12

833 107 3
                                    

Sekarang Jae sedang bersiap-siap dirumahnya dan akan pergi ke studio untuk latihan rutin Day6. Sungjin dkk sudah menunggu disana.

"Mau kemana kamu Jae?" Tanya mamanya Jae yang tiba-tiba membuka pintu kamar Jae.

"Eh mama. Aku mau latihan di studio."

"Jae mama kan udah bilang, berhenti dari kegiatan band enggak jelas kamu itu. Fokus kuliah. Kamu sekarang udah semester 5 Jae."

"Mah stop bilang kalo band aku ini enggak jelas." Jae mulai terpancing emosi jika mamanya sudah menyinggung soal bandnya.

"Ya emang enggak jelas. Kalo jelas tuh ya terkenal bikin album bikin video klip."

"Udahlah mah aku capek bahas kayak gini terus sama mama."

"Tuh kan semenjak kamu nge band juga kamu tuh jadi kurang ajar sama mama."

"Mah plis. Kalo mama minta aku fokus kuliah aku bisa kok bagi waktu."

"Gak percaya mama sama kamu."

"Tuhkan mamahnya aja yang enggak percaya."

"Sekarang gini aja terserah kamu mau nurut atau enggak sama mama. Pokoknya mama enggak akan pernah setuju kamu ikut band-band kayak gitu." Lalu mama Jae meninggalkan Jae.

Tiba-tiba Sungjin menelpon Jae.

"Halo Jae lu dimana? Sini cepetan keburu sore nih."

"Sabar." Lalu Jae memutuskan sambungan telponnya.

Setelah itu Jae membanting ponselnya ke kasur. Ia frustasi sendiri dengan keadaan ini.

5 menit Jae memikirkan apa yang harus ia lakukan. Lalu ia menelpon Sungjin kembali.

"Halo sori gua gabisa latihan. Enggak di bolehin sama nyokap." Kata Jae pasrah.

"Hah serius lo?"

"Aduh udah deh gua lagi ga bercanda. Tolong ngertiin gua please."

"Iya iya oke. Kalo ada apa-apa cerita aja Jae."

"Hhmm."

Lalu Jae kembali menutup telponnya.

Sejak awal Day6 terbentuk, mamanya Jae sudah tahu jika anaknya itu tergabung dalam band itu. Karena pada saat itu Jae sering pulang malem karena latihan.

Kedua orang tua Jae sangat tidak suka jika anak satu-satunya itu lebih mementingkan hal lain dibanding pendidikan. Dari Jae kecil, dia sudah ditekan oleh orang tuanya agar fokus pada pendidikan.

Tapi Jae merasa ini adalah bakat terpendamnya yang selama ini tidak disadari oleh orangtuanya. Sejak kecil ia sering minta untuk masuk les vokal tapi tidak pernah dituruti oleh orangtuanya. Akhirnya Jae memutuskan untuk belajar gitar dan olah vokal secara otodidak.

Sekarang ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Disatu sisi ia tidak ingin meninggalkan hobinya yang menghasilkan uang ini, tapi disisi lain ia juga tidak ingin jadi anak durhaka.

Pagi ini seperti pagi pada biasanya, di kelas Nayeon selalu Nayeon yang datang kepagian. Padahal 10 menit lagi masuk kelas, tapi belum ada yang dateng kecualinya. Apalagi sekarang hari senin, hari termalas untuk berangkat pagi bagi anak kuliah.

Lalu seperti biasanya pula Mina selalu dateng kedua setelah Nayeon dan menyambut Nayeon yang sedang baca novel.

"Nayeoooon." Sapa Mina.

"Iya Minah." Sahut Nayeon tanpa mengalihkan pandangannya dari novel yang dibacanya.

Lalu Mina duduk di bangkunya dan membuka HP.

Saat membuka grup angkatan, ia menemukan sebuah informasi.

"Nay!" Kata Mina menghampiri Nayeon yang mengejutkan Nayeon.

"Apasih Min?" Karena terkejut akhirnya ia menutup novelnya.

"Lