two

42.4K 724 31
                                    

Lyn sekarang tengah asyik melamun sendiri ditengah-tengah penjelasan dari pak Agus di depan. Lyn terus sibuk dengan pikirannya yang terus menerus memikirkan Hero. Lyn terus terbayang-bayang dengan wajah dan senyumannya pemuda itu saat di kantin tadi.

"Ganteng.." gumam Lyn sambil terus tersenyum-senyum dengan pandangannya yang terus terarah ke depan.

Silvia yang sedaritadi terus memperhatikan Lyn langsung dibuat shock, "Wahh Lyn.. jadi lo dari pagi senyam-senyum terus gara-gara mikirin pak Agus?!!"

"Hah?! Lyn mikirin saya terus?"

Sontak semuanya langsung menatap ke arah Lyn termasuk pak Agus yang juga masih agak shock.

"Lyn kamu suka sama bapak?! Ya ampun Lyn bapak sama sekali gak nyangka. Maaf ya Lyn meskipun kamu imut kayak Kucinta Luna tapi bapak udah punya istri." ujar pak Agus yang mulai kepedean.

"Ihh Via kamu apa-apaan sih! Lyn kan gak lagi mikirin pak Agus!" kesal Lyn pada Silvia karena sekarang anak-anak tengah menertawakannya.

"Ya abisnya tadi lo ngelamun sambil senyam-senyum terus, mana natepnya ke arah pak Agus lagi. Gue kira lo lagi kasmaran sama pak Agus, terus juga tadi lo nyebut ganteng ke pak Agus." ujar Silvia yang tak terima Lyn salahkan. Sontak semuanya dibuat tambah tertawa.

"Lyn itu nyebut ganteng bukan buat pak Agus tau! Sotoy banget sih kamu!" kesal Lyn tak kalah terima.

Pelajaran lalu dilanjutkan lagi saat kesalahpahaman Lyn teratasi. Dan setelah pelajaran pak Agus sudah berakhir, banyak murid-murid terutama anak  perempuan yang langsung mengerumuni bangku Lyn.

"Lyn tadi lo lagi ngelamunin siapa dong?"

"Lyn lagi jatuh cinta sama seseorang ya?"

"Ciee Lyn udah gede."

"Kasih tau orangnya dong Lyn, siapa tau kita bisa bantu."

Semua orang di kelas langsung antusias karena Lyn merupakan sosok yang jarang tertarik kepada laki-laki.

"Kalian kepo ih!" ujar Lyn yang tidak mau memberitahu.

"Yah lu mah gak seru Lyn."

"Ayo lah kasih tau kita-kita Lyn! Kita kan keluarga! My family my team!"

"Lu kira gen gledek apa?!"

"Gak ah! Udah sana kalian bubar!  Lyn gak lagi jatuh cinta sama siapa-siapa kok, dari dulu Lyn cintanya cuman sama akang Shawn Mendes ajah."

"Yahh mulai lagi halunya nih bocah."

"Gak asik lu Lyn, udah ah kita keluar aja."

Lyn langsung bernafas lega saat teman-teman kelasnya itu sudah tidak mengerumuni bangkunya lagi. Tapi kelegaannya itu tidak bertahan lama saat Lyn mendapati Silvia tengah menatapnya tajam.

"Via kenapa?" tanya Lyn pura-pura tidak tahu penyebab Silvia menatapnya tajam.

"Lo hutang cerita ama gue! Cepet ceritain lo lagi suka ama siapa atau gue sebarin ke kelas lain kalo lo emang beneran naksir ama pak Agus!" ancam Silvia yang membuat Lyn mau tak mau harus membuka mulut.

Kenny yang biasanya cuek pun sekarang sudah duduk di samping Lyn, pemuda itu juga ikut penasaran. Jadilah kini Lyn duduk dihimpit oleh Kenny dan juga Silvia. Ditambah Reno yang ternyata masih setia duduk di bangkunya yang berada di belakang.

"Lyn gak lagi jatuh cinta kok." ujar Lyn berusaha menutupi.

"Lo gak jago bohong wahai anak ayam kuh, ngaku sebelum gue pelintir tete lo!"

"Via galak bener ih! Lyn jadi takut nih."

"Hehe.. yaudah ayo sayangku cintaku.. cepetan cerita lo ini lagi naksir sama siapa." ujar Silvia menahan gemas ingin menonjok wajah polos Lyn.

"Lyn lagi suka sama kakak kelas."


"ALHAMDULILLAH YA ALLAH AKHIRNYA LYN UDAH GEDE!" seru Silvia bahagia sambil melakukan sujud syukur ke lantai. Kenny yang melihat tingkah gila pacarnya hanya pura-pura tak melihat.

"Kamu naksir siapa Lyn?" tanya Reno dari belakang.

"Kak Hero anak dua belas IPS dua. Waktu itu dia nolongin Lyn yang mau jatoh di tangga, terus Lyn langsung jatuh cinta pada pandangan pertama sama dia." ujar Lyn sambil tersenyum cerah.

PLAK!

"AWW! KOK LYN MALAH DITAMPAR SIH?!" kesal Lyn saat Silvia malah tiba-tiba menamparnya. Silvia kini terlihat sangat marah sekali seperti induk beruang yang anaknya diambil.

"Ya jelas lah gue marah! Lo gak tau ya Hero itu siapa?!"

"Gak usah pake nampar juga bisa kan!"

"Harus lah! Biar lo tau Hero itu siapa!"

"Gak mau denger dan gak mau peduli!" Lyn menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya. Ia menjulurkan lidahnya mengejek ke arah Silvia yang terus saja mengomelinya.

***

Semenjak tertarik dengan Hero, Lyn sering berada di luar kelas dibanding berada di dalam. Ia bahkan tidak memperdulikan Silvia yang tengah mendeklarasikan perang dingin dengannya.

"Kenny, kita keliling sekolah yuk?" ajak Lyn pada Kenny yang terus asyik dengan ponselnya. Mereka kini tengah duduk di tempat duduk yang menempel pada dinding depan kelas.

"Ajak Via aja gih, gue lagi sibuk nih."

Lyn mendesah kecewa mendengar respon Kenny. Mana mau sahabatnya yang tengah marah dengannya itu mau diajak berkeliling sekolah.

"Eh Reno! Kamu mau kemana?" tanya Lyn saat melihat Reno yang baru keluar kelas.

"Ke ruang OSIS, kenapa emangnya?"

"Ikut~"

"Yaudah ayo."

Lyn langsung tersenyum cerah dan langsung merangkul lengan Reno. Mereka kemudian berjalan beriringan ke arah ruang OSIS, kebetulan ruangan tersebut berada di antara koridor kelas dua belas.

"Tumbenan kamu mau ikut ke ruang OSIS." ujar Reno di tengah-tengah langkah mereka.

"Gapapa, cuman pengen numpang nge-wifi aja sih sebenernya." bohong Lyn menutupi niatnya yang sebenarnya.

"Dasar gak modal!" ujar Reno sambil mengacak gemas rambut Lyn.

"Biarin, selama ada gratisan kenapa enggak?"

Sesampainya di ruang OSIS, Reno langsung berbincang-bincang dengan anak OSIS yang lainnya. Sedangkan Lyn kini terus menatap ke arah pintu dimana di luar sana terlihat Hero dan teman-temannya yang tengah asyik berbincang.

Lyn tersenyum kecil, pemuda itu benar-benar tampan dan menarik.


***

part Hero nya belum banyak

Sabar ya wkwk

Video Games | Meryl LynnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang