“Mama!” Aku berlari memeluk mama saat memasuki butik, mengabaikan pandangan para pegawai, pemilik butik dan Tante Samantha yang menatapku dengan penasaran, sedangkan Leo berjalan di belakangku menghampiri dengan santai.
“Becca, kok kamu jadi manja, gini? Enggak malu apa sama Tante Samantha dan Rey, Sayang?” bisik mama lembut. Aku tidak peduli dan malah semakin menenggelamkan diriku, memeluk mama semakin erat. Entahlah, setelah percakapan dengan Leo tadi di mobil, tiba-tiba membuatku menjadi melankolis.
“Rey, kamu apain, Becca?” Tante Samantha bertanya pada Leo.
“Enggak Rey apa-apain, kok, Ma.”
“Awas, ya, kamu, Rey, kalo sampai Becca minta batal nikah sama kamu, Mama pecat kamu jadi anak Mama.”
“Lah … kok jadi Rey yang disalahin, sih, Ma. Rey enggak tau apa-apa gini. Kenapa Mama enggak tanya langsung ke Becca aja.”
Tante Samantha menghampiriku dan bertanya, “Becca, Sayang, kamu diapain sama Rey?”
Aku melepas pelukanku pada mama, berbalik menatap Tante Samantha. Sebuah ide tiba-tiba muncul di kepalaku.
“Rey tadi ngejahilin Becca, Tante.”
“Ngejahilin?” Tante Samantha bertanya balik tak mengerti, sedangkan Leo mendelik menatapku.
“Iya, tadi Becca ditinggal Rey pas pulang sekolah. Untung aja ada Grey yang baik hati mau nganterin Becca,” jawabku berbohong. Tidak sepenuhnya berbohong, sih, karena kenyataannya dari sekolah ke kafe tempat kami kumpul tadi, aku memang berangkat bersama Grey, sementara Leo dengan Diana. Baru dari kafe ke butik, Leo bersama denganku.
“REY!” Tante Samantha kini berbalik menatap Leo, aku memeletkan lidahku pada Leo yang menatapku tajam.
“Ma—”
“Kamu biarin calon mantu Mama dianter sama cowok lain? Kalo calon mantu Mama entar diambil sama orang lain, gimana ? Gimana, sih … kan, Mama udah nitip Becca buat kamu jagain.”
“Ma, itu Grey, temen Rey yang sering main ke rumah. Lagian Beccca bo—”
“Kalo Grey suka sama Becca gimana? Kamu tahu, kan, sekarang tuh banyak yang nikung pasangan, sahabat sendiri bisa aja loh nikung kamu, Rey.” Lagi-lagi Tante Samantha memotong ucapan Leo.
“Ma, Grey enggak mungkin suka sama Becca. Mustahil banget Grey bisa suka sama Becca. Lagian cukup Rey aja, cowok satu-satunya yang mau jadi calon suami Becca. Grey itu sukanya sama Di ….” Leo menggantungkan kalimatnya. Aku penasaran siapa orang yang disukai Grey.
Kulihat Leo membuang napas kasar. “Pokoknya mustahil, deh, Grey suka Becca. Becca itu bukan tipe Grey, Ma.”
***
“Ya, ampun, Becca. Kamu cantik banget, Sayang.” Tante Samantha memujiku yang memakai kebaya putih, mama tersenyum mengangguk setuju. Saat pertama kali melihat kebaya itu, aku memang sudah langsung jatuh cinta. Dan ternyata kebaya ini memang sangat pas di tubuhku.
“Belum dipoles aja udah cantik gini, apalagi kalo udah di-make up dikit, pasti kamu tambah cantik. Iya enggak, Rey?” Aku menoleh kepada Leo sambil tersenyum lebar menunggu komentar dari Leo dengan harap-harap cemas. Apa Leo akan suka dengan kebaya yang akan kupakai? Tunggu … kenapa aku jadi menantikan komentarnya?
“Biasa aja. Semua cewek, kan, memang cantik, Ma.” Wajahku yang tadi tersenyum lebar perlahan luntur mendengar komentar Leo. Bibirku mengerucut kesal. Apa Leo sama sekali tidak bisa memujiku sedikit? Apa bibirnya itu tidak bisa mengatakan sedikit saja bahwa aku cantik? Kenapa aku malah menjadi sebal, sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage [✓]
ChickLitRebecca, gadis berusia 16 tahun terpaksa menikah dengan pria sebaya nya oleh karena perjodohan gila yang dilakukan orang tua mereka berdua. Akankah pernikahan itu akan berlangsung lama? Highest ranking : #1 in ChickLit #2 in ChickLit