Jam menunjukkan pukul 6.30 pagi.. Aleta sudah bersiap siap di depan rumahnya sembari duduk dan mengikat tali sepatu.
Aleta berdiri, berjalan pelan melewati halaman, lalu membuka gerbang rumahnya dan betapa terkejutnya dia saat sebuah mobil lamborgini hitam bertengger apik di depan rumahnya.
Pertanyaannya, mobil siapa??
Pertanyaan Aleta langsung terjawab saat seseorang menurunkan kaca dari dalam mobil.. Seorang lelaki, tampan dan berkarisma, tak lupa dengan kacamata hitam yang menghiasi wajah tampannya.
Dan dia adalah-- Arsen..
Ngapain tuh cowok nyamperin Aleta coba??
Aleta kan bawaannya jadi kesel sendiri kalo ama Arsen
"Naik.." suara berat Arsen menyapa Aleta
"Gak mau!! Lagian ngapain sih lo kesini??"
"Gue jemput lo.. Udah ayok naik.."
"Gak mau ih.. Ga usah paksa.. Gue mao naik angkot aja.." ujar Aleta
"Lo kok ngeyel banget.. Gue bilang naik yak naik!!" Arsen mulai sewot
"Gue bilang enggak ya enggak!!" Aleta balas sewot..
Akhirnya Arsen turun dari mobil, menghampiri Aleta lalu menarik tangan gadis itu memaksanya naik
"Ih, lepasin.. Gue gak mau Arsen.."
"Diem!! Nurut ga usah bawel!!" bentaknya
Aleta akhirnya menurut dan masuk ke mobil Arsen. Mobil pun melaju membelah jalanan kota Jakarta
Di dalam mobil suasana hening. Tak ada siapapun yang membuka suara.. Aleta yang tak tahan dengan keheningan yang tercipta akhirnya menyalakan radio di mobil Arsen
"Sepi banget.. Gue nyalain yah.." ujar Aleta mengotak atik radio
"Hemm.." Arsen hanya bedehem pelan
Sampai beberapa lama, radio belum juga menyala. Aleta kesusahan sendiri
"Ih ini gimana si nyalainnya susah banget.." ujar Aleta lirih namun sepertinya dapat di dengar Arsen
"Aelah, gitu aja gak bisa.. Gini nih gue tunjukin.." karta Arsen angkuh
"Ya selow dong.. Gue kan belom pernah naik lamborgini sebelumnya.. Ye mana gue tau gimana make radionya.." kata Aleta sewot
"Terserah.." ujar Arsen
Lalu keduanya diam. Hanya ada bunyi lagu yang terputar..
Di tengah keheningan itu, Aleta bersenandung pelan
I need somebody to heal🎶
Somebody to know🎶
Somebody to have🎶
Somebody to hold🎶
It's easy to say🎶
But it's never the same🎶
I guess I kinda liked the way you numbed all the pain🎶Aleta begitu menikmati alunan lagunya, hingga tanpa gadis itu sadari, Arsen menatapnya dalam, terpesona pada keindahan wajah gadis disisinya.
Arsen terus menatap Aleta, tanpa sadari lelaki itu juga ikut menyanyi, hingga Aleta memutar muka, berhadapa dengan Arsen bak sedang berduet dengan indah. Saling menatap seakan dunia milik berdua--
Now the day bleeds🎶
Into nightfall🎶
And you're not here🎶
To get me through it all🎶
I let my guard down🎶
And then you pulled the rug🎶
I was getting kinda used to being someone you loved🎶Suara Arsen dan Aleta mereda. Keduanya tertunduk dalam posisi masing masing, Aleta yang malu dan Arsen yang tampak senang.
"Al, suara lo, bagus.." kata Arsen, diliputi sedikit kegugupan
"Makasih, suara lo juga emm bagus.." balas Aleta
Dan keduanya diam, hingga mobil berhenti tepat di parkiran sekolah. Aleta awalnya ingin segera turun, tapi Arsen menahannya
"Al.." ujar Arsen
"Ada apa?"
