eighteen

16.6K 456 16
                                    

Dimohon vote dulu sebelum membaca!😳😳😳









"Aku cariin kamu ternyata kamu ada disini."

Hero terus memeluk Lyn dari belakang dan malah semakin mengeratkan pelukannya lagi. Hero kembali mengecupi pipi Lyn, setelah itu pandangan matanya menatap ke sosok wanita yang tengah menatapnya kesal.

"A-aku diajak temen kakak kesini." jawab Lyn gugup.

"Siapa?" tanya Hero pura-pura tidak tahu.

"Ini, kak Lauren." jawab Lyn sambil menunjuk Lauren yang berdiri di sebelahnya.

Hero menarik sebelah sudut bibirnya membentuk senyuman miring, ia menatap Lauren dengan tatapan sinis.

"Aku gak kenal dia. Ayo kita pergi dari sini." Hero lalu menarik tangan Lyn dan membawanya pergi dari kerumunan Lauren dan yang lainnya.

Hero membawa Lyn ke meja billiard, Hero kemudian membuka jasnya dan memakaikannya pada punggung Lyn.

"Lo bisa main billiard gak?" tanya Hero sambil mulai menggulung lengan kemejanya ke atas.

Lyn menggeleng, "Gak, aku gak pernah main ini."

"Kalo gitu gue bakal ajarin lo. Pertama-tama, lo liatin gue dulu gimana cara mainnya." Hero lalu memgambil cue stick dan mengusap-usapnya ujungnya sebelum mulai mengarahkannya.

Hero lalu mulai membidik bola dan memasukkannya ke dalam lubang. Dan dalam sekali bidikan Hero berhasil memasukkan beberapa bola sekaligus. Sontak saja hal itu membuat Lyn terkagum-kagum.

"Mau coba?" tawar Hero pada Lyn.

Awalnya Lyn merasa ragu, namun karena Hero yang menawarkannya maka Lyn tidak bisa menolak. Lyn lalu mengangguk semangat.

"Kalo gitu sini, biar gue ajarin langsung." Hero menyuruh Lyn agar mendekat kepadanya. Lyn lalu melangkah mendekat ke arah Hero dengan gugup.

"Pegang ini." Hero memberikan cue stick nya pada Lyn dan Lyn hanya menurut.

Hero lalu berdiri di belakang Lyn, tepat menempel dengan punggung Lyn. Ia lalu menyuruh Lyn untuk membungkuk dan memasang posisi tangannya.

Karena posisi membidik Lyn salah, Hero ikut membungkuk di belakang Lyn yang otomatis membuat tubuhnya memeluk Lyn dari belakang. Hero lalu meraih kedua tangan Lyn untuk membenarkan posisi membidiknya.

"Pegang pangkal stick nya pake tangan kanan, terus tahan ujungnya pake tangan kiri. Inget, bridge atau kuda-kuda tangannya harus kuat. Kita juga harus fokus sama bola mana yang bakalan kita masukkin." jelas Hero.

Bukannya fokus, namun Lyn semakin merasa gugup dan fokusnya selalu buyar karena posisinya dan Hero sekarang. Di tambah wajah Hero berada sangat berdekatan dengan wajahnya dari samping.

Dan Lyn tidak bisa menahan dirinya agar menatap ke arah wajah Hero. Menyadari Lyn tengah menatapnya, Hero balik menatap ke arah Lyn sehingga hidung mereka bersentuhan. Sontak nafas Lyn dibuat tercekat berada sedekat ini dengan wajah Hero. Ditambah Lyn jadi bisa merasakan hembusan nafas Hero yang menyapu wajahnya.

Hero tersenyum manis, "Liat ke arah bolanya manis."

Blush.. bersamaan dengan pipinya yang merona, Hero mengarahkan tangan Lyn untuk melakukan bidikan. Dan bidikan tersebut berhasil memasukkan bola lagi.

"Woah masuk!" takjub Lyn tak percaya. Padahal Hero yang membuatnya berhasil membidik bola tepat sasaran.

Hero terkekeh pelan, entah kenapa namun sekarang ia tidak bisa menyangkal bahwa Lyn ternyata cukup menggemaskan.

Video Games | Meryl LynnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang