" Apakah aku tak memiliki kekasih?huaaaaaa" Tan Er memeluk gulingnya dan menenggelamkan wajahnya pada bantal.
---
" Sebenarnya orang - orang pikir anda memiliki hubungan khusus dengan salah satu anak aparat pemerintah, Da Yang yang sudah memiliki istri, nona" Ucap Xiolei hati- hati.
Tan Er membelalak. Ia segera bangkit.
" Tidak mungkin!" Tegasnya walau dirinya takut hal itu benar.Oh ayolah, dia adalah Tan Er. Mengambil pacar orang saja ia enggan. Apalagi suami orang. Apakah dunia sedang bercanda?
" Tentu saja itu adalah rumor nona" Ucap Xiolei tersenyum.Tan Er lega. Meski secara logika memang bukan dirinya, namun wanita itu adalah orang yang sangat persis dengannya. Wu Jinxia. Meski itu secara fisik. Bukankah aneh mencela orang yang jika kau melihatnya maka kaupun melihat dirimu?
" Nona dan Da Yang hanya bersahabat. Namun, rumor selalu berdedar dengan cepat. Apalagi mereka menemukan anda dan Da Yang bersama pada festival lampion" Jelas Xiolei.
Tan Er mendengus.
" Nona.. Sa..yaa tidak tahu harus mengatakan ini atau tidak. Tapi..." Xiolei menggantung kalimatnya. Membuat Tan Er menatapnya dengan tanda tanya.
" Anda membiarkan diri anda mendapat rumor bersama Da Yang untuk menutupi bahwa anda dan pangeran pertama, Ju Ling saling mencintai. Pada festival lampion, Da Yang hanya menemani anda bertemu dengan Pangeran pertama" Ucap Xiolei.
" Ha? " Tan Er memegang kepalanya. Ia ingin mati saja.
" Sepertinya kau tahu banyak Xiolei"
" Maafkan kelancangan saya nona" Ucapnya takut.
" Ei.. Aku memujimu" Tan Er tersenyum.
" Tee.n.tuu saja nona. Bukankah nona selalu menceritakan cerita anda kepada saya" tambahnya. Tan Er kembali tersenyum.
" Siapa pangeran pertama?" Batin Tan Er
.
" Nona.." Xiolei membangunkan Tan Er yang masih setia memeluk gulingnya.
"Hmmm" Tan Er hanya mengubah posisi tidurnya tanpa berniat melihat Xiolei.
" Kaisar mengundang anda makan malam di ruangan teh nona.." Ucap Xiolei.
Tan Er sontak terbangun.
" Apa maksudmu?"
" Seorang pelayan istana menyampaikannya kepada saya agar diteruskan untuk anda, nona" Ucap xiolei menunduk.
Tan Er memijit pelipisnya. Ah sepertiny dunia akan kiamat sekarang.
" Bantu aku bersiap!" Ucapnya.
" Baik nona" Xiolei pun mempersiapkan pakaian Tan Er. Dan mulai meriasnya.
" Tak ku sangka aku akan jauh lebih cantik memakai pakaian sejarah hahah" Batin Tan Er.
Ia tersenyum.Pintu terbuka, Tan Er masuk didampingi oleh Xiolei. Jujur, ia merasa gugup. Namun, ia mencoba mengontrol raut wajahnya itu.
"Salam untukmu yang mulia" Ucap Tan Er menunduk hormat kemudian tersenyum.
Kaisar menatapnya heran.
Tan Er yang melihat Kaisar heran terhadapnya, iapun bingung. Apa yang salah?
Ia telah membaca buku yang diberikan Xiolei tentang tata krama seorang putri. Lalu sekarang ada apa? Oh tolong jelaskan padanya.
" Apa ada yang salah yang mulia?" Tanya Tan Er sopan. Masih mempertahankan senyumnya yang terpaksa itu.
" Lu Yui bawa pelayan itu keluar!" Ucap Kaisar tanpa memperdulikan Tan Er.
" Baik kak" Lu Yui pun menarik tangan Xiolei agar meninggalkan Tan Er dengan Zhong lou.Tan Er berusaha tenang. Ia menarik bangku kemudian duduk. Ia melihat makanan yang ada diatas meja. Uh tampak menggiurkan, pikirnya.
Tan Er akan mengambil paha ayam dengan sumpitnya sebelum kaisar menghentikannya dengan sumpitnya pula.
Tan Er menatapnya dengan tatapan protes.
" Ada apa yang mulia?" Tanyanya berusaha memaksakan senyumnya. Tangannya belum berpindah dari mangkok ayam yang ingin diambilnya.
" Tidakkah permainsuri ingin menjelaskan sesuatu terhadap saya?" Tanya Kaisar yang terdengar berusaha sopan.
Tan Er menatapnya bingung. Tak ada yang perlu dijelaskan.
" Apa maksudmu yang mulia? Bukankah yang mulia mengajak saya untuk makan? Lalu mengapa terlibat dengan perbincangan aneh ini" Ucapnya. Sebelah tangannyapun memindahkan tangan Kaisar yang sebelumnya mencegat dirinya untuk mengambil ayam.
Kaisar melotot melihatnya.
" Cukup! Aku tidak ingin bermain- main" Teriak Kaisar dengan memukul meja.
Tan Er sontak terkejut. Ya Tuhan! Apa yang salah sebenarnya.
" Yang mulia, bisakah anda menjelaskannya dengan benar? Sehingga, kita bisa makan dengan tenang. Tolonglah!" Balas Tan Er juga melotot. Suaranya terdengar dipaksakan untuk lembut.
" Mengapa kamu sangat suka berpura-pura? Saya sudah tahu bahwa kamu dan kakak sedang merencanakan pembunuhan saya! Apa yang kamu rencanakan pada malam itu di bak mandi?" Tanya Kaisar terlihat marah. Ia bangkit.
Tan Er mulai ketakutan. Ia tak tahu apa-apa.
" Eii.. Yang mulia tenanglah" Tan Er mencoba mendudukkan Kaisar. Setelah itu, ia kembali pada tempatnya.
" Yang mulia, saya tak bermaksud jahat. Saya tahu kelakuan saya salah selama ini, maka malam itu saya ingin memperbaiki hubungan dengan yang mulia" Ucap Tan Er tanpa melihat Kiasar, pandangannya hanya tertuju pada paha ayam. Ia senang setelah akhirnya berhasil mengambil potongan paha ayam itu.
Kaisar terkejut. Apa yang dikatakan gadis gila ini!
"Khe..emmm.. Aa.p..a maksudmu?" Ucap Kaisar yang jadi salah tingkah. Namun, ia mencoba agar tetap beribawa.
Tan Er menatapnya.
" Yang mulia, bagaimana jika kita memulai kehidupan baru? Mungkin kita tak saling mencintai, awalnya. Namun, kita bisa memulainya bukan. Lupakan masa lalu. Mari menjalani hubungan selayaknya suami istri" Ucap Tan Er tanpa ragu.Dirinya masih menyayangi nyawanya. Ia akan melakukan apapun agar ia hidup aman disini. Tak mengapa memakai identitas Wu jinxia untuk sekarang ini bukan? Tunggu hingga dirinya tahu penyebab ia bisa berada disini dan cara agar ia dapat kembali, tekadnya.
" perlukah aku menuangkan anggur untuk yang mulia?" Tanyanya dengan polosKaisar memalingkan wajahnya.
" Lu Yuii!" Teriak Kaisar.
" Keke ( Kakak ), ada apa?" Tanya Lu Yui ketika ia masuk kedalam ruangan.
" Perintahkan pada pelayan agar membereskan semua ini!" Ucap Kaisar kemudian pergi.
" Baik kakak" Lu Yui menunduk hormat.
" Ei, Yang mulia. Bagaimana dengan makan malam kita?" Teriak Tan Er.
" Ah makanannya masih banyak huhu" Tan Er sangat tak rela meninggalkan makanannya. Ia mengambil paha ayam ditangannya kemudian keluar menyusul sang kaisar." Yang mulia, tunggu!" Tan Er berhasil menghadang jalan Zhong lou.
Kaisar menatapnya tanpa niat bersuara.
" Yang mulai, sangat tidak sopan meninggalkan seorang gadis ketika makan malam bersama. Terlebih, saya adalah istri anda yang mulia. Mohon jaga tata krama anda" Ucap Tan Er kesal. Ia kemudian meninggalkan kaisar yang melihatnta dengan tatapan tak percaya.
Sebenarnya, Tan Er bukannya kesal dirinya ditinggalkan. Ia kesal karena makan malam yang mewah harus terlewatkan. Bahkan ia baru saja menyentuh paha ayamnya. Ugh menyebalkan!
.
Keesokan harinya, ketika ia terbangun Xiolei telah menyiapkan makanan dan segelas teh diatas meja. Ia pun menyantapnya. Ia benar- benar lapar.
Beberapa menit kemudian, barulag Xiolei datang
" Salam kepada nona" Ucap Xiolei menunduk hormat.
" Nona, apakah anda akan mandi sekarang?" Tanya Xiolei melihat Tan Er yang sudah menghabiskan makanannya.
" Iya. Saya pikir, saya harus mandi" Ucapnya mencium baunya sendiri.
Xiolei tersenyum.
" Holah, saya akan meminta para pelayan menyiapkan bak mandi untuk nona" Xiolei pun segera pergi.Tan Er mulai berendam di bak mandi.
Ia sangat senang. Airnya terasa hangat ditambah dengan para pelayan yang memandikannya. Jika ini di dunia nyata, pasti dirinya hanya bermimpi.Setelah mandi dan bersiap, Tan Er memutuskan untuk jalan- jalan di istana. Ketika keluar, ia melihat apra pelayan dan pengawal istana. Woah sungguh menakjubkan! Dirinya benar- benar ada disini sekarang. Padahal sebelumnya ia hanya melihat ini di drama kolosal.
Setengah dirinya memang masih belum percaya. Namun, bukti terus menariknya agar percaya. Ia tak terbiasa melihat suasana disini hingga kepakaiannya sendiri.Tepat dibawah pohon yang berbunga merah jambu, Tan Er berhenti. Ia menatap pohon itu sambil tersenyum.
" Woah, indahnya" Ucap Tan Er kagum.
Xiolei ikut tersenyum.
" Apakah aku akan kembali? Sangat indah disini, hingga rasanya aku tak ingin kembali" Batin Tan Er.Ditempat lain, Kaisar memperhatikan Tan Er yang tersenyum kagum melihat pohon itu.
" Apa yang salah dengannya?" Batin Kaisar.Tbc?
Like and komen:v

KAMU SEDANG MEMBACA
FALL IN LOVE WITH CAISAR
Roman d'amour"Dimana ini? Mengapa orang-orang berpakaian aneh? Ah tunggu-tunggu! Mengapa pakaianku jadi begini? Dan siapa orang- orang ini?" Tan er. Tan er bingung. Ketika ia membuka matanya, pandangannya menelisik ruangan tersebut. Ini bukan ruangannya, apalagi...