[Rain]

4.4K 461 16
                                    

*



























Jeno memandangi rintik hujan melalui jendela kamarnya, ini hari minggu. Dan rasanya sangat malas untuk melangkahkan kakinya sedikitpun.

Biarkanlah hari minggu ini ia habiskan dengan sedikit santai, mengingat segala pekerjaannya yang menguras waktu dari senin sampai Jumat. Bahkan terkadang harus bekerja di hari sabtu, padahal sabtu dan minggu hari santainya bersama sang istri.







Sebuah tepukan lembut mendarat di pundaknya, tepukan yang menurut kebanyakan orang biasa saja. Namun untuknya, tepukan lembut dari sang istri itu berbeda.

Seakan tangan itu membawa segenggam perasaan cinta yang mendalam, katakanlah Jeno berlebihan. Tapi inilah cinta, membutakan dan memberhentikan fungsi mata.






"Kopimu .. suamiku"

Jeno tersenyum, mendapati sang istri Huang Renjun dengan secangkir kopi di tangan kanannya. Bibirnya semakin tersenyum ketika Renjun yang kini memiliki marga Lee itu, duduk di sampingnya.

Menggengam lembut tangan Jeno yang terasa dingin, padahal AC sudah di matikan sedari pagi. Mungkin hawa dingin karena hujan yang turun dari semalam tak kunjung reda.

"Terimakasih sayang .."
Jeno mengecup tangan istrinya yang tengah berupaya menghangatkannya melalui genggaman tangan.








Jeno membawa tubuh mungil istrinya ke dalam sebuah peluka hangat, ia tahu betul bahwa istrinya juga kedinginan.

"Kenakan mantelmu sayang, hawanya sangat dingin. Aku tak ingin kau demam .."





Renjun menggelengkan kepalanya.
"Mantel hanya akan menghangatkan tubuh luarku sayang, tapi pelukanmu menghangatkan seluruh sel dalam tubuhku .."














Jeno terkekeh lucu.
"Hey, darimana kau belajar berkata manis seperti itu sayang .."

Cup



Kecupan lembut ia berikan di bibir sang istri.
"Dan yang barusan adalah, cara lain untuk menghangatkan tubuhmu .. melalui kecupanku .."










Renjun menyubit dada sang kekasih, namun rasanya sungguh sangat menyesal. Bagaimana tidak?
Harusnya Jeno merasa kesakitan, tapi justru Renjunlah yang merasakan sakit.


Ya, karena tubuh sang suami yang begitu berotot. Tentu saja ketika Renjun menyubitnya, tidak ada daging yang tercubit. Hanya ada otot yang uhhhh sialanya membuat Renjun merona hebat.












"Berhentilah olahraga Jeno, kau membuatku tidak bisa nenyubitmu tau .."




Jeno mengusap sudut bibirnya yang sedikit terkena cairan kopi buatan istrinya, tangannya mengusap lembut pipi istrinya.

"Kenapa hmm? Bukankah harusnya kau senang memiliki suami yang begitu indah sepertiku .."




Renjun mendecih tak suka.
"Tapi ototmu itu membuatku iri Jeno .. aku tiak bisa memiliki otot seperimu itu"

"Kau tidak perlu memilikinya sayang, kau istriku yang manis .. Jika kau ingin otot seperti ini, cukup lihat milikku saja hmm .."




Jeno membawa tangan sang istri ke dadanya, membawa tangan mungil itu untuk mengusap dadanya yang entah dari kapan sudah terbuka setengahnya. Kaos hitamnya sudah tertarik ke atas.

Membuat Renjun benar benar merona, padahal bukan pertama kalinya dia merasakan perasaan ini. Tapi rasanya masih sama, mendebarkan dan menyenangkan.





"Mau menghabiskan pagi yang dingin ini dengan sebuah kegiatan sayangku?"





Renjun terlihat berfikir, menimang tawaran suami tercintanya. Renjun paham betul kegiatan yang di maksudkan sang suami.





Renjun tersentak ketika merasakan hembusan nafas di tengkuknya, membuatnya merinding serta merasakan sensasi yang begitu menggebu.








Renjun menganggukan kepalanya, menyetujui permintaan sang suami. Mengabaikan cangkir kopi sang suami yang masih tersisa setengahnya.







Menghabiskan pagi yang dingin dengan sebuah kegiatan yang akan menghangatkan tubuh keduanya. Di sela kegiatan, keduanya saling bergumam untaian kata cinta. Saling mengecup satu sama lain, menyalurkan cinta yang begitu menggebu namun begitu hangat.














 Saling mengecup satu sama lain, menyalurkan cinta yang begitu menggebu namun begitu hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

End.















R

NOREN [PDKT] - ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang