-11-

98 6 0
                                    

Setelah dirinya pulang dari rumah Akbar Stef merasa senang. Ternyata Bapaknya Akbar tak galak seperti yang di pikirannya. Menurut Stef Bapak nya Akbar ini asik, periang. Tapi kenapa Akbar datar-datar saja?.  Ntah lah tak mengerti.

Jika hari minggu di habiskan untuk ke rumah Akbar maka hari minggu nya ia berleha-leha di rumah.

---

Sepertinya cuaca sedang tidak bersahabat dengan hari Senin. Warna Abu-abu pekat menghiasi langit. Stef sudah rapih dengan seragam putih abu nya.

"Hujan datang lah" Ucap Stef dengan nada iklan di tv , sambil menuruni anak tangga.

"Gila ngawur" Sahut Tian yang menyerobot turun tangga.

"Lah bodo amat, lah bodo amat" Jawab Stef.

"Akbar pasti malu punya pacar kaya lo Stef" Teriak Tian yang sudah sampai bawah.

"Bodo amat gue gak minta dia buat jadi pacar gue"

"Alah lama-lama nanti lo gak mau di tinggal Akbar"

Sampai di meja makan Stef melihat semua sudah berkumpul . Papa nya datang Minggu pagi.

"Morning gaes. Masak apa kali ini mah?" Tanya Stef dengan ceria seperti biasa.

"Nasi goreng" Jawab Fanya. Stef mengangguk lalu mengambil piring untuk dirinya dan langsung menyendok Nasi goreng buatan sang mama.

"Stef , Akbar nungguin kamu di luar" Kata Stefy .

"Akbar?" Stef bertanya sekali lagi apa kuping nya salah dengar ah tapi rasanya tidak salah. Pertanyaan nya diangguki oleh Stefy.

"Pacar kamu Stef?" Kali ini Geo yang bertanya.

"Ya gitulah" Sahut Stefany.

"Akhirnya kamu gak jomblo lagi Stef" Ucap Sang Mama.

"Hmm" Stef buru-buru menghabiskan sarapan nya lalu meminum susu nya. Ia ingin segera pamit tak enak Akbar sudah menunggu nya dari tadi.

"Ma, pa. Aku berangkat . Assalamualaikum" Ia segera berlari keluar rumah benar saja ada Akbar yang menyender di pinggiran mobil nya.

"Tumben" Ucap Stef.

"Kenapa?"

"Tumben bawa mobil?"

"Jangan geer. Ini mau mendung bentar lagi hujan. Gue gak mau kebasahan" Jelas Akbar. Kata oh keluar dari mulut Stef.

"Cepet masuk keburu hu-" Ucapan Akbar terpotong ketika Stef langsung memasuki mobil Akbar.

"Jan" lanjut Akbar. Ia hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Stefany.

---

Belum jauh dari pekarangan rumah sudah di guyur hujan untung saja Stef naik mobil.

Berasa punya supir pribadi haha - Batin Stef.

Akbar yang sedari tadi diam merogoh saku celana abu nya. Mencoba mengeluarkan benda persegi panjang berwarna hitam.

"Tolong Setel musik password nya 0 semua" Ucap Akbar sambil menyodorkan handphone nya kepada Stefany.

Stef mengutak-ngatik handphone Akbar dan membuka Apk Music. Mencari musik yang pas tapi tidak ada yang sreg dihatinya.

"Musik lo gak asik. Mending musik gue nih" Stef mencari lagu yang asik di hp nya.

Abang pilih yang mana
Perawan atau janda
Perawan memang asik
Janda lebih menarik

Twins [END ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang