6🎀

98 7 0
                                    

"Dek! Buruan berangkat!"

Suara mamah menggema di seluruh penjuru rumah karena aku tak kunjung keluar dari kamar ku.

Aku benar-benar gugup untuk menghadapi sidang skripsi ku hari ini.

"Dek, ayo berangkat" ucap mamah sambil membuka pintu kamar ku Kemudian duduk di samping ku.

"Kenapa? Gugup ya? Mamah dulu juga gitu kok dek," ucap mamah seraya mengusap lembut kepalaku yang terbungkus dengan jilbab berwarna khaki dengan pelan. Sedangkan aku mulai tertarik mendengar cerita mamah.

"Dulu, pas mamah mau sidang skripsi S1 mamah, mamah gugup pake banget. Tapi almarhumah nenek kamu selalu pesen sama mamah, begini kata beliau "nak, apapun yang kamu hadapi ntah itu baik, buruk, kamu harus tetap yakin dan percaya bahwa kamu bisa dan mampu untuk menghadapi nya. Lawan semua rasa takut mu" karena kata-kata beliau mamah jadi merasa kenapa mamah harus takut?. Kamu juga ga boleh takut. Sekarang yakinin dulu hati kamu baru kita berangkat" ucap mamah seraya mengusap lembut kepalaku dan beranjak pergi.

"Iya mah, aku yakin!" Ucapku disela langkah kaki mamah.

Mamah berbalik arah dan tersenyum padaku.

Aku menghampirinya dan merangkul lengan wanita cantik yang menjadi panutan hidupku.

Kami berjalan beriringan dan betapa terkejutnya aku karena diruang tamu sudah terdapat seluruh anggota keluarga ku dan keluarga Dzaki.

Ada papah , kak Sena, mbk Rena, Mamih , a Dzaki dan papih.

"Loh? Pada kumpul?" Tanya ku spontan

"Iya dong, kan Nana mau sidang" ucap mamih seraya menghampiri ku.

Kemudian aku mencium tangan beliau dan dilanjutkan dengan mencium tangan papih dan terakhir papah.

"Jadi ga enak" ucap ku

"Udah, gpp. Kan ini hari pentingnya Nana" ucap mamih

"Yaudah yuk berangkat keburu siang" ucap papih.

Kemudian kami semua berangkat menuju kampus ku.

Aku bersama kedua orang tua ku , mbk Rena dan kak Sena. Lalu kedua orang tua Dzaki dan Dzaki mengendarai mobil sendiri.

Sekitar 30 menit sebelum sidang kami semua sampai.

Aku turun dari mobil sedikit gugup. Kemudian kami berjalan menuju gedung tempat aku akan menjalani sidang skripsi ku nantinya.

Di depan gedung kulihat sudah banyak para mahasiswa bersama keluarga mereka sedang menunggu mulainya sidang.

Aku mendapat urutan nomor tiga. Dan tak berapa lama sidang pun dimulai.

Aku sangat gugup, keringat dingin mengucur di dahiku. Tanganku mulai dingin dan mamah tak henti-hentinya menggenggam tangan ku untuk memberi kekuatan padaku. Aku sangat takut jika aku lupa materi ku. Kulihat sekeliling, Dzaki memberi ku semangat melalui senyum dan tatapan matanya. Semua orang kini menatapku dengan senyuman terbaik mereka. Memberi ku kekuatan untuk menjalani sidang skripsi ku.

"Nomor urut 3, Layla Anna Malik" panggil seseorang.

Tanganku bergetar, perlahan aku bangkit dan berjalan menuju ruangan. Hingga sampai didepan pintu aku berbalik.

"Do'ain aku mah, pah, mih, pih, a, kak, mbk. Semoga sidang ku sukses" ucap ku

Serentak menjawab "Amin!"

Aku membuka knop pintu dan kulihat sejejer dosen killer , perlahan aku berjalan di hadapan mereka. Rasanya jantungku ingin melompat keluar dari tempat nya.

My Dzaki✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang