Tet..tet..tet..
Bel pulang sekolah berbunyi, guru dikelas segera mengakhiri pembelajaran.
"Oke anak anak.. Sampai disini dulu pelajaran kita hari ini... Selamat siang.."
"Siaaang..." jawab murid murid dengan lantang.
Semua murid bergegas keluar kelas setelah merapikan tasnya. Dari arah belakang, Arsen nampak berjalan terburu buru. Sebuah ponsel menempel di tangan cowok itu menandakan bahwa ia sedang menelepon.
"Halo.." ujar Arsen
"Kamu dimana?? Cepet aku udah didepan.." ujar sebuah suara di seberang sana
"Iya yang.. Aku lagi otw ini.." Arsen berkata 'yang' itu berarti yang diteleponnya adalah pacarnya, tante.
"Jangan lama.." suara pacar Arsen a.k.a tante terdengar judes
"Nggak lama.." setelah itu Arsen mematikan sambungan teleponnya
Cowok itu keluar kelas dengan terburu buru sembari mengetikkan sesuatu di ponselnya
Percakapan singkat Arsen dengan pacarnya berhasil di dengar oleh teman teman Aleta. Membuat mereka semua kepo akut.
"Arsen teleponam sama tante bukan sih?" tanya Ika
"Keknya iya.." kata Ara
"Pada denger nggak tadi Arsen ngomong apa sama tante.." tanya Nadia
Aleta menatap Nadia malas
"Kagak lah, ngapain didengerin.. Ga penting buat gue.." kata Aleta
"Bukannya lo akhir akhir ini rada deket ama si Arsen.. Lo gak ada rasa kepo gitu pengin liat pacarnya yang katanya tante tante.." kata Nadia
"Gak.." Aleta jutek
"Iih, lo gak asik Al.. Sumpah.." ujar Nadia
"Iya lo gak seru.." cerca Rere
"Bodo.." kata Aleta
"Tapi gue kepo nih guys bentukannya si tante.. Emang dia semok banget, emang dia bahenol gitu??" ujar Ika
"Nah makanya.. Mending kita ikutin itu Arsen ketemu tantenya.. Kita buktiin emangnya si tante bisa ngalahin kesemokan gue??" Ujar Nadia berapi api
"Lo?? Semok?? Semok dari mananya bego.. Yang ada tuh lemak semua yang lo timbun.." Ara membully bentuk tubuh Nadia membuat gadis gempal itu memanyunkan bibirnya
"Jahat lo Ar.. Ga liat, badan gue semok gini kembaran Gigi Hadid.." kata Nadia
"Gigi ompong kali!" tambah Rere sembari terbahak bahak
Tanika, Ara dan Aleta ikut tertawa hingga perut mereka sakit.
"Tau ah.." ujar Nadia
"Eh, udah deh daripada kita ketawa nggak jelas kayak kuntilanak mending kita ngikikutin si Arsen.. Sumpah gue pengin liat wajahnya si tante.." kata Nadia
"Kalo gitu kita cus.." ujar Ara diangguki Rere dan Ika
Sedangkan Aleta cewek itu nampak berpikir
"Gue gak ikut ah, males.. Mending gue pulang abis itu maraton nonton drakor.. Daripada jadi penguntit, gak guna.." kata Aleta
"Ini bukan penguntit Aleta, tapi detektif.."
"Detektif apaan?? Detektif tuh orang kerja.. dibayar.. Kalo penguntit itu orang kurang kerjaan, udah gak berguna gak dibayar.. Males ah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone [END]✔
Roman pour AdolescentsBagi Aleta, Arsen adalah pelangi yang pernah Tuhan berikan untuk mewarnai hidupnya. Arsen pernah memberi warna, tapi hanya sesingkat pelangi setelah hujan.