“Astaga beybihh!!! Kaki kamu kenapa?!!" panik Kenny saat sudah menghampiri Silvia yang kini masih berada di kantin. Tadi Silvia mengirimi Kenny pesan untuk segera menghampirinya ke kantin karena kakinya yang tersiram kuah panas.
Sontak saja Kenny yang saat itu tengah pusing karena ulangan kimia tentang asam basa yang menurutnya sangat rumit, langsung ijin ke pak Harto dengan alasan perutnya yang tiba-tiba melilit karena panggilan alam.
Reno yang juga mendapat pesan dari Silvia untuk mencari Lyn, langsung ikut keluar dengan alasan yang sama. Pasalnya selama mengerjakan soal ulangan, Reno memang terus dibuat khawatir karena Lyn tidak kunjung memasuki kelas. Kalau Silvia sih Reno sudah tidak merasa aneh lagi.
“Gendong aku ke uks.. kaki aku perih banget sumpah beb.. HUAAA...” rengek Silvia sambil merentangkan kedua tangannya ke arah Kenny minta di gendong.
“Ututuu jangan nangis dong sayangnya aku..”
“Lyn mana?! Tadi dia sama lo kan?!” panik Reno memotong acara alay-alayan Silvia dengan Kenny.
“Tadi pas abis nembak si Hero, Lyn tiba-tiba lari ninggalin kantin. Gue mau ngejar tapi kaki gue sakit banget. Gak tau sekarang dia dimana, gue udah coba nelponin dia tapi gak diangkat terus.” jelas Silvia yang membuat Kenny dan Reno terkejut bukan main.
“Gila! Lyn tadi abis nembak si Hero?!” ujar Kenny tak percaya.
“Iya sayang.. kasian banget Lyn malah ditolak ama si kunyuk Hero.”
Reno mengepalkan kedua tangannya, rahangnya mengeras. Ia lalu berlari meninggalkan Silvia dan juga Kenny untuk mencari keberadaan Lyn.
Reno berusaha untuk menghubungi nomor Lyn tapi tak kunjung ada jawaban. Ia mencari-cari Lyn ke setiap penjuru sekolah, dari mulai taman sekitar lapangan, taman belakang sekolah, uks, perpustakaan, sampai semua koridor pun Lyn tak kunjung di temukan.
“Lyn.. kamu kemana?” gumam Reno khawatir.
“Gila, lo tau gak pas ke toilet tadi gue denger ada orang yang lagi nangis? Merinding banget gila siang bolong gini bisa ada setan.” ujar dua orang siswi yang berlalu melewati Reno.
Sontak Reno segera menuju ke arah toilet yang berada di pojok koridor. Ia langsung memasuki toilet perempuan tersebut tak peduli jika siswi yang berada didalamnya akan memaki-makinya.
Tapi untungnya saat Reno memasuki toilet tersebut, tidak ada siapapun kecuali suara seorang siswi yang tengah menangis di dalam salah satu bilik toilet yang tertutup.
“Lyn? Kamu gapapa kan?” ujar Reno yang memang mengenali suara tangisan Lyn. Sontak suara tangisan Lyn terdengar mereda sesaat, pintu bilik yang tertutup kemudian terbuka dan tampaklah Lyn dengan wajah memerah dan mata sembabnya.
Reno langsung merentangkan tangannya dan Lyn langsung berhambur ke pelukan Reno. Tangisan Lyn kembali pecah lagi, Lyn menangis terisak-isak dalam pelukan Reno.
“Tadi Lyn abis ditolak sama kak Hero.. hiks.. tapi Lyn gak bisa ngebenci kak Hero.. hiks..”
“Udah jangan nangis lagi Lyn, cowok yang udah nyakitin perasaan kamu gak pantes buat ditangisin.”
***
Reno membawa Lyn ke ruang OSIS, disana Lyn terus menangis dengan Reno yang memeluknya sambil terus menenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Video Games | Meryl Lynn
Teen Fiction"Jangan sampe kamu biarin cowok lain meluk kamu, apalagi nyentuh pinggang sama punggung kamu.. karena pasti ujung-ujungnya.. mereka bakalan pegang ini." ujar Hero sambil meremas kedua buah dada Lyn. Sontak Lyn dibuat membelalak kaget karenanya. "Cum...