ten

23.6K 581 49
                                    

"Noh kan gue udah curiga dari awal!! Ternyata lo bela-belain diet sama belajar dandan cuman buat Hero doang! Tega lo Lyn bohongin sahabat lo sendiri!" kesal Silvia yang merasa sakit hati karena telah dibohongi Lyn. Lyn bilang alasan gadis itu berubah karena ingin belajar menjadi seorang gadis yang feminim dan dewasa. Tapi nyatanya Lyn melalukan itu semua hanya untuk menarik perhatian Hero.

Silvia tadi tak sengaja melihat ruang chat Lyn dengan Hero, dan isi percakapan mereka terdengar sangat akrab dan itu membuat Silvia tidak habis pikir. Pasalnya Lyn sudah dihina habis-habisan oleh Hero saat itu, tapi bisa-bisanya Lyn masih mau mengejar pemuda brengsek itu.

"Maafin Lyn.. plisss Via jangan marah yaa?"

"Seenaknya lo minta maaf tapi abis itu lo bakalan terus ngejar-ngejar Hero lagi kan?! Lo itu kelewat polos atau bego sih?!"

"Maafin Lyn.. tapi Lyn beneran cinta mati sama kak Hero.. Lyn gak mau berenti ngejar kak Hero.."

"Sekarang gini aja.. lo pikir baik-baik pake otak lo sendiri! Hero itu udah ngehina lo! Dia udah nginjek-nginjek harga diri lo! Dia udah seenaknya ngatain lo! Dia udah nolak lo mentah-mentah! Tandanya dia itu sama sekali gak pantes buat lo Lyn! Dia bukan cowok baik-baik! Dia cowok jahat! Dia cowok brengsek!"

"Tapi Lyn gak bisa ngebenci kak Hero! Di mata Lyn dia tetep pujaan hatinya Lyn!"

"Lama-lama gue ruqyah lu ya! Kayaknya lo kerasukan setan bucin!"

"Pokoknya Lyn gak peduli Via mau ngomong apapun tentang kak Hero, Lyn bakalan terus ngejar-ngejar kak Hero sampe dapet!"

"Yaudah kalo itu mau lo! Tapi abis ini kita gak usah temenan lagi!"

Ancaman Silvia barusan membuat Lyn bungkam. Wajah Lyn semakin terlihat murung, sudut bibirnya semakin tertarik ke bawah tanda tangisannya akan segera pecah.

"Pokoknya jangan harap gue mau terus temenan sama lo kalo lo bakalan terus ngejar-ngejar Hero!"

"SILVIA JAHAT!" setelah itu tangisan Lyn pecah. Gadis itu menangis dengan nyaring, nyaris seperti suara tangisan anak kecil yang ditinggalkan ibunya pergi.

"Kenapa Silvia gak mau ngebiarin Lyn ngejar seseorang yang Lyn cinta..? Hiks.. emangnya Lyn ini gak berhak buat jatuh cinta..? Hiks.. emangnya Silvia aja yang boleh pacaran..?"

Melihat Lyn yang menangis seperti ini, Silvia mulai dibuat merasa bersalah. "Lyn gue gak bermaksud kayak gitu.. gue cuman ngasih tau kalo lo itu jatuh cinta sama orang yang salah. Bukan berarti gue ngelarang lo buat jatuh cinta, gue gak bermaksud kayak gitu Lyn sayang.."

"Terus kenapa Via pake ngelarang-larang Lyn segala..? Hiks.. Lyn kan pengen punya pacar juga kayak Via sama Kenny.. hiks.. Lyn juga pengen ngerasain jatuh cinta itu rasanya gimana.."

Silvia menghela nafas berat, ia lalu mendekat ke arah Lyn dan memeluk erat sahabatnya itu. "Iya-iya gue ngerti.. gue sama sekali gak bermaksud bikin lo nangis.. udah jangan nangis lagi ya?" Silvia menepuk-nepuk pelan punggung Lyn agar sahabatnya itu bisa merasa tenang.

"Gue bakalan bolehin lo deketin Hero kok..–"

"Beneran?!!" seketika tangisan Lyn langsung berhenti begitu saja digantikan dengan raut cerianya dan juga binar dimatanya.

Silvia tersenyum miris, kenapa sahabatnya ini benar-benar sangat polos sekali? Silvia jadi semakin takut jika kedepannya Lyn hanya akan dimanfaatkan oleh banyak orang, terutama Hero.

"Iya, tapi ada syaratnya."

"Apa syaratnya?!" tanya Lyn tak sabar.

"Lo ikutin intruksi gue buat deketin Hero, gak boleh pake cara lo sendiri! Biar kesannya lo gak terlalu murahan, gue jamin kok cara ini berhasil."

"Ok! Lyn bakalan ngikutin semua intruksi Via asalkan Lyn bisa ngedapetin kak Hero!" seru Lyn kelewat ceria dan semangat.

Sekali lagi Silvia tersenyum miris, semoga pilihannya ini tidak salah.

***

Hero menatap kosong ke depan, di tangan kanannya terdapat gelas berisi minuman alkohol yang sudah ia minum setengahnya. Sedangkan tangan kirinya memegang ponsel yang layarnya menampilkan ruang chat nya dengan Lyn.

Tumben sekali gadis itu tidak langsung membalas pesan darinya, biasanya dalam hitungan detik selalu ada balasan masuk dari Lyn. Tapi ini sudah hampir satu jam gadis itu tidak membalas pesannya, padahal status gadis itu sedang online.

Hero kembali meminum gelasnya, ia kemudian tertawa kecil. Menertawakan kebodohannya sendiri. Sejak kapan ia jadi sampai seperti ini hanya untuk menunggu balasan pesan dari seorang perempuan yang bahkan bukan gadisnya sama sekali.

Ia pasti sudah mulai kehilangan kewarasannya, pasti ini karena malam ini ia kebanyakan minum. Hero lalu bangkit dari sisi kolam, sedaritadi ia memang duduk di pinggir kolam renang rumahnya dengan kakinya yang ia tenggelamkan di air. Setiap malam jika sedang ada waktu senggang Hero memang suka melakukan ini, rasanya merenung sambil memandangi air kolam yang tenang sangat menenangkan sekali. Ia jadi bisa melupakan beban-beban hidupnya sejenak.

Hero memasuki rumahnya kembali, saat akan menaiki tangga ia tidak sengaja berpas-pasan dengan ayahnya yang baru pulang kerja.

"Kamu udah makan? Itu ayah bawain kamu makanan."

Hero hanya berdecih, tanpa menjawab pertanyaan ayahnya ia langsung menaiki tangga begitu saja. Meninggalkan ayahnya yang kini menatap punggung Hero dengan sorot sendunya. Lagi-lagi putra semata wayangnya ini bersikap dingin seperti ini kepadanya.

Brak!

Hero membanting pintu kamarnya dengan kasar, ia kemudian meloncat ke atas tempat tidurnya. Untuk memperbaiki moodnya yang rusak ia memilih untuk melakukan siaran langsung juga sebelum ia tidur. Ia ingin menyapa para fansnya.

Awalnya Hero bersikap biasa saja, tapi saat melihat akun Lyn yang bergabung ke siaran langsungnya entah kenapa hal itu malah membuat mood Hero sedikit naik. Hero langsung memasang senyuman manisnya, senyuman yang hanya ia tujukan kepada para fansnya. Tapi kali ini lebih ditujukan lagi untuk gadis yang barusan membuat moodnya naik.

"Kalian belum pada tidur? Besok pada sekolah kan?" tanya Hero perhatian seperti biasa. Hero memang sangat perhatian dan ramah kepada para fansnya. Berbeda sekali dengan sikapnya di kehidupan nyata.

Biasanya Lyn selalu yang paling banyak mengirimi komentar di saat Hero sedang melakukan siaran langsung seperti ini. Tapi sedari tadi Hero tidak melihat ada komentar masuk dari Lyn. Saat melihat Lyn meninggalkan siaran langsung nya senyuman Hero langsung meredup begitu saja. Kenapa Lyn tiba-tiba menjadi aneh? Apa gadis itu benar-benar sudah mulai berubah? Apa gadis itu sudah berhenti mengejar-ngejarnya lagi?

***

Sesuai saran kalian aku perlahan bikin Hero nya nyesel dulu, tapi gak tau kedepannya gimana karena itu bakalan suprise wkwkwkwk

Kalo mau terus kasih aku saran gapapa kok aku bakalan terus tampung semua masukan-masukan kalian💜

Video Games | Meryl LynnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang