Pesan Pukul Sepuluh Malam

386 15 0
                                    

" Berdamai dengan masalalu, ya? Kita jadi teman baik."

Pesan itu muncul tepat pukul 10 malam, di saat aku  ingin memejamkan mata.

Aku kira di bagian-bagian sebelumnya, cerita ini sudah benar-benar selesai, tanpa bersua dan sapa setelahnya. Tapi rencana Tuhan kadang di luar dari kata 'kayaknya'.

" Kenapa harus diselesaikan?" itu katanya.

Obrolan kemarin masih berlanjut, tentang apa yang dulu aku ingin abadikan tetang dia yang hanya tinggal rencana yang jadi wacana.

" Kan memang cerita kita sudah selesai." jawabku

" Haha, kan yang sudah selesai cerita kita, tapi hidupmu dan cerita-cerita lainnya masih berlanjut."

Aku diam, aku sedang berbicara dengan siapa? 2 tahun yang lalu lelaki yang pernah menjadi tokoh utama yang aku ceritakan kepada Tuhan adalah seorang yang jauh dari kata bijaksana, mementingkan diri sendiri dan sedikit hal buruk lainnya.

Tapi tak apa... Cukup baik

Aku kira ini yang disebut pendewasaan, aku tidak ingin sombong mengatakan bahwa beberapa persen doaku masih mengharapkan yang terbaik untuk dia, Tuhan mengabulkan doaku?

Aku hanya meng-Aamiinkan do'a-do'anya. Walaupun aku tahu pasti dia kesulitan merangkai kata-kata, sesekali tertawa lalu berdecak. Lelaki seperti dia bukan seorang yang sempurna, tapi banyak hal menarik yang membuat aku yakin kalau dia layak mendapatkan yang terbaik.

Kita, Masalalu dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang