Emosi

75 33 2
                                    


"Fadli" panggil bian memberhentikan langkahnya.

"Apa?"

"Bunda kirim salam sama lo setelah gue kasi tau lo udah pulang dari jepang"

Fadli berdecak "Stop basa basinya, lo pikir gue akan berhenti saat lo ngomong gitu?" ucap fadli dengan emosi "gue gak akan berhenti menantang elo" sambungnya berlalu pergi dengan cepat.

"gue enggak basa basi, bunda bilang gitu sama gue" teriak bian.

Merasa terabaikan emosi bian kian memanas, ia memasuki mobil balapnya dan menghidupkan mesin mobilnya.
Balapan akan dimulai setelah aba-aba dari cewek berpakaian seksi mengibar-ngibarkan bendera kotak hitam putih dengan hitungan sampai tiga mobil bian dan fadli melesat sangat cepat kepermukaan balapan.

Dengan kecepatan tinggi bian tidak memberikan ruang bagi fadli saat ingin memotong dari samping mobilnya. Tercetak senyum sinis saat melihat batas finis sudah hampir mendekat namun dengan penglihatan yang fokus kedepan bian menangkap sosok yang aneh di depan mobilnya membuat ia menginjak remnya sangat dalam. Bian merasakan badannya terpental didalam mobil rasa sakit bertubi-tubi disetiap benturan lalu ia tidak tersadarkan diri!

Keaadaan ramai mengepung lokasi kejadian . "Panggil ambulan cepat" teriak ady menghampiri sahabatnya didalam mobil yang sudah rusak parah. Perasaannya saat ini sangat kacau melihat keadaan sahabatnya didepan mata. "Bian sadar"

Rumah sakit!!

Sedih dan merasakan ini kesalahannya terdapat di hati dan pikiran seseorang, ia ikut menangis saat keluarga sahabatnya menangis histeris saat tau anaknya kecelakaan dan masuk rumah sakit. Ia merasa bersalah atas tindakan tidak berkepanjangan karena emosi ia turuti menjadi maut untuk sahabat kecilnya. Tangannya yang hanya patah dengan berbalut perban merasakan ini belum seberapa apa yang dialami sahabatnya kini. Ia terus-terusan menyalahkan diri sendiri. Beruntung saja ia masih bisa tenang lebih sedikit saat sahabatnya menenangkannya. "tenang fad ini bukan salah lo, ini sudah takdir" ucap ady menenangkan fadli.
ya ! mereka dua sahabat si korban kecelakaan saat ini, mereka duduk di ruangan tunggu ICU tempat dimana seseorang hanya mendapatkan dua pilihan hidup atau mati.

"ini salah gue, kalau gue gak ngajak bian balapan tidak akan begini jadinya" fadli masih menyalahkan dirinya. Ady begitu iba melihat kondisi sahabatnya satu ini ia mencoba menepuk- nepukkan pundaknya memberikan ketenangan walau sedikit.

Mereka menunggu bian yang habis mendapatkan kecelakaan tadi, bian dirawat diruangan ICU , kini mereka menunggu laporan seorang dokter yang sedang memeriksa keadaan bian didalam. Orang tuanya menunggu diluar memanjatkan doa untuk keselamatan anaknya. Yang ditunggu-tunggu akhirnya keluar dari ruang perawatan ICU seorang dokter dan juga suster. Ady dan fadli menghampiri sosok itu dengan harap informasi baik dari nya. "bagaimana keadaannya dok" tanya bunda bian cepat, raut wajahnya sudah kelihatan basah karena air mata, hati dan pikirannya sudah dipenuhi dengan keadaaan bian.
sebelum menjawab dokter itu menarik napas panjang kemudian menatap kembali keorang tua bian. "Sebaiknya kita bicarakan diruangan saya ya" ujar dokter itu.

"Tidak dok, saya mau dengarkan langsung sekarang apa yang terjadi dengan sahabat saya dok tolong beritahu saya dok, cepat" ucap fadli penuh kekhawatiran.
ady berusaha menenangkan fadli. "Beritahu kami dok, kami sahabatnya" sahut ady.

Dokter itu menatap bunda bian untuk mendapatkan jawaban. Bunda mengangguk. Dokter itu mulai menjelaskan "pasien saat ini mengalami kretakkan dikepala sehingga mengeluarkan darah cukup banyak, tapi masalahnya pasien saat ini sedang koma" jelas dokter itu.
"astagfirullah bian, anakku" bunda bian histeris. Ayah bian menompa tubuh bunda saat ia tiba-tiba pingsan.

Fadli dan ady merasakan hal yang sangat menyakitkan saat tau kondisi sahabatnya saat ini. Terlebih lagi fadli sudah merutukki dirinya bahwa dialah penyebab masalah ini. "golongan darahnya apa dok?" tanya ady. "golongan darahnya A"

"A?"

"Saya dok, Saya ayahnya pasien dok, dan golongan darah saya A" ujar Denis. "baiklah, tapi ini sangat beresiko dengan kondisi nantinya"

"Kenapa dok" tanya fadli. "Karna pasien harus mendapatkan donor darah setiap harinya, saya mengkhwatirkan kondisi bapak jika kalau saya paksakan mendonor, akan bisa terjadi fatal untuk bapak" jelas dokter itu lagi.

"Tidak apa-apa dok, ambil darah saya dulu, selebihnya saya akan mencarikan pendonor darah yang sama dengan anakku"

"Om denis" gumam ady dan fadli bersamaan. Dengan rasa kagum mereka kepada Denis ayahnya bian yang rela mendonorkan darahnya untuk anaknya kini, mereka bangga dengan ketulusan hati denis . Tapi jika anaknya tau akan hal ini, mungkin ia sebaliknya!

*****
Besok hari!

Udara pagi yang sangat segar dan bergairah bagi orang yang sedang berolahraga saat ini, belari-lari kecil berkeliling perkomplekan dengan senang hati. Namun tidak untuk makhluk satu ini eh maksudnya manusia satu ini! Ia berjalan dengan lesu dipagi hari yang cerah dan segar hari ini, kenapa dengan dia! Pikirannya sangat kalut rupanya, banyak beban dibenaknya saat ini. Siapa lagi kalau bukan zifa sang makhluk si bakat?. Semalam saat pulang dari pasar malam dia tidak ada henti- hentinya mencari sosok makhluk halus sebagai temannya pada saat itu, namun yang dicari tidak menghetahui keberadaannya. Bahkan ia sudah bertanya kepada teman lainnya namun tidak ada yang tahu.

Lelah sudah berjalan, zifa memutuskan duduk di taman menselonjorkan kakinya yang sudah terasa lelah berjalan seraya memijitnya pelan. Zifa menatap langit yang sudah mulai terik, matahari disana seakan-akan menerobos awan dikelilingnya.
Helaan nafas kesekian kalinya terdengar lagi! Zifa merasa kalut dengan kejadian tadi malam. You know dimata kepalanya sendiri ia menyaksikan kecelakaan disana. Namun dia tidak tahu siapa orang yang bertabrakkan disana kalau saja kuntilanak tidak heboh memanggilnya pulang.

Tiba-tiba zifa merasa sedih saat teringat oleh kedua orang tuanya, ia sangat kacau setelah menghetaui bahwa ayah dan bundanya mendapat kecelakaan pesawat menuju ketanah air. Menyimpulkan semua kejadian itu adalah kesalahnya. "Mungkin ayah dan bunda gak akan meninggal kalau gue gak paksa mereka pulang, gue emang anak gak berguna dan bodoh" runtuk zifa pada dirinya sendiri.

Zifa memutuskan pulang kerumah merasa sudah cukup merenungi rasa bersalahnya, berjalan dengan lesu saat ini mengundang banyak tanya warga net disana ! eh enggak ding!

Sesampai dirumah zifa membuka sepatu olahraganya dan meletakkan kesembarangan arah. "hey bocah kemana aja lu"

"Habis mancing, ya habis olahraga la" desis zifa saat sosok hantu tuyul itu bertanya. "habis olah raga itu kelihatan seger buger, ini pulang-pulang kok kayak anak tiri gak dikasi makan setahun" ejek tuyul.

"Apa lo bilang bocah" geram zifa mendengar ejekan dari tuyul. "lo itu yang bocah "tukasnya tidak terima..

Eloo..
Lo
Lo bego
Bego lo

"Sudah-sudah kenapa kalian berantem ha" sahut sosok hantu lainnya. Zifa menoleh asal suara yang dia cari saat ini tiba dihadapannya.

"Pak ocong"



*******

Zifa : "Kemana aja sih pak ocong!!!"

Pocong "Belik bakso di toko Mas"

COMA GHOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang