Perlahan air matanyapun jatuh dengan begitu pasrahnya, mengikuti hati sang pemiliknya.
----
"Tunggu Yang mulia" Teriak Xiolei yang terburu-buru masuk kedalam ruang hukuman. Ia segera bersimpuh disamping Tan Er
" Maafkan saya yang mulia, sebenarnya nona kami sedang mengalami masalah pada ingatannya, Mungkin malam itu ia terbentur saat di bak mandi, Yang Mulia." Jelas Xiolei takut.
"Apa alasanmu mengatakan itu?" Tanya Kaisar
"Nona..." Xiolei tidak tahu harus mengatakan apa lagi.
"Tue (benar), saya amnesia yang Mulia. Saya... sering merasa pusing secara tiba- tiba dan merasa déjà vu." Bohong Tan Er.
"Amnesia? Déjà vu?" Tanya Kaisar heran.
"Maksud saya kehilangan ingatan yang Mulia, saya terkadang merasa sesuatu hal telah saya lakukan akan tetapi, saya tidak dapat mengingatnya" Jelas Tan Er. Sungguh, ia sangat gugup.
" Yang mulia, bukankah jika yang mulia ingin tahu yang sebenarnya maka yang mulia harus menyelidikinya? Jika membunuhnya sekarang apa yang akan kita dapatkan?Terlebih lagi, bisa jadi dia memang tuan putri."Bisik Lu Yui
Zhang Lou terlihat mempertimbangkan perkataan Lu Yui. Sepertinya ia akan memutuskan untuk menyelidiki lebih dalam apa sebenarnya tujuan tuan putri, karena ia masih sangat tidak percaya jika Tuan Putri sekarang memang benar Wu Jinxia.
" Baiklah. Segera panggilkan tabib ke kediaman tuan putri. Hukuman hari ini dibatalkan." Titah Zhang Lou kemudian meninggalkan ruangan.
Semua bernapas lega, sebagian dari merekapun mulai meninggalkan ruangan. Jantung Tan Er masih berdegup kencang, mencoba mencerna situasi.
"Nona.." Panggil Xiolei yang ada disampingnya.
1.. 2..3 Tan Er tak menjawab. Sedetik kemudian ia mulai menangis.
" Jinxia" Ucap ibunda Jinxia khawatir, ia segera memeluk Tan Er.
" Jinxia kau tak apa- apa?" Tanya Wu Yinxia –kakak Jinxia-
Jinxia tidak menjawab, ia masih sesegukan.
" Sudah.. sudah. Xiolei, bawa nona ke kamarnya sekarang" Ucap ayah Jinxia
"Baik tuan" Jawab Xiolei.
"Nona, ayo" Xiolei membantu Tan Er untuk berdiri.
[Kediaman Jinxia].
"Tuan Putri tidak mengalami situasi yang parah, namun bisa jadi ingatannya memang bermasalah akibat benturan atau sesuatu lainnya." Jelas tabib yang memeriksa Tan Er.
"Yang lainnya? Apa maksudnya?" Tanya Kaisar
" Ampuni saya yang Mulia, saya masih belum yakin. Saya akan mencoba untuk menyelidikinya lebih lanjut" Jelas sang Tabib
"Holah. Kau boleh pergi" Perintah Kaisar.
" Baik Yang Mulia" Sang Tabib membungkuk memberi hormat kemudian keluar ruangan.
"Kalian juga silahkan keluar. Saya ingin berbincang sedikit dengan tuan putri" Lanjut Kaisar.
"Sekarang apa yang diinginkan pria ini" Batin Tan Er kesal.
"Yang Mulia, dapatkah anda jelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa Jinxia bisa seperti ini?" Tanya Ayah Jinxia.
"Ayahanda, Ibunda, saya telah memerintahan prajurit untuk mengawal anda kembali ke kekerajaan anda. Mohon maaf hari ini" Ucap Kaisar sedikit tersenyum dan membungkuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALL IN LOVE WITH CAISAR
Romance"Dimana ini? Mengapa orang-orang berpakaian aneh? Ah tunggu-tunggu! Mengapa pakaianku jadi begini? Dan siapa orang- orang ini?" Tan er. Tan er bingung. Ketika ia membuka matanya, pandangannya menelisik ruangan tersebut. Ini bukan ruangannya, apalagi...