18🎀

48 4 0
                                    

Setelah kejadian tadi aku dan a Dzaki berakhir disebuah cafe didepan kantor tentunya setelah menyelesaikan kewajiban kami.

Kami sedang makan siang hingga tiba-tiba a Dzaki mendapatkan sebuah telepon dari seseorang. A Dzaki tak menloudspeakernya jadi aku tak mendengar apa yang diucapkan orang disebrang sana.

"Lagi?"

"........"

"Saya akan mengunjunginya"

Putus a Dzaki final dan memutuskan sambungan telepon sepihak. Setelahnya ia kembali menatap ku dan memberikan senyuman manis seperti biasanya.

"Mau?" Tanya a Dzaki

"Hah?" Hanya itu yang bisa keluar dari mulut ku. Mendengar pertanyaan konyol a Dzaki. Aku bahkan tidak tau apa yang dimaksudnya.

"Mau ikut a Dzaki ke panti asuhan? Jengukin anak-anak lucu" ucap a Dzaki seraya meraih tangan ku yang memang berada di meja.

Bertemu anak-anak lucu?
Oh ayolah aku tidak bisa menolak jika jaminannya seperti itu.

Aku hanya mengangguk semangat untuk menjawab pertanyaan a Dzaki.

"Selesaikan makan mu sayang dan kita akan segera pergi kesana"

Dengan cepat aku melahap makanan yang ada dihadapanku. Aku sungguh tak sabar melihat mereka.

Akhirnya kami selesai dan segera bergegas menuju sebuah panti asuhan yang dimaksud a Dzaki. Jaraknya lumayan jauh dan itu membuat ku menahan lebih lama rasa sabar ku.

"A, masih jauh?"

"Bentar lagi sayang"

Setelah mendapatkan jawaban aku segera memfokuskan diriku lagi. Ntah untuk apa:)

Tak berapa lama kami benar-benar sampai disebuah panti asuhan yang cukup besar aku pikir dan sangat layak untuk di tinggali. Senyumku merekah kala aku melihat anak-anak kecil sedang asik bermain di taman panti tersebut.

Aku segera turun menyusul a Dzaki.
Disambut dua wanita paruh baya dengan senyum tak kalah merekah nya.

"Assalamualaikum" ucap kami bersamaan.

"Waalaikumsalam"

Setelahnya kami dipersilahkan untuk duduk.

A Dzaki sibuk berbicara dengan kedua wanita paruh baya itu sedangkan aku. Tatapan ku tak bisa teralihkan dari anak-anak itu. Mereka sangat menggemaskan dan polos. Mereka kadang bertengkar hanya karena hal kecil dan itu membuat ku tak bisa menaham senyumku.

A Dzaki yang tau kalo aku sangat suka dan tertarik dengan anak kecil memberiku izin untuk mendekati mereka.

Aku mendekati seorang anak laki-laki yang sekitar berusia 4 tahun itu. Dia sibuk duduk dibawah pohon dengan bermain puzzle nya.

"Hai sayang" sapaku pada anak tersebut.

Dia hanya mendongakan kepalanya dan tersenyum.

"Boleh kakak ikut bermain?" Tanya ku dengan lembut aku pikir.

Lagi-lagi ia hanya tersenyum dan mengangguk seraya menggeser duduknya yang artinya mempersilakan aku untuk duduk disamping nya.

Aku yang menemaninya terus bermain
membuat senyumku tak pernah reda. Melihat anak sekecil ini bisa memainkan sesuatu yang mengasah otaknya aku pikir IQ nya di atas rata-rata.

"Apa kamu tidak takut dengan kakak? Maksud kakak. Apa kamu tidak khawatir jika kakak akan bertindak jahat padamu?"

Pertanyaan konyol tiba-tiba terlontar dari mulutku. Maksudku anak ini tetap tenang meski ada orang yang tak dikenali nya ada di dekat nya.

My Dzaki✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang