sofa dengan kepala mendongak, menatap kearahnya dengan pandangan menyelidik.

"Sayang .. Kamu ngagetin aja sih?" Seru Irene berusaha menormalkan detak jantungnya yang menggebu, Song Mino yang mendengarnya buru-buru menaruh ponselnya diatas nakas.

"Kamu ngelamunin apa emangnya sampe ga sadar aku disini" Balas Mino dengan nada suara melunak. Irene yang mendengar nya hanya tertawa kecil dan kemudian menghampiri Mino yang menggeser duduknya, memberi tempat pada Irene untuk duduk disampingnya, perempuan Bae itu menyenderkan kepalanya dibahu Mino yang kemudian dibalas dengan satu usapan lembut pada punggung nya.

"Ko udah pulang, tumben?"

"Gapapa, aku suntuk aja di galeri" Jawab Mino yang kemudian menarik nafasnya. Irene yang mendengarnya ikut menghela nafas. Satu tangannya terulur meraih pinggang suaminya dan mengeratkan pelukannya, memberikan suntikan semangat pada Mino sekalipun mungkin efek nya hanya beberapa persen.

"Sabar ya sayang ..."

Mino menarik nafasnya dan memilih mengangguk, dengan senyuman yang akhirnya terulas bahagia. "Asal ada kamu di sisi aku, itu udah cukup bikin aku tenang".

Bae Irene yang mendengarnya kembali diam. Lamunannya mengarah pada pekerjaan yang mulai besok harus ia jalani, dan kenyataan kalau Choi Minho itu pemilik perusahaan tempatnya bekerja membuat Irene gamang.

" Mino ... Mulai besok ---" Irene tidak jadi meneruskan kalimatnya begitu Mino mendekatkan wajahnya, memajukan dagu kearahnya dengan satu alis yang kemudian terangkat. "Aku kerja" Sahutnya cepat-cepat. Irene kemudian mendongak, meneliti wajah suaminya dengan rasa khawatir yang perlahan naik.

"Kerja?"

Irene mengangguk. Dan memaksakan diri untuk tetap mendongak menatap Mino yang kemudian terdiam.

"Aku belum miskin Rene, aku cuma bangkrut"

Dan Irene kembali diam begitu kalimat itu Mino ucapkan. Pria nya itu bahkan melepaskan pelukan tangannya dan menggeser duduknya kembali ke posisi semula. Irene kemudian menaikkan nafasnya dengan jengah.

"No .. Aku kerja bukan karena merasa kamu bakal miskin. Ini, kebetulan aja ada pekerjaan sampingan dan sesuai sama jurusan kuliah aku" Sahut Irene pelan. Mencoba memberikan pengertian pada Mino selembut yang ia bisa. Ia bahkan meraih tangan Mino dan mengusap punggung tangan pria Song itu. "Cuma tiga bulan No ... Selepas masa cuti kuliah aku selesai aku bakalan keluar"

Mino yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas. Bagaimanapun juga ini terlalu sulit ia terima, membiarkan istrinya bekerja? Mino rasa ia bahkan masih bisa menafkahi Irene tanpa harus membiarkan perempuannya itu bekerja. Ditambah dengan kondisi Irene yang baru saja pulih. Tapi Mino sadar apa yang tengah dilakukan oleh istrinya itu pastilah hanya untuk mengisi waktu luang yang ada.

"Baiklah ... Terserah kamu aja, asal kamu bisa jaga kondisi kamu sayang" Sahut Mino akhirnya, setelah berdebat dengan pemikiran dan logika nya sendiri. Irene yang mendengarnya perlahan menarik nafasnya dengan lega.

"Tapi perusahaan tempat aku kerja  itu milik Choi Minho"

"APA?!"

🌼

Irene tahu ada yang salah disini tapi perempuan itu memilih mengunci bibirnya. Berusaha tidak menambah percikan pada api yang mungkin sedang merambat. Ia tahu Mino tengah berusaha menahan emosinya. Emosi yang jelas-jelas terlihat dari raut wajahnya. Kedua matanya. Irene, bisa melihatnya.

HARU [ Mino x Irene ] FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang