Awalnya Lyn kira pesta ulang tahun teman Hero diadakan di sebuah restoran dan mengusung konsep yang agak formal. Namun ternyata dugaan Lyn salah besar, pesta tersebut mengunakan konsep house party dan diadakan di rumah sang pemilik acara.
Alangkah terkejutnya Lyn saat melihat semua orang yang hadir di pesta, terlebih penampilan para wanita yang ada semuanya terlihat sangat terbuka dan dewasa.
Lyn menatap sekeliling, semua orang tengah bersenang-senang dengan cara mereka sendiri. Ada yang sedang menari seperti tengah berada di club, ada yang tengah asyik minum, bermain billiard, bahkan ada yang tengah asyik hook up.
Jika sampai kakaknya atau Reno tau Lyn datang ke pesta seperti ini, maka tamat sudah riwayat seorang Lyn.
Lyn menggigit bibir bawahnya, ia kini merasa sangat gugup dam juga takut. Ia tak pernah datang ke pesta seperti ini sebelumnya. Ia sangat takut melihat orang-orang disekelilingnya. Bahkan beberapa pria ada yang mencoba menggodanya seperti melayangkan kedipan dan juga senyuman yang sangat seductive.
Lyn mengeratkan genggamannya pada tangan Hero, ia bahkan sampai memeluk lengan Hero karena terlalu takut berada di tempat seperti ini. Maklum, Lyn biasanya merayakan ulang tahun bersama teman-teman dekatnya dan juga kakaknya di restoran bernuansa keluarga.
"Lo kenapa? Lo gapapa kan?" tanya Hero, ia menyadari ada yang salah dari raut wajah Lyn.
Lyn mengangguk dengan ragu, ia tidak ingin kelihatan gugup seperti ini di depan Hero.
"Lo sebelumnya udah pernah dateng ke pesta kayak gini?" taya Hero lagi.
Awalnya Lyn merasa agak malu untuk menggeleng, namun ia memilih untuk jujur saja. "Belum."
Mengerti kegugupan Lyn, Hero lalu merangkul pinggang Lyn dari samping. "Kalo gitu lo gak usah takut, selama ada gue gak bakal ada yang berani godain lo kok."
Hero lalu membawa Lyn ke kerumunan teman-temannya yang sudah menunggu-nunggu kedatangannya. Mereka semua tengah duduk di sofa sambil asyik mengobrol sambil minum dan merokok. Dan begitu melihat kedatangan Hero mereka semua langsung menyambut Hero dengan heboh, terutama karena kali ini Hero membawa sosok cewek baru. Baru lihat maksudnya.
"Wihh.. Hero sekarang bawanya dedek emesh."
"Kenalin dong sama kita-kita dedek emeshnya."
"Kok kayak anak SMP sih ro? Jangan-jangan lu sekarang jadi pedofil wkwk."
"Awas dicariin bapaknya loh ro, anak orang lo bawa-bawa kesini."
"Udah legal gak nih?"
"Bacot lo semua." umpat Hero pada teman-temannya yang terus menggodanya.
Hero lalu mengajak Lyn untuk duduk, dan begitu duduk Hero langsung merebut botol whisky yang sedang diminum teman pria di sebelahnya.
"Yang ulang tahunnya mana nih? Gue mau ngucapin hbd." tanya Hero pada yang lainnya.
"Tuh lagi asyik joget sambil kobam sama pacarnya." jawab salah satu dari mereka.
"Pesta baru mulai udah kobam aja tuh anak." komentar Hero.
Hero lalu asyik mengobrol dengan teman-temannya, sementara Lyn terus menahan gugup dan takut. Terlebih karena tatapan orang-orang di sekitarnya.
Sepertinya disini hanya Lyn satu-satunya orang yang masih berada dibawah umur.
***
Silvia dan Kenny tengah asyik menonton film di kamar Lyn, namun hanya Silvia saja yang fokus menonton, Kenny malah memilih sibuk main game.
KAMU SEDANG MEMBACA
Video Games | Meryl Lynn
Teen Fiction"Jangan sampe kamu biarin cowok lain meluk kamu, apalagi nyentuh pinggang sama punggung kamu.. karena pasti ujung-ujungnya.. mereka bakalan pegang ini." ujar Hero sambil meremas kedua buah dada Lyn. Sontak Lyn dibuat membelalak kaget karenanya. "Cum...