19🎀

51 3 0
                                    

Setelah kejadian tadi aku dan a Dzaki langsung masuk kamar dan membersihkan diri masing-masing.

Setelah itu kami tak langsung tidur. Meski aku sudah berada dalam pelukan suamiku itu namun mata kami tak kunjung terpejam. Hingga sebuah pertanyaan terlintas di benakku.

"A?"

"Hm"

Apa itu? Bukan sebuah jawaban melainkan hanya gumaman.

"Gimana bisa mamih bertahan disamping papih yang sedingin kutub Utara itu?"

Aku melepas pelukan a Dzaki dan menatap matanya yang kini juga sedang menatap ke arah ku.

"Cinta"

Satu kata yang diucapkan a Dzaki menjawab semuanya. Namun rasa haus akan keingintahuan ku semakin menjadi.

"Tapi bagaimana mungkin papih yang bahkan tidak peduli dengan sekitarnya bisa mencintai mamih? Dan mamih bagaimana caranya ia mencintai lelaki sedingin itu?" Tanya ku menuntut

"Duduk sayang. Akan aa ceritain semuanya dari awal" pinta a Dzaki

Aku kemudian duduk tapi tak berhenti disitu tentang pertanyaan yang aku ajukan kepada a Dzaki.

"Kalo boleh. Aku juga pengen tau dong a. Gimana terbentuknya keluarga Alfarizi secara lengkap!" Lagi-lagi aku menuntut sesuatu.

A Dzaki hanya menghela nafas pelan. Ia tau bahwa malam ini ia akan lembur menceritakan dongeng untuk istri kecilnya.

"Aa mulai ya" ucap a Dzaki

Dan aku hanya mengangguk semangat.

"Tapi habis ini gantian yaa. Ceritain gimana mamah sama papah bisa bersatu?"

"Ay ay ay kapten"

A Dzaki memulainya.

"Dulu dimasa muda mamih dan papih tepat diusia mereka 17 tahun. Mamih yang saat itu dikenal sebagai gadis yang tak pernah takut dengan apapun dan selalu menantang dirinya menyatakan kekaguman nya kepada papih"

"Wow itu jadi mamih dulu yang mulai?"

"Ya, bisa dibilang begitu"

"Lanjut a"

"Tapi papih ga pernah peduli sama kehadiran mamih. Yg papih peduliin cuma prestasi nya. Hingga akhirnya tiba dimana kakek di tuduh kedua saudaranya kalo kakek katanya menggelapkan uang perusahaan dan dengan telak kakek diancam tidak akan mendapat uang sepeser pun. Disaat itu bertepatan di hari ulangtahun papih yang ke 18 tahun. Disaat yang bersamaan ada bahagia dan juga ada air mata. Papih memutuskan untuk pergi dari rumah membawa almh nenek beserta papih. Disaat seperti itu kesetiaan seseorang diuji. Dan nyatanya ketika papih ditindas dn dibully oleh teman-teman satu sekolahnya hanya mamih yang berada disampingnya. Mensupport papih melindungi papih dan menjaga papih. Disaat seperti itu papih menyadari arti penting mamih ada disampingnya. Meski dengan gengsi yang tinggi papih mengucapkan terimakasih kepada mamih"

"Cuma itu doang a?"

" masih ada lagi sayang"

"Iya-iya lanjut!!"

"Tapi papih terlambat menyadari perasaannya pada mamih. Hingga tiba saatnya dimana mamih akan melanjutkan studi ke Paris. Demi mengejar hobby modellingnya. Sedangkan papih yang saat itu membantu kakek merintis usaha dari nol dengan membeli sebuah perusahaan properti yang sudah bangkrut dengan sisa uang mereka. Ya meski banyak juga yang meragukan bahkan terang-terangan mencaci mereka. Bahkan kakek sudah tidak dianggap dalam keluarga Pangestu dan melepas nama Pangestu dibelakang nama kakek karena itulah nama kakek hanya Fariz dan hal itu juga dilakukan oleh papih. Waktu terus berlalu hingga papih merasa kehilangan sesuatu yang berarti dalam hidupnya dan akhirnya papih menyadari perasaannya pada mamih ia bahkan bertekad mencari mamih bertepatan dihari wisuda nya disaat itu juga papih terbang ke paris setelah mendapat izin dari kakek dan nenek. Dan di paris juga papih melamar mamih"

"Wow amazing banget a!"

Aku sangat kagum dengan kisah cinta mamih dan papih.

"Aa udah selesai. Giliran kamu nih" ucap a Dzaki menuntut ku balik

"Yah a ga seru. Mamah sama papah cuma dijodohin doang"

"Trus mamah sama papah terima gtu aja perjodohan mereka?"

"Kalo mamah sih enggak karena waktu itu mamah punya pacar dan kalo papah sih iya aja. Aa tau kan gimana santuy nya papah Malik papah mertua aa itu? Bahkan dulu nenek bilang kalo nenek ngiranya papah itu udah ga normal. Sadis banget kann! Jadi mamah itu firts love and Last for papah"

Aku sudah menceritakan semua hal yang aku tau. Dan dia? Suamiku? Malah menatapku dengan senyuman nya diiringi kekehan kecil.

"Ada yang lucu a?" Tanya ku karena akh merasa sedikit bingung.

"Enggk sayang" ucap a Dzaki sambil kembali merebahkan dirinya dengan bertumpu satu tangan untuk menahan kepalanya.

Kemudian ia menepuk tempat disebelah nya.

"Sini sayang" ucap a Dzaki lembut seperti biasanya.

Aku mengikuti nya dan berbaring disampingnya.

A Dzaki terus menatapku dan itu sukses membuat ku sedikit bingung. Apakah dimatanya aku ini sesuatu yang sangat menggemaskan hingga tatapan nya saja tak bisa teralihkan lagi.

"A, kenapa sih? Jangan buat aku takut! " ucapku jujur aku memang sedikit takut. Takut - takut kalau nantinya a Dzaki akan menerkam ku saat ini juga.

Hiss!! Dasar! Pikiran kotor! Enyahlah kau!

Ah sial! Aku berdebat dengan batinku sendiri.

A Dzaki mengelus pelan kepala ku yang terbalut jilbab itu.

"Udah sayang. Lanjutin" ucap a Dzaki dan membuatku semakin bingung.

"Apanya a yang harus dilanjutin?" Tanya ku polos karena aku benar-benar tidak tau

"Cerita soal mbk Rena sama bang Sena lah sayang" ucap a Dzaki

"Lah mereka juga?" Tanya ku lagi

Malam ini kenapa aku suka mencerca a Dzaki dengan pertanyaan.

"Iyalah sayang. Mereka kan kakakmu yang berarti kakakku juga. Dan sebagai adik yang baik aku harus tau semuanya tentang mereka" ucap a Dzaki

"Maksud mu bagaimana cara mereka bertemu kan a? Kenapa wanita cantik seperti mbk Rena bisa terjebak dalam pernikahan dengan kakakku yang sialnya adalah seorang polisi itu?" Tanya ku bertubi pada a Dzaki. Sebenarnya itulah yang disebut menebak pertanyaan yang akan di tanyakan oleh seseorang.

"Kau sangat mengerti aku sayang" ucap a Dzaki dan mengecup ringan bibirku.

"Seharusnya kamu bisa menerka apa yang terjadi pada mereka melalui profesi mereka a. Tapi tak apa aku akan menceritakan nya jadi..."

Aku menahan perkataan ku sebelum kemudian melanjutkan nya kembali.

"Dulu anak-anak SMA masih sering-sering nya tawuran sebagai polisi kak Sena tentu tidak akan tinggal diam. Kak Sena membantu meleraikan mereka hingga tiba-tiba dorongan yang kuat menabrak kak Sena. Dan ternyata kak Sena terserempet motor salah satu siswa hingga membuat tubuhnya terpental dan langsung pingsan. Disaat itu juga teman-teman kak Sena segera membawa kak Sena ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan penanganan. Hingga tak sengaja kak Sena bertemu dengan wanita yang kini menyandang status sebagai istrinya itu. Dan disitulah semuanya berawal. Hingga kak Sena bilang padak bahwa ia mencintai luka yang ia dapatkan demi melihat mbk Rena"

Jelasku panjang lebar. Aku pun juga mulai mengantuk.

"Sudah cukup untuk hari ini sayang. Ini sudah pukul 2 pagi dan cepat ayo tidur" ucap a Dzaki sambil kembali merengkuhku dalam pelukannya lagi.

Aku tak banyak bicara dan langsung terlelap dalam pelukan suamiku.



Tbc♡

Sabtu, 07 DESEMBER 2019

My Dzaki✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang