-12-

84 3 0
                                    

Ah part ini part yang aku suka. Eh sebenernya bukan sama cerita nya maksud ku angka Dua belas nya gitu hehe.

Karena itu tanggal lahir aku, udah gitu aku suka angka dua .

Heleh ngapain ngomongin angka ya kita. Eh kita author aja kali ini mah haha ya maap teman-teman saya gaje.

---

Di taman dua manusia yang berbeda lawan jenis itu pun sedang bersenda gurau di bawah pohon besar.

"Tau gak yang tadi si Stef muka nya miris banget pas di geret. Kamu sih gak liat"

"Sebenernya aku kasian sih liatnya" lanjutnya .

"Tega bener sama adik aku. Aku emang ember tapi cuma ke geng aku lah kamu satu kelas dan malah buat Stefany bangkrut" Ucapnya disertai kekehan siapa lagi kalo bukan Tian dan Oki yang sedang berbincang-bincang.

Di sisi lain Stefany masih menekuk wajah nya. "Udah ah jangan cemberut lagi" Hibur Indra.

"Ya gimana aku gak cemberut. Bang Tian sama si Oki nyebelin" Ia melipatkan kedua tangannya di depan dada.

"Mau abang ganti uang nya ?" Stef menggeleng ia tidak mungkin membebani Indra karena ulah Tian dan Oki emang dasar abang sama temen nya itu kampret.

"Ah aku mau nyariin mereka mulu. Aku mau minta ganti rugi" dengan langkah yang sedikit cepat Stef menelusuri setiap sudut sekolah. Ah lebay maksudnya tempat-tempat yang biasa Tian dan Oki kunjungi.

Stef melangkah menuju taman dan benar saja dugaan nya itu ia melihat Tian dan Oki sedang bercanda.

Dengan gemas Stef datang dan langsung duduk di tengah-tengah mereka . Mereka sadar akan kehadiran Stef . Ketika hendak mengambil ancang-ancang lari tapi Stef sudah mencekal tangan kedua tersangka ini.

"Ganti rugi uang gue!" Ucap nya dengan nafas yang memburu.

"Gak mau tau gue atau gue aduin ke mama" Ancamnya.

Tapi seperti nya ancaman itu tidak akan mempan karena apa pasti mama nya akan mendukung perilaku Tian yang menyuruh Stef mentraktir teman-teman nya. Karena itung-itung sedekah.

"Bodo sono aduin" Tantang Tian.

"Lo juga Ki , Bikin dompet gue nangis."

"Peace" Oki hanya menyengir kuda.

"Ah rese lo berdua" Stef merogoh saku rok nya mencari sesuatu.

"Nyari apa lo?" Tanya Oki .

"Hp gue" nyari ke rok kanan gak ada kiri pun gak ada. Saku baju juga tidak menemukan nya.

"Aduh kok gak ada ya" Ia mencari di rumput taman pun tidak ketemu.

"Ah lo ya ki nyumpetin?" Tuduh Stef.

"Apa-apa an dah nuduh gue" Ucap Oki.

"Lo ya bang?" Sekarang nuduh ke Tian.

"Dih nuduh gue sembarangan"

"Ah dimana lagi hp gue" Ucap Stef frustasi.

"Cari sono ke kantin. Siapa tau ketinggalan" Titah Tian. Dengan wajah frustasi Stef segera berlari menuju kantin.

Sesampainya di kantin ia mencari kesana-kemari tapi hasil nya nihil.

"Aduh dimana sih" Stef mengacak-ngacak rambut nya dengan kesal.

"Lo kenapa Stef?" Tanya Tania-teman sekelas Abang nya.

"Nyari handphone gue kak" Jawab Stef yang masih celingukan kesana kemari mencari keberadaan handphone nya.

"Coba telpon" Saran Tania. Stef menepukan kening nya.

"Boleh pinjam hp lo kak?" Tanya Stef dan langsung di berikan ponsel milik Tania. Stef memijit setiap angka di dalam ponsel tersebut.

Stef menggigit kuku jari kanan nya karena sebelah kiri ia pakai untuk menghubungi ponsel nya.

"Hallo" Ucap Stef.

"Halo" Ah sepertinya Stef kenal dengan lawan bicaranya.

"Hp gue ko bisa sama lo?"

"Ketinggalan tadi kan lo nyanyi-nyanyi di mobil gue"

"Oh iya" Stef menepuk jidat nya.

"Nanti pulang sekolah anterin gak mau tau"

"Iya iya. Gue mau masuk kelas dulu udah bel bye"

Stef merutuki dirinya kenapa bisa lupa . Stef berterima kasih kepada Tania. Setelah itu Stef menuju kelas.

---

"Ketemu Stef?" Tanya Oki ketika melihat Stef berjalan menuju kursi nya.

"Sama Akbar" Ucap nya lesu.

"Ko bisa?"

"Tadi pagi gue bareng akbar kan terus di mobil gue nyetel musik pake hp gue. Udah gitu gue buru-buru masuk ke sekolah karena mau di tutup gerbangnya alhasil ketinggalan" Jawab Stef.

"Oh begituuu" Ucap Oki sembari mulut nya di monyongkan. Muka Oki di raup oleh tangan Stef dan di dorong.

"Sialan lo Stef" Gerutu Oki.

---

Pulang sekolah sudah dari 10 menit yang lalu Stef menunggu akbar di halte depan sekolah tapi belum muncul.

Seseorang menepuk bahu Stef. "Eh abang" .

"Nunggu siapa?" Tanya Indra.

"Nungguin Akbar"

"Di jemput?"Tanya Indra dan di jawab anggukan oleh Stefany.

"Abang temenin mau?"

"Gak ngerepotin nih?" Tanya Stef sembari cekikikan.

"Yah enggak lah biasa nya juga kamu ngerepotin abang" Sindir Indra.

"Yeh abang jujur banget sih" Stef mengerucutkan bibir nya sambil memukul lengan Indra.

"Aduh. Bar-bar banget sih" Ujar Indra sambil mengelus lengan nya.

Tak lama berbincang-bincang mobil Akbar sudah bertengger di depan halte.

"Ayo" Ajak Akbar.

"Tapi Anterin bang Indra dulu yah" Ucap Stef.

"Oke"

Akbar dan Stef mengantarkan Indra ke rumah nya. Setelah itu akbar mengantarkan Stef kerumahnya.

---

Jangan lupa vote ☆ komen and follow ya.

Twins [END ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang