-10-

107 3 0
                                    

Sesampainya di rumah dengan langkah gontai ia menuju kamarnya. Tanpa ia sadari ada Tian yang sedang duduk di ruang santai dan memperhatikannya . Sungguh ia lelah dengan kejadian hari ini. Stef tidak menyangka jika akan begini jadi nya sungguh Realita tak semanis Ekspetasi .

Tian yang melihat adik nya seperti itu seperti ada yang tidak beres dengan adiknya. Tian menyadari ketika tadi Stef tidak menggunakan switer nya dan memperlihatkan baju batik Stef yang ia gunakan .

Setelah 3 menit berfikir Tian menemukan jawaban nya. "Bilang nya aja berangkat sekolah. Dateng ke sekolah gak ada , udah gitu ngasih surat palsu dasar Stefany" Gumam Tian.

Stefany merebahkan dirinya di kasur lalu memejamkan mata nya menikmati angin yang keluar dari AC kamarnya.

Tok tok tok

"Dek" Panggil Tian.

"Dek" Panggilnya sekali lagi tidak ada sahutan juga dari dalam . Tian membuka pintu kamar Stef yang tidak terkunci.

"Woy bangun lo" Teriak Tian tepat di telinga Stef. Stef mendumal sebal menyumpah-serapahi Tian. Sungguh ia menyesal mempunyai Abang seperti Tian. Ia ingin menukar Tian dengan Indra rasanya.

"Apaan sih lo kambing berisik" Stef bergelung dengan selimutnya.

"Lo abis ke sekolah Stefy kan. Ngaku lo" Ucap Tian memojoki Stef.

"Kalo iya kenapa?"

"Gila lo nanti ketauan lagi kaya pas smp baru tau rasa"

"Plis deh gak usah bikin kepala gue makin pusing tau gak"

"Dih lagian lo berani berbuat berani bertanggung jawab"

"Mampus lo kalo ketauan pihak sekolah" setelah mengucapkan itu Tian pergi meninggalkan Stef yang sedang menggerutu.

---

Hari ini, hari sabtu sekolah yang full day pasti akan libur . Seperti sekolah Stefany contohnya. Stefany yang sedang rebahan di kamar nya dan sambil memainkan ponselnya yang posisinya menjadi miring. Sejak 2 hari lalu Stefany kecanduan main game. 'Cacing' yang lagi hits di kalangan masyarakat.

"Anjir sialan , goblok kenapa harus ngegigit bego" Stefany membanting hp nya ke kasur ia kesal dengan cacing nya itu sudah 3 kali main tetap saja berat badan sang cacing belum mencapai lima ratus ribu.

Di sini yang salah siapa gaes ? Ya jelas jangan salahin cacing nya lah kan dia gak salah apa-apa yang bodoh itu yang main nya.

Tok tok tok

Ketukan pintu memberhentikan Stef yang sedang mengumpat. Stef berdiri lalu membuka pintunya.

Terlihat jelas sekarang ada Tian yang berdiri di depan pintu kamar nya.

"Apa sih" Ketus Stef.

"Itu doi lo di bawah bego" Jawab Tian dan langsung melenggang keluar kamar.

"Ais ngapain sih akbar kesini" Mulut nya menggerutu tapi kaki nya tetap melangkah menghampiri Akbar.

"Hei" Ucap Akbar yang melihat Stef turun dari tangga.

"Apa" Ketus Stef. Akbar melihat nya terkikik geli.

"Mandi sana ganti baju kita jalan" Titah Akbar.

"Mau kemana?"

"Ada deh . Udah sana mandi" Stef berbalik ke kamar nya hendak mandi.

Twins [END ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang