Lyn terus merasa tak percaya dengan sosok di depannya sekarang. Ia tidak menyangka jika ia bisa duduk berhadapan dengan Hero seperti ini. Di tempat yang banyak orang terutama para penggemar Hero bisa melihatnya. Dan kini ia tengah menjadi pusat perhatian hampir seisi cafe, terlebih cafe ini terletak di dekat sekolahnya jadi kebanyakan pengunjung yang datang adalah para siswa-siswi dari sekolahnya.
Lyn terus memainkan sedotan di gelas minumannya, matanya terus menatap ke arah lain. Sedaritadi Hero terus memandanginya dan itu membuat Lyn harus menahan gugup setengah mati.
"Lo sebelumnya udah sering dateng ke tempat ini?" tanya Hero yang membuat Lyn menatap kearahnya.
"Mmh.. i-iya.. aku biasanya dateng kesini bareng sama Silvia sama Kenny." jawab Lyn dengan gugup.
Hero mengangguk-anggukkan kepalanya, "Oh pantesan mereka juga ada disini."
Lyn langsung mencari-cari keberadaan Silvia dan Kenny dan benar saja apa kata Hero, mereka berdua tengah mengawasinya dari sudut lain. Dan begitu Lyn menatap ke arah mereka, mereka seperti yang langsung mengalihkan pandangannya.
"Kayaknya lo deket banget sama mereka berdua ya?"
Lyn mengangguk.
"Bukannya mereka itu pacaran? Mereka emangnya gak keberatan kalo lo ikut nongkrong bareng mereka?"
Lyn menggeleng, "Gak, soalnya dari sebelum mereka jadian kita udah biasa jalan bertiga– eh berempat bareng Reno."
"Reno yang ketos itu kan?"
Lyn mengangguk lagi.
Setelah itu Hero berhenti bertanya lagi, mungkin sedang mencari topik lain lagi. Dan Lyn terus memainkan sedotan di bibirnya, Lyn terus menyeruput minumannya dan cara menyeruputnya benar-benar seperti anak kecil.
Pandangan Lyn kembali terarah ke arah meja Silvia dan Kenny, dimana dua sejoli itu terus kompak melemparkan tatapan dan senyuman jahil kearahnya.
Lyn membalasnya dengan tatapan tajam, menyuruh mereka diam dan berhenti menggodanya. Tetapi bukannya berhenti, Kenny dan Silvia malah semakin menjadi-jadi menggodanya. Mereka terus kompak melemparinya kode tatapan jahil dan juga senyuman menyebalkannya.
Hero yang terus memperhatikan Lyn dibuat terkekeh kecil, meskipun gadis ini sudah merubah penampilannya menjadi terlihat lebih dewasa tapi tetap saja ia masih terlihat seperti anak kecil karena sikapnya. Hero tebak ini adalah pertama kalinya Lyn jalan berdua dengan cowok.
Pandangan Hero selanjutnya tak sengaja menangkap sosok yang membuatnya sengaja mengajak Lyn kesini. Dia Lauren, mantannya yang baru saja pindah ke sekolahnya. Dan Lauren terlihat tengah duduk di meja lain bersama teman-teman barunya. Tapi Hero tau jika diam-diam Lauren terus memperhatikannya.
Hero memasang smirknya, ia kemudian mencondongkan tubuhnya ke arah Lyn. Membuat jarak pandangannya dengan Lyn semakin dekat. Dan jelas Lyn yang ditatap sedekat itu tambah keringat dingin.
Hero tiba-tiba mengusap sudut bibir Lyn, membuat Lyn semakin berteriak-teriak kencang dalam hati.
'Tuhan tolong kuatkan Lyn..'
"Lo minumnya belepotan, ada whip cream di bibir lo." ujar Hero sambil tersenyum kecil.
Lyn sudah tak kuasa lagi menahan rona merah di pipinya, wajahnya seketika merah padam. Hero yang menyadari itu hanya tersenyum seakan tidak menyadarinya, pandangan Hero kemudian mencuri pandang ke arah Lauren dan mendapati wanita itu tengah menatapnya kesal.
Hero semakin melebarkan senyumnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Video Games | Meryl Lynn
Teen Fiction"Jangan sampe kamu biarin cowok lain meluk kamu, apalagi nyentuh pinggang sama punggung kamu.. karena pasti ujung-ujungnya.. mereka bakalan pegang ini." ujar Hero sambil meremas kedua buah dada Lyn. Sontak Lyn dibuat membelalak kaget karenanya. "Cum...