sixteen

17.5K 600 23
                                    

Gara-gara kejadian kemarin Lyn jadi merasa malu sendiri setiap berpas-pasan dengan Hero. Rasanya ia ingin menghilang ditelan dibumi saja, benar-benar memalukan sekali.

"Lo kenapa Lyn pake tutup muka gitu? Aneh banget sih lo." ujar Silvia melihat tingkah Lyn yang terus saja berjalan sambil menutupi wajahnya. Mereka berdua berpas-pasan saat di gerbang, dan kini mereka tengah berjalan menuju ke kelas.

"Ada Kak Hero.. Lyn maluu.." ujar Lyn agak gugup. Ia terus saja menutupi wajahnya.

"Lah lo malu kenapa emangnya? Biasanya juga lo malu-maluin kalo ama Hero." heran Silvia.

"Ish Silvia suka gitu! Lyn gak malu-maluin tauuu!" protes Lyn tak terima.

"Pagi Lyn.." sapa Hero yang tiba-tiba datang menghampiri Lyn. Meskipun wajah Lyn tertutupi oleh tangan tapi tetap saja Hero bisa mengenalinya. Karena memang tingkah Lyn selalu kelihatan mencolok dari yang lainnya, gadis itu selalu bertingkah kekanak-kanakan. Tidak seperti kebanyakan remaja seumurannya yang lebih banyak mencoba hal-hal dewasa.

"P-pagi k-kak Hero.." sapa balik Lyn dengan gugup. Lyn terus saja menutupi wajahnya sambil menundukkan kepala. Ia benar-benar tak berani untuk menatap langsung ke arah Hero sekarang. Pasti wajahnya sudah semerah tomat.

"Lo kenapa Lyn? Kok mukanya ditutup gitu?" tanya Hero penasaran. Ia juga dibuat kebingungan dengan tingkah Lyn.

"G-gapapa kk-kok kak.."

"Seriusan gapapa? Atau jangan-jangan lo sakit?"

"G-gak kok kak.. Lyn baik-baik aja.."

Silvia sedaritadi terus mati-matian menahan tawanya agar tidak keluar. Ia ingin menertawakan sahabatnya sekarang tapi ia tidak sampai sejahat itu, agak iba juga melihat Lyn yang terlihat segugup itu di depan Hero.

"Bibirnya lagi bengkak kak gara-gara digigit semut, makanya dia nutupin wajahnya terus. Kita duluan ya kak." setelah berkata seperti itu pada Hero, Silvia langsung menarik tangan Lyn dan melanjutkan langkah mereka lagi menuju kelas.

"Ihh kenapa kamu pake bilang kalo bibir Lyn ini lagi bengkak segala sih!! Mana bilangnya gara-gara digigit semut lagi!! Kan Lyn malah jadi tambah maluu!!" kesal Lyn menyuarakan protesannya pada Silvia saat mereka berdua telah berada jauh dari Hero.

"Harusnya lo itu berterima kasih karena udah gue tolongin, coba kalo gue gak ngomong kayak tadi. Mungkin lo udah pingsan saking gugupnya lo ketemu Hero."

"Ya tapi kan alasan kamu tadi gak elit banget!! Lyn malah jadi tambah malu lagi kalo ketemu kak Hero lagi nanti huaaaa!!"

"Ya abisnya suruh siapa pake tutup-tutupin muka segala, gue kan cuman nolong lo."

"Lyn kan maluu jadinya Lyn tutupin muka!"

"Emangnya lo pake malu segala kenapa sih? Biasanya juga malu-maluin kan?"

Lyn menghela nafas, ia kemudian menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Mencoba membuat dirinya terasa lebih tenang.

"Jadi kemarin kan Lyn pulang pake g*jek, terus pas Lyn lagi nungguin abang g*jeknya kak Hero tiba-tiba nyamperin Lyn terus ngajakin pulang bareng. Lyn sebenernya mau banget pulang sama kak Hero tapi Lyn gak enak sama abang g*jeknya soalnya dikit lagi mau nyampe. Terus pas abang g*jeknya dateng dan dia tiba-tiba nanya gini ke Lyn.." Lyn menarik nafas sejenak sebelum melanjutkan perkataannya.

"Adek jodohnya Hero ya? Terus dia nanya lagi, adek usernamenya namanya jodohnya Hero kan? Dan itu posisinya kak Hero masih ada di sebelah Lyn! Huaaaaa Lyn malu bangeett!!"

Video Games | Meryl LynnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang