Karena tentang aku dan kau sudah sampai di ujung, aku ingin bercerita sedikit saja. Setelah berlembar-lembar kertas aku habiskan hanya untuk menceritakan kepada dunia tentang dirimu, lembaran itu sekarang sudah usang, aku letakan di lemari di sudut kamar, kadang aku hanya tersenyum melihatnya. Tanpa berminat untuk membukanya lagi walau hanya untuk membaca apa yang pernah aku tulis. Karena bagiku, tanpa harus aku baca, tulisan itu akan tetap ada, dirimu tetap di simpan oleh dunia yang pernah mendengarkan aku bercerita.
Untukmu, kamu harus tahu. Sekarang aku menemukan seseorang yang hebat. Kalau orang bertanya dia itu seperti apa, mungkin dia seperti rumah, iya rumah. Tempat saya berteduh dan pulang saat sudah lelah dengan dunia yang terlalu bising. Dia adalah rumah, yang saya tempati sendiri, dimana saya bercerita tentang seluruh dunia yang menyebalkan. Ucapannya hangat seperti secangkir kopi yang baru di seduh di pagi hari. Dia rumah yang menjebak, aku jadi malas keluar.
Intinya aku sudah bahagia, itu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita, Masalalu dan Waktu
Teen FictionIni hanya perihal hati yang berdebat dengan logika saat dirimu telah menghilang seutuhnya