Saat kau hadir, bak sebuah cangkir berisi kopi panas menelusup kedalam relung hati. Setelah sekian lama membeku, tenyata aku masih bersyukur hatiku tidak sekeras itu, aku ingat betul bagaimana hangatnya percakapan kita kini hanya tinggal sisa. Aku sempat menimang, hadirmu memanglah hal yang baru, baru saja aku mengenalmu, baru saja aku mencintaimu, baru saja aku ingin bangkit bersamamu. Namun kau yang melepaskan dan membiarkan ku jatuh terlalu dalam, dan menjadikan dirimu sebagai bagian dari hal yang telah lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita, Masalalu dan Waktu
Teen FictionIni hanya perihal hati yang berdebat dengan logika saat dirimu telah menghilang seutuhnya