"Gue em-- selamem, ngrepotin lo yah??" tanya Arsen, Aleta sempat shock karena Arsen tiba tiba membahas masalah semalam
"Gak terlalu, tapi gue cukup kaget tiba tiba lo datang nyamperin malem malem.." ujar Aleta
"Sorry Al buat itu.. Btw, gue ada ngelakuin sesuatu yang salah atau ngucapin yang enggak-enggak malam itu?? Gue takut soalnya gue lagi mabuk.."
"Gak ada si, lo cuma muntah-muntah dan sedikit curhat tentang masalah lo.." ujar Aleta
Arsen menoleh ke arah Aleta
"Serius? Jangan di dengerin.. Orang mabuk suka ngawur.." kata Arsen
"Tapi orang mabuk selalu jujur Sen.." kata Aleta
Sekali lagi Aleta menatap Arsen dan lelaki itu tengah menunduk
"Sen, gapapa kalo lo cerita sama gue.. Gak perlu lo malu malu dan nutupin masalah lo.. Kita sahabat, oke??--"kata Aleta meyakinkan Arsen dan ditatap balik dengan raut keraguan di wajah tampan itu
"Udah ya, gue keluar dulu.." Aleta lalu menarik gagang pintu hendak keluar
"Tunggu Al--" ujar Arsen
"What??"
"Boleh kalo kita ke kelasnya barengan??" tanya Arsen ragu
"Sure" balas gadis itu, dan membuat bibir sudut Arsen naik ke atas..
***
Nadia dibuat melongo pagi ini karena melihat Arsen dan Aleta yang dengan santai bin akrabnya berbicara dari parkiran sampai ke dalam kelas.
Aleta kemudian duduk di bangku samping Nadia, sedang Arsen berjalan menuju bangkunya di area belakang, sebut saja area kegelapan.
"Al, gue ke tempat duduk gue dulu yah.. Entar kantin bareng.." kata Arsen
"Oke.." jawab Aleta
Aleta lalu memposisikan duduknya dengan baik, gadis itu cukup terkejut dengan Nadia yang sedang menatapnya sambil melongo..
"Nad? Are you okay??" tanya Aleta, namun sahabatnya itu masih diam membisu
Aleta mengedikan bahu, mungkin Nadia sedang kesambet makanya melongo terus. Dan saat Aleta menyalakan hapenya, Nadia dengan cempreng berujar membuat telinganya hambir budek
"DEMI APA AL LO MASUK KELAS BARENGAN ARSEN?! UDAH GITU LO KELIATANNYA AKRAB LAGI!!!" kata Nadia dengan hebohnya
"Yee apaan sih.. B aja kali nad.. Emang salah ya kalo gue barengan masuk kelas sama Arsen?? Enggak kan, kita semua itu clasmate.. Jadi gapapa dong.. Lagian tadi tuh gue berangkatnya sama Arsen jadi sekalian barengan ke--"
"APA?! TADI LO BERANGKAT BARENG ARSEN?!!"
Aleta dengan reflek membekap mulut Nadia
"Jangan keras keras bego.. Gue gak mau digosipin yang enggak enggak ama Arsen.."
Ujar Aleta berbisik di telinga Nadia"Yee, mao gimana lagi.. Gue reflek Al.. Mengejutkan banget kalo tiba tiba lo sama Arsen barengan gitu.." ujar Nadia
"Apa yang bikin terkejut? Wajar wajar aja kan kalo berangkat sama temen sekelas kita?" kata Aleta dengan santai
"What?! Wajar lo kata?!! Its oke kalo sama yang lain, tapi Arsen Al Arsen????!! Bukannya lo paling gak suka kalo berurusan sama tuh anak??" kata Nadia ngegas
"Itu dulu.. Lagian Arsen nggak seburuk itu kalo lo kenal.." kata Aleta
"What?!" dan lagi Nadia hanya menganga
TBC
Janagan lupa vote and comment guys...
See you in next chapter..
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone [END]✔
Novela JuvenilBagi Aleta, Arsen adalah pelangi yang pernah Tuhan berikan untuk mewarnai hidupnya. Arsen pernah memberi warna, tapi hanya sesingkat pelangi setelah hujan.