Terlihat

84 35 0
                                    

Ini cerita pertama ane
Tolong jangan buly ane kalau gak suka ya..🙇
ane berharap kalian suka ya sama ceritnya 😊

Selamat membaca , Semoga
suka 😊

*********
Sebelumnya

Rindu rasanya ingin bertemu mereka, jika waktu terulang lagi dia ingin orang tuanya tetap disana jangan pernah kembali. Maka gak akan terjadi kecelakaan pesawat. 

Helaan nafas terdengar panjang meratapi kesedihannya. Aku memilih objek lain agar tidak terus - terusan meratapi kesedihan lagi. Mataku menangkap subjek yang sangat aneh.

"Astagfirullah" pekikku tanpa sadar.

"Kenapa kamu zifa" tanya buk tia kaget. Aku menoleh cepat untuk menghindar kontak mata dengan makhluk itu. "buk permisi ketoilet" aku langsung pergi tanpa menerima persetujuan buk tia.

Aku dengan cepat kilat keluar dari ruangan, sesak napas dan juga keringat dingin bercucuran. Kejadian yang aneh ini baru saja terjadi pada diriku, kenapa bisa. Apa itu sebenarnya! Aku begitu saja keluar dari ruangan icu. Cowok tampan yang pernah mengeluarkan sepedaku saat itu menghampiri dengan alisnya berkerut. "Lo baik baik aja kan" tanyanya. Aku tidak menjawab, yang aku butuhkan hanyalah keluar dari tempat ini. Aku melangkah keluar tiba - tiba saja kepalaku berdenyut hebat dan terasa sakit. Pandanganku mulai merabun dan gelap.

Aku tersadar, cahaya lampu begitu terang menyilaukan mataku. Aku mencoba duduk dan tepat sekali ruh itu kembali dihadapanku. Aku menunduk takut bertatapan dengannya, ingin sekali rasanya segera pergi dari rumah sakit ini.

Cowok didepanku memberikan obat dan mengantarkanku pulang, sepanjang perjalanan tidak habis pikir kenapa aku bisa melihat ruhnya Bian.

"Lo udah baikan zifa?" Tanyanya sambil menyetir. Aku menoleh melihatnya, hampir saja lupa kalau aku diantarkan oleh seorang yang mulai masuk kepikiranku akhir - akhir ini.

Aku mengangguk" Udah,- Emm"

"Fadli, panggil aja Fadli" sahutnya memperkenalkan diri.

Aku tersenyum canggung. Tibalah kami sudah memasuki gang perkomplekan. "Turun dimana?" Tanya fadli.

Aku berfikir "Oh itu,- Di,-" aduh mati gue, dia gak boleh tau rumah gue, bisa - bisa gue ketahuan sama hantu resek dirumah. Fadli mengangkat alisnya "dimana?" Ulangnya.

Mataku menyelusuri rumah yang berjejeran disana dan tepat sebuah rumah bercat hijau "Ittu, ia itu" balasku.

Fadli tersenyum dan berhenti tepat didepan rumah tersebut.

"Terimakasi ya" ujarku sambil membuka sabuk pengaman dengan gugup. Kenapa gue gugup sih!

"Iya sama - sama" balasnya tersenyum sangat manis. Meleleh hati ini a'a!

Aku pun keluar dari mobil mewahnya, kaca mobil diturunkaannya seraya melambai "Da Zifa cepat sehat ya, jangan lupa minum obat" ujarnya. Lalu menjalankan mobilnya menjauh.

Akhirnya gue bisa bernafas normal setelah dari rumah sakit dan juga satu mobil sama cowok gue kagumi. Hampir aja gue kehabisan pasokan oksigen. "Oke cukup curhatnya! Sekarang gue dimana?"

**
Dirumah zifa!

"Tadi dianter sama siapa?" tanya kuntilanak.

Baru saja sampai dari rumah, zifa disambut oleh teman - teman hantunya. Zifa menuju ruang tamu sebelum menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh kuntilanak lalu memakan kripik kentang kemudian menatapnya kembali.

COMA GHOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang