" Siapa Al??" dan suara di belakang Aleta berhasil mengalihkan perhatiannya dari sosok Arsen
Aleta menoleh, dan itu ternyata papanya. Arsen yang melihat papa Aleta langsung menyalimi papa Aleta
"Malam om.." ujar Arsen
"Kamu siapa?? Saya sepertinya gak asing sama muka kamu??"
"Eh, saya Arsen om.. Temen Aleta, yang wak--" ucapan Arsen terpotong karena papa Aleta
"Ooh, saya ingat kamu.. Arsen teman Aleta yang tempo hari ikut jemput saya di stasiun kan??"
Arsen mengangguk sembari tersenyum sopan. Btw, tumben tuh anak sopan..
"Ngapain kamu kesini?" tanya papa Aleta mengintrogasi
"Mau main om sama Aleta.." ujar Arsen
"Main sama Aleta? Mau kamu ajak kemana anak saya?" tanya papa Arsen
"Niatnya si mau ke timezone.."
'What!' Aleta berteriak dalam hati, timezone gundulmu!! Aleta aja gak tau apa alasan Arsen kesini.. Seenaknya bilang mau ke timezone, yakali!!
"Dengan pakaian kamu yang seperti preman ini.. Saya malah curiga kamu ajakin Aleta nongkrong di perempatan sambil begal motor.." ujar papa Aleta
Aleta cuma garuk garuk kepala karena bingung. Duh, mana ada Arsen begal motor, dia yang dibegal lah bisa jadi. Papanya ini suka sembarang ngomong, Arsen nggak mungkinlah begal motor, dia kan kaya. Andai aja papanya tau kalo kekayaan Arsen sampai tujuh turunan gak akan habis.
"Pah jangan asal ngomong.." bisik Aleta di telinga papanya
Dan malah bisikan Aleta tak di pedulikan
"Ehm, saya beneran mau main kok om sama Aleta.. Kalo gak boleh pergi keluar disini aja gapapa kok.." ujar Arsen masih dengan senyumannya
"Mau main sama Aleta? Kenapa nggak sama yang lain aja.. Ini malam minggu loh, harusnya kamu kencan sama pacar kamu.. Saya yakin 100% kamu udah punya pacar.."
"Saya gak punya pacar om.."
Dan di detik itu pula batin Aleta menjerit keras 'WOY! TANTE MAO DIKEMANAIN?'
"Masa gak punya pacar? Biasanya cogan selalu sold out. Apalagi modelan cowok bad kayak kamu.. Pasti playboy kan, ceweknya banyak.." ujar Papa Aleta
"Enggak lah om.. Style saya aja yang bad, tapi aslinya enggak kok"
"Oh gitu.. Ya sudah kamu saya izinkan main sama Aleta, disini.."
"Serius om??" Arsen menatap papa Aleta tak percaya
"Iya.. Tapi ada syaratnya.."
"Apa om?"
"Main catur dulu sama saya, baru saya izinin kamu main sama Aleta.." ujar Papa Aleta
"Main catur, siaplah om.. Saya pasti akan menang.."
"Jangan percaya diri dulu.. Saya ini lebih jago dari kamu.."
"Kita lihat aja nanti.."
Aleta sendiri cuma diem diem kayak orang idiot sampai ayahnya bersuara
"Al, masuk ambilin papan catur bawa kesini.." perintah papanya
Aleta mengangguk, setelah itu Aleta masuk ke dalam rumah, namun langkahnya terhenti saat tangan Arsen memegang tangannya
"Apa??" tanya Aleta
"Titip rindu.." kata Arsen
"Hah, rindu? Buat siapa?"
"Yang lagi gue tatap.. Bilangin, gue rindu.. Banget malah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone [END]✔
Ficção AdolescenteBagi Aleta, Arsen adalah pelangi yang pernah Tuhan berikan untuk mewarnai hidupnya. Arsen pernah memberi warna, tapi hanya sesingkat pelangi setelah hujan.