Pagi yang cerah, mentari terbit memancarkan sinarnya ke hadapan dunia.
Aleta duduk di bangkunya. Seperti biasa, sebelum bel masuk berbunyi, gadis itu menyempatkan diri untuk sekedar baca wattpad dan mendengarkan lau kpop lewat earphone.Tet tet tet
Bel masuk berbunyi, Aleta pun menyimpan hapenya dan menyudahi aktivitas baca wattpad
Dari arah pintu Aleta melihat sosok Arsen yang tengah berdiri di sana. Seperti biasa, rambutnya di jambul, hoodie hitam dan celana yang dikecilkan bagian bawahnya.
Arsen berjalan dengan santai, berhenti sejenak tepat di depan Aleta. Cowok itu menatap mata Aleta, mulutnya seperti ingin bicara sesuatu namun tak jadi.
Arsen lalu berjalan, menuju bangkunya meninggalakan Aleta yang kelihatan heran.
Arsen kenapa?
Cowok itu tampak aneh tak seperti biasanya. Dia hanya berjalan saja tanpa menyapa Aleta. Dan lagi, ini adalah pertemuan pertamanya dengam cowok itu setelah kejadian di hotel saat bertemu Angel.
Di kelas pun sama, cowok itu kelihatan diam. Hanya menelungkupkan kepalanya ke meja, bahkan dia tak bermain ponsel seperti biasanya.
"Husst Al--" Nadia memanggilnya
"Heh, apa?" tanya Aleta
"Kok Arsen diem gitu, kayak ada yang aneh ya??"
"Ye mana gue tau. Gak dapat jatah dari tante kali makanya lemes" Aleta cuek, sebenernya sok cuek.
"Ish Aleta mulutnya" ujar Nadia
Aleta mengedikkan bahu, lalu fokus ke guru di depannya.
"Serius nih Al, nih bocah kenapa?"
"Mana gue tau Nad, lo pikir gue emaknya? Udah dibilang gak dapat jatah juga. Terakhir gue ketemu, gue kempesin itu pantatnya tante" Aleta keceplosan, Nadia menatap temannya seolah minta penjelasan
"Lo kempesin pantat tante? Maksudnya Al?? Bisa lo ceritain secara detail??"
Aleta kicep, mau cerita apa juga.
"Aleta Nadia!! Jangan ngobrol terus atau kalian saya keluarkan!!" bentak Pak Adi, guru bahasa inggris paling killer di sekolahnya.
Akhirnya Aleta dan Nadia kicep, kedua cewek itu diam. Namun di sela keterdiaman mereka, Aleta sempat mendengat bisikan Nadia.
"Lo utang cerita ama gue Al"
***
Aleta keluar sekolah dengan terburu buru. Ya gimana enggak, gadis itu sedang menghindari Nadia dengan segala pertanyaannya yang belibet. Sungguh tadi Aleta keceplosan, dan gadis itu menyesalinya. Ia berhasil membangunkan jiwa kekepoan Nadia.
Dan berakhirlah sekarang, saat jam pulang sekolah tiba. Aleta harus gerak cepat untuk menghindari Nadia.
Bruk
Aleta berjalan terlalu cepat, membuatnya menabrak benda yang amat keras di depannya. Gadis itu mendongak, menatap apa gerangan benda keras yang ia tabrak.
Deg
Arsen
Aleta menabrak dada Arsen, dan sialnya tangan cowok itu malah ada di pinggangnya.
"A-arsen"
Arsen menatap Aleta dalam, sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi tanpa sepatah katapun.
Aleta terheran. Arsen tidak seperti biasanya. Ia terlihat lebih diam dan seakan memyembunyikam sesuatu.
Biasanya Arsen akan tersenyum hangat jika bertemu Aleta atau sekedar mengacak acak rambutnya, namun kini, hampa--
Aleta berbalik, menatap punggung Arsen yang mulai menjauh darinya. Satu pertanyaan yang ada di otak Aleta..
Ada apa dengan Arsen sebenarnya??
Arsen menghilang dari pandangan Aleta, gadis itupun lanjut keluar dari sekolah dan duduk dengan di halte bus.
Bus telah datang. Aleta bergegas menaikinya dan pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Aleta merebahkan diri di kasur. Gadis itu kembali mengingat ingat kejadian di sekolah. Arsen berubah?? Lebih murung daripada biasanya.
Jiwa kepo Aleta meronta ronta, ia ingin mengetahui permasalahan Arsen, kenapa cowok itu menjauhinya??
Aleta pengin stalk, tapi sayang paketannya limit. Daripada buat stalk orang mending buat ngelive bias performe.
Aleta mengambil hapenya yang tergeletak di nakas. Perlahan, gadis itu mengambil aplikasi Wattsapps dan mencari nomor Arsen.
Aleta
Sen, lo kenapa? Hari ini lo beda, ada masalah??Arsen
GppAleta
Kok lo kayak ngejauhin gue gitu..?Arsen
Ga kok..Aleta
Kalo ada masalah sini cerita, gue siap jadi pendengar yang baik.Read
Aleta
Sen, kok cuma di read?Arsen
Emang lo siapa gue sampe chat lo perlu gue bales?Deg
Aleta terkejut mendapati balasan chat Arsen, ini seperti bukan cowok itu biasanya.
Aleta
Lo kenapa sen? Gue tanya karena gue khawatirAleta
Dan lagi, lo berubah. Bukan lagi Arsen yang gue kenalArsen
Lo gak perlu khawatir.. Lo bukan siapa siapa gueRead
Aleta hanya membaca pesan terakhir Arsen. Entah apa yang terjadi pada Arsen, namun yang pasti Aleta yakin Arsen sedang tak baik baik saja. Cowok itu berubah, tak sepeduli biasanya pada Aleta. Padahal seingatnya ia dan Arsen masih baik baik saja kemarin. Jujur, Aleta memang tak menyukai Arsen apalagi sikap sombong cowok itu namun akhir akhir ini setelah banyak fakta tentang Arsen terungkap perpeksi Aleta mengenai Arsen berubah. Aleta seakan peduli pada cowok itu, cowok yang pernah berjanji menjadi orang yang selalu ada untuknya.
Tbc
Jangan lupa vote and comment guys..
See you in next chapter..
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone [END]✔
Teen FictionBagi Aleta, Arsen adalah pelangi yang pernah Tuhan berikan untuk mewarnai hidupnya. Arsen pernah memberi warna, tapi hanya sesingkat pelangi setelah hujan.