20🎀

71 4 0
                                    

Setelah semalam aku dan a Dzaki bercerita soal keluarga kami pagi ini kami memutuskan untuk tidur lagi setelah sholat subuh hingga kami terbangun pukul 7 pagi bahkan mamih sampe nelpon dikiranya kita lembur.

Udah isi mih. Ngapain lembur lagi!

Aku dan a Dzaki turun untuk sarapan pagi. Namun sudah tak ada lagi manusia dimeja makan utama. Lantas aku dan a Dzaki hanya mengenyrit bingung.

Tak ambil pusing dengan keadaannya aku dan a Dzaki segera memakan sarapan kami.

"Aa, ga ngantor?" Tanya ku sambil mengunyah buah apel yang sudah a Dzaki kupaskan untukku.

"Enggk sayang. Mau fulltime sama kamu"

Kaya ABG baru pacaran aja si aa.

Pengen banget aku ngomong gtu:)

Tapi yaudahlah seharusnya aku seneng karena punya suami kaya a Dzaki.

"Hari ini jalan-jalan yuk dek" ajak a Dzaki.

Tumben banget kan yaa..

"Apa kantor ga akan terbengkalai kalo kita pergi sehari?" Tanya ku khawatir terlebih lagi semenjak aku hamil a Dzaki sering mengambil cuti.

Namun aku pikir apa masalahnya suamiku seorang CEO berarti masih banyak Main direktur dan manager yang akan menanganinya.

"Soal perusahaan aa udah serahin sementara ini ke Sam"

Si Saman itu? Oh ayolah meskipun dia adalah orang kepercayaan a Dzaki dalam mengurus perusahaan tapi aku tak benar-benar menyukainya.

"Emuang mawu kemanua a?" Aku agak kesulitan bicara karena baru saja menggigit potongan besar.

A Dzaki mencubit pelan pipi ku.

"Nanti kamu juga tau sendiri"

Ih apaan coba. A Dzaki mencoba menutupi sesuatu dariku. Mengesalkan! Untung tampan! :)

Setelahnya kami benar-benar beranjak pergi dari rumah. Namun kali ini tak hanya berdua melainkan Mark si tukang pengekor atau sering aku sebut sebagai Markus itu bergabung bersama kami.

Kalau saja kalian tau. Mark adalah putra pak Bram dan jelas saja dengan mudah ia mendapatkan kepercayaan a Dzaki. Dan yang membuatku kesal adalah karena Markus itu selalu mengekori ku kemanapun aku pergi. Jika aku tak menyadarinya.

Baiklah itu bagus!

Tapi apa?!
Dia bahkan selalu tercyduk olehku saat sedang membuntuti ku. Heiss pengawasan macam apa itu!

Heol! Tapi aku tak meragukan kesetiaan dan pengabdiannya pada keluarga ini.

Bahkan dengan terang-terangan ia selalu berkata bahwa ia akan menjauhkan segala hal yang mengancam keluarga ini. Bahkan jika perlu ia akan mengorbankan nyawanya sendiri. Sangat tragis jika itu benar-benar terjadi!

Aku menyandarkan kepalaku pada dada bidang a Dzaki dan memeluk pinggang nya posesif.

Hah? Bukan kan ini terbalik?

Aku tak peduli. Yang aku pedulikan hanya bagaimana cara membuat diriku merasa nyaman.

Sedikit egois tidak berlebihan bukan?

Aku memejamkan mataku tatkala a Dzaki terus menerus mendaratkan ciuman nya pada kepalaku. Hingga mungkin Mark  yang menyaksikannya secara langsung merasa sedikit geli. Persetan dengan semua itu :)

Hingga tiba-tiba mobil a Dzaki terhenti disebuah rumah besar nan mewah. Warnanya yang tenang menambahkan kesan elegan pada rumah ini.

Aku mengenyrit bingung dan menyatukan kedua alisku. Tatapan ku beralih kepada a Dzaki.

My Dzaki✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang