three

35.5K 657 32
                                    

"Pagi Bunda, pagi ayah, pagi kak Rena." sapa Lyn pada keluarga Reno yang selalu ia datangi setiap pagi untuk ikut sarapan. Dari kecil Lyn sudah sering main ke sini, dan mereka juga sudah menganggap Lyn seperti keluarga mereka sendiri.

"Pagi juga sayang."

"Pagi juga Lyn."

Lyn hanya tinggal berdua dengan kakaknya di rumah karena kedua orang tuanya sudah lama meninggal sejak ia kecil, dan kakaknya itu sangat disibukkan dengan pekerjaannya jadi jarang bisa berada di rumah. Dan Lyn benci sarapan sendirian jadinya ia selalu berada di sini setiap pagi. Kebetulan rumah Reno tepat berada di sebelah rumahnya.

"Reno! Cepetan turun nak ini Lyn udah nungguin!" teriak Gita yang merupakan ibunda Reno.

Tak lama Reno terlihat menuruni tangga dengan langkah terburu-buru. Reno kemudian langsung duduk di kursi kosong yang berada di sebelah Lyn.

"Pagi Lyn." sapa Reno seperti biasa. Reno kemudian mengambil sandwich buatan ibunya dan langsung melahapnya.

"Ren, kita langsung berangkat sekarang aja yuk." ajak Lyn yang membuat Reno yang tengah makan mengernyit bingung.

"Ini masih kepagian Lyn, masih jam enam kurang. Kamu mau balapan sama satpam?"

"Gapapa ayo kita berangkat sekarang aja, aku lagi kepengen berangkat pagi." rengek Lyn mulai bertingkah seperti anak kecil, kalau sudah seperti ini Reno mana bisa menolaknya.

"Yaudah ayo."

"Yeayy! Sayang Reno deh!"

Reno hanya tersenyum kecut, ia tau Lyn tidak pernah menganggapnya lebih dari sekedar sahabat kecil. Dan ia diam-diam tau alasan Lyn ingin berangkat pagi itu karena apa.

***

"Kalo kayak gini mah percuma aja kita berangkat paling awal, ngapain sih kita harus diem dulu di parkiran kayak gini?" protes Reno karena sejak awal ia datang ke sekolah dan parkir, Lyn tidak memperbolehkannya untuk turun dari motor. Bahkan gadis itu juga terus duduk di atas jok motor masih enggan untuk turun. Jadilah mereka nongkrong di parkiran seperti orang yang kurang kerjaan.

"Tunggu instruksi Lyn dulu baru boleh kita pergi ke kelas."

"Kamu lagi nungguin seseorang ya Lyn?" tanya Reno yang memang sudah gatal ingin bertanya langsung seperti ini.

"Hehe.. iya sih, makanya Reno temenin dulu Lyn disini sampe orangnya dateng."

"Memangnya kalo dia dateng kamu bakal ngapain?"

"Ya nyapa dia lah."

"Memangnya kamu berani?"

"Ya berani lah, Lyn gitu loh."

Reno menghela nafas berat berusaha menenangkan perasaannya yang campur aduk. Ia benar-benar benci ini, situasi dan perasaannya semakin terasa rumit semenjak Lyn mendeklarasikan jika ia tengah menyukai seseorang.

"Tuh dia dateng!" seru Lyn semangat saat sebuah motor ninja hitam memasuki area parkir dan tepat parkir di sebelah motor Reno.

Mata Lyn tambah berbinar saat melihat Hero yang kini tengah membuka helmnya, apalagi saat melihat Hero yang tengah menyisir rambutnya dengan tangan. Dalam hati Lyn terus menjerit-jerit dibuat nya.

"Pagi kak Hero!" sapa Lyn yang membuat Hero menatap ke arahnya. Hero mengernyit bingung, ia rasa ia tidak mengenali gadis yang menyapanya ini.

"Pagi juga, tapi sorry sebelumnya lo siapa ya?"

Ingin rasanya Reno tertawa terbahak-bahak tapi ia coba menahannya karena tidak ingin membuat Lyn semakin tersinggung.

"Aku Lyn, aku yang waktu kemarin-kemarin kakak tolongin waktu aku gak sengaja mau jatuh di tangga." jelas Lyn berusaha membuat Hero mengingatnya.

"Ohh yang waktu itu."

Lyn melebarkan senyumnya mendengar jawaban Hero. Ia sangat senang karena Hero ternyata bisa mengingatnya.

"Salam kenal kalo gitu, lo kelas berapa btw?" tanya Hero yang membuat senyuman Lyn semakin lebar.

"Aku kelas sebelas ipa satu."

"Oh anak ipa."

"Yaudah kalo gitu gue cabut duluan ya." pamit Hero yang kini sudah turun dari atas motornya.

"Eh bentar kak!" cegah Lyn sambil menahan tangan Hero. Gadis itu kini sudah ikut turun dari motor juga.

"Kenapa?" tanya Hero bingung.

Lyn menggigit bibir bawahnya gugup, tapi ia mencoba meyakinkan dirinya agar terus berani.

"Aku boleh minta id Line sama no WhatsApp kakak gak?"

Hero dibuat menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman miring, "Mana hp lo."

Dengan semangat Lyn memberikan ponselnya kepada Hero. Dan selama Hero memegang ponselnya Lyn terus melebarkan senyumannya.

"Nih udah." Hero memberikan ponsel Lyn kembali.

Hero kemudian berbalik untuk berjalan meninggalkan area parkiran tapi lagi-lagi Lyn menahan tangannya lagi.

"Kenapa lagi?" tanya Hero berusaha untuk tetap terlihat ramah meskipun dalam hati ia agak dibuat jengkel.

"Mm aku kemarin udah follow ig-nya kakak, usernamenya yang merlynn20. Jangan lupa di follback ya kak."

"Iya nanti gue follback."

Kali ini Lyn tidak menahan tangan Hero lagi saat pemuda itu melangkah pergi. Sekarang ia malah melompat-lompat kegirangan karena berhasil mengajak Hero berbicara dan meminta kontak pemuda itu.

"Yess! Lyn berhasil yeayy!"


***

vomen ya semua💜💜💜

tambahin ke reading list kalian dan jangan lupa follow akun aku biar gak ketinggalan notif :v

Video Games | Meryl LynnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang