Lyn melangkahkan kakinya ke dalam kelas dengan riang sambil bersenandung ria. Pagi ini ia benar-benar merasa sangat senang. Saat tengah terjatuh di tangga tadi, ada seorang kakak kelas tampan yang menolongnya.
"Lyn, lo kenapa dah pagi-pagi udah senyam-senyum sendiri kayak orang idiot? Kesambet ya lo?" tanya Silvia yang dibuat heran dengan tingkah sahabatnya yang baru datang itu. Biasanya setiap pagi Lyn selalu terlihat lesu karena gadis ini sangat malas untuk bangun pagi.
Lyn terus tersenyum-senyum sendiri sampai ia duduk di bangkunya. Gadis itu mulai menopang dagunya dan mulai membayangkan kejadian di tangga tadi."Nih anak beneran kesambet ya? Udah tumbenan datengnya pagi, terus sekarang senyam-senyum sendiri lagi."
Silvia dibuat merinding sendiri dengan tingkah aneh Lyn, saat melihat Reno–yang merupakan sahabat Lyn dari kecil–baru saja datang memasuki kelas, Silvia langsung berlari ke arah Reno.
"Eh Ren, itu sobat lo napa dah dari pertama dateng ampe sekarang senyam-senyum sendiri terus. Merinding tau gue liatnya." ujar Silvia yang membuat Reno langsung memperhatikan Lyn.
Terlihat Lyn yang sedang menopang dagunya sambil tersenyum-senyum, bahkan sampai memiring-miringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri seperti sedang peregangan otot.
"Gak tau, moodnya lagi bagus aja kali." jawab Reno lalu berjalan menuju bangkunya yang terletak di belakang Lyn.
"Pagi Lyn, tumben tadi kamu berangkat duluan." sapa Reno pada Lyn. Reno lalu duduk di bangku depan Lyn yang pemiliknya masih belum datang.
"Tadi Lyn dianterin sama kak Jacob, makanya Lyn gak berangkat bareng Reno." jawab Lyn masih dengan senyumannya yang mengembang. Sepertinya mood gadis ini benar-benar sedang sangat bagus.
"Eh bocah, dari tadi gue ajak ngomong lo diem aja. Giliran Reno yang ngajak ngomong aja lo langsung nyaut." cibir Silvia yang kini sudah menghampiri bangku Lyn lagi.
"Abisnya tadi Via berisik, jadinya Lyn males nyaut."
"Bangke lu, eh btw lu daritadi kenapa senyam-senyum terus sih?"
"Rahasia."
***
"Viaa! Lyn ikut ke kantin!" teriak Lyn sambil menyusul sahabatnya yang akan pergi ke kantin dengan pacarnya–Kenny.
"Tumbenan lo mau ngikut ngantin, biasanya lo suka nitip terus." ujar Silvia saat Lyn sudah menghampirinya dan merangkulnya.
"Sekali-kali dong ikut ke kantin, lagian bosen di kelas terus."
"Lo hari ini aneh banget sih, gue jadi curiga nih."
Sesampainya di kantin, Lyn langsung celingukan mencari sosok yang menolongnya tadi pagi. Sedangkan Silvia membawa Lyn ke bangku kosong sambil memegangi tangannya, kalau sudah di tempat ramai seperti ini Lyn bakalan mudah terpisah.
"Mau makan apa? Gue lagi baik nih mau nraktir berhubung lo mau pergi ke kantin." tanya Silvia.
"Apa aja serah Via."
"Yodah kalo gitu lo tunggu sini jangan kemana-mana. Ken, lo jaga nih anak ayam satu takut ilang." ujar Silvia pada pacarnya yang terus saja sibuk bermain game.
"Hooh." jawab Kenny tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
Sementara Silvia sedang pergi memesan makanan dan Kenny terus sibuk bermain game, Lyn terus mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin untuk mencari sosok yang sedari tadi ia cari-cari.
'Mana sih kakak ganteng itu?'
Agak lama mencari, akhirnya Lyn berhasil menemukan sosok tersebut. Sosok tersebut terlihat baru saja memasuki kantin dengan teman-temannya. Sontak Lyn langsung tersenyum cerah.
"Eh Ken, kamu kenal kakak kelas yang itu gak?" tanya Lyn sambil merebut ponsel Kenny agar Kenny mau menoleh.
"Yah Lyn! Dikit lagi gue booyah itu!" protes Kenny sambil mencoba mengambil ponselnya kembali tapi Lyn malah menyembunyikan ponsel Kenny di balik punggungnya.
"Kasih tau Lyn dulu kakak kelas yang itu namanya siapa!" ujar Lyn memaksa dengan raut wajah (sok) galaknya.
Kenny memutar bola matanya malas sambil mendengus, "Kakak kelas yang mana?"
"Tuh yang disono, yang ganteng yang alisnya tebel itu." tunjuk Lyn dengan telunjuknya. Kenny lalu mengikuti arah pandangan Lyn dan juga arah telunjuk gadis itu.
"Ohh.. itu mah namanya Hero. Napa emangnya? Tumbenan lo nanyain cowok." heran Kenny agak curiga.
"Gapapa, cuman pengen tau aja. Soalnya waktu pagi pas Lyn jatuh di tangga dia langsung nolongin Lyn kayak di film-film gitu." jelas Lyn pada Kenny.
"Oh kirain kenapa, yaudah sini balikin hp gue lagi." pinta Kenny sembari mengulurkan tangannya.
"Kasih tau dulu dia kelas apa, baru Lyn mau kasih."
"Dua belas IPS dua, udah sini balikin!"
Lyn lalu mengembalikan ponsel Kenny yang membuat Kenny langsung terlihat cerah kembali. Sementara Kenny kembali sibuk dengan ponselnya, Lyn terus memperhatikan Hero yang kini terlihat asik mengobrol dengan teman-temannya.
Lyn ikut tersenyum melihatnya, tapi saat melihat seorang gadis yang tiba-tiba datang dan duduk di samping bangku Hero, senyuman Lyn seketika luntur. Apalagi saat melihat Hero yang merangkul mesra pundak gadis tersebut. Seketika dada Lyn terasa sesak dan panas.
"Ih dasar cewek gatel!"
***
vomen💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Video Games | Meryl Lynn
Teen Fiction"Jangan sampe kamu biarin cowok lain meluk kamu, apalagi nyentuh pinggang sama punggung kamu.. karena pasti ujung-ujungnya.. mereka bakalan pegang ini." ujar Hero sambil meremas kedua buah dada Lyn. Sontak Lyn dibuat membelalak kaget karenanya. "Cum...