Diperjalanan menuju sebuah resto aku hanya diam saja menatap wajah Dzaki yang tengah mengendarai mobil Ferrari Pininfarina sergio miliknya. Yang kabarnya hanya ada 6 buah mobil seperti itu di dunia ini.
Terlihat dari samping wajahnya sangat sempurna dengan pahatan yang sangat detail. Mulai dari rambut hitamnya yang pekat dengan dahi yang pas dan manik hitam di matanya yang tajam lalu hidung mancungnya dan rahang tegas milik Dzaki.
Kadang aku merasa seperti wanita paling beruntung di dunia karena bisa bersanding dengan lelaki hampir sempurna seperti Dzaki.
Bahkan papah sangat menyukai Dzaki karena suara adzannya sangat merdu untuk di dengar.
Tanganku menopang dagu ku untuk mempertahankan posisiku menatap Dzaki saat ini.
Hingga tiba-tiba Dzaki berhenti di depan sebuah masjid.
Aku masih diam saja.
"Dek, kita sholat maghrib dulu ya disini"
Bukannya menjawab aku malah diam saja dan tersenyum.
Dzaki bingung karena aku tak kunjung keluar dari mobil.
"Dek? Lagi gak sholat ya?"
"Sholat kok a"
"Yaudah yuk buruan"
Kemudian aku dan Dzaki segera mengambil wudhu dan menunaikan sholat bersama dengan jamaah yang lain.
"A, kak Sena sama mbk Rena ada di rumah" ucapku
"Owh gitu, apa kamu mau pulang cepet aja?"
"Mm, gimana kalo kita makan di rumah aja bareng sama mamah papah kak Sena sama mbk Rena. Biar rame. Tapi kita beli makan diluar tadi mamah juga nitip sate mang udin"
"Iya sayang, yaudah kita beli makan dulu yuk"
Aku hanya mengangguk senang
"Kamu mau makan apa? " Tanya Dzaki sambil menjalankan mobil nya.
"Mm, seblak a"
"Hah? Apa dek? Seblak?"
"Iya a"
"Apa itu? "
"Makanan a ih"
"Ya maaf aa kan ga tau, yaudah tempat nya di mana? "
"Lurus aja terus belok kiri nanti ada pedagang kaki lima"
"Tapi higienis kan dek? "
"Insya allah a"
Tak lama kami berdua sampai di tempat pedagang kaki lima.
"Beli berapa na?"
"2 aja a"
"Kamu duduk sini aja. Biar aku yang pesen"
Setelah nya Dzaki pergi memesan seblak yang aku inginkan dan tak lama kemudian kembali lagi.
"Udah a?"
"Udah, lagi di buatin" jawab Dzaki sembari duduk di samping ku.
Setelahnya Dzaki sibuk memperhatikan bagaimana tukang seblak itu membuat seblak.
"Dek, emang gitu ya? Kok ada kerupuk mentah nya? "
"Kok langsung di campur gitu sih? "
"Itu mi instan juga ya? "
Aku hanya diam mendengar pertanyaan beruntun dari Dzaki. Biasalah over protective mode on.
"Anna, jangan bilang itu pedes? "
Yah mampus😌 Kalo Dzaki udah manggil aku Anna ga bisa bohong.
"I-iya a" jawab ku sedikit pelan.
Dzaki pun segera menghampiri penjual seblak tersebut.
"Pak? Itu tadi pedes ya? Bikinin 2 lagi yang ga pedes "
"Siap mas, berarti jadi nya 3 ya"
Dzaki hanya mengangguk .
"Dek? Lain kali kalo mau beli makanan pedes mending bilang dulu ke aa jangan gini ya, kalo sampe mamah tau malem malem kamu makan pedes pasti dimarahin" ucap Dzaki seraya tersenyum manis pada ku .
Fyi aja ya. Dzaki itu gak akan nyentuh aku seujung kuku pun kalau bukan karena ada beberapa alasan nya. Kata dia sih dosa belum sah.
Contoh aja nih. Kaya waktu itu aku sama Dzaki lagi ke taman trus tiba-tiba ada anak kecil yang bawa sepeda gak ada rem ngebut banget dari arah belakang ku Dzaki yang tau akan hal itu langsung ngelindungin aku dengan menarik aku ke pelukan nya. Kalo lagi jalan gini aja Dzaki gak pernah gitu pegang tangan ku. Jadi kesimpulan nya simpulkan sendiri yah😊
Setelah membeli beberapa makanan seperti seblak milik ku, masakan padang, sate mang udin dan beberapa makanan dari restoran. Aku dan Dzaki segera pulang dan tak berselang lama kami berdua sampai di rumah ku.
Terlihat ada sebuah mobil hitam yang terparkir di depan rumah dan sudah bisa di pastikan kalau itu mobil Kak Sena dan mbak Rena .
"Assalamualaikum" ucap kami bersamaan.
Dan terdengar suara dari arah ruang makan.
"Waalaikumsalam "
Aku dan Dzaki segera menghampiri mamah, papah, kak Sena dan mbak Rena.
"Pesenan mamah ada dek?"
"Ada mah" ucapku seraya mengangkat kantong plastik yang berisi makanan.
"Yaudah duduk, Dzaki sekalian makan malam di sini aja ya " Tawar mamah
"Iya mah " jawab Dzaki dengan senyum sopan nya.
"Mbk Rena apa kabar? Lama ih ga ketemu. Kangen " ucapku sembari memeluk kakak ipar ku itu.
"Mbk juga kangen sama kamu na"
Tiba-tiba ada suara yang mengganggu pendengaran ku.
"Gak kangen sama kakak ni? " Tanya kak Sena.
Aku menatap nya sebentar
"Gak, kakak ngeselin" ucapku kemudian pergi ke dapur dan disusul oleh mbak Rena.
Dzaki dan papah hanya terkekeh melihat tingkah ku. Udah mau nikah tapi masih kaya anak kecil pikir mereka kali.
Di dapur aku, mamah dan mbak Rena nyiapin makanan dan di bawa ke meja makan.
Trus kita semua makan malem bersama.
Tiba-tiba papah nanyain papih (ayah nya Dzaki )
"Kabar nya pak Ahmad gimana ki?"
"Alhamdulillah pah mamih, papih kabarnya baik semua"
"Oh iya be the way , Oliv masih sering dapet Job di luar negeri? " ini mamah yang tanya .
"Masih mah, tapi udah ga sesering dulu. Kalo di luar negeri lebih sering jadi tamu undangan aja. " jelas Dzaki
Akhirnya kami semua sudah selesai makan dan Dzaki segera pamit pulang karena sudah mulai larut malam.
"Aa pulang dulu ya dek "
"Iya a ati - ati ya"
"Assalamualaikum "
"Waalaikumsalam "
Setelah itu Dzaki segera mengendarai mobil nya pulang.
Tbc♡
29 JUNI 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dzaki✔
RomanceHai, namaku Layla Anna Malik seorang mahasiswa UI semester akhir. Aku adalah seorang wanita yang cukup beruntung karena aku dapat bersanding dengan lelaki nyaris sempurna bernama Dzaki. 3 kata untuk Dzaki; Tampan, mapan, dan pintar. Ini adalah kisa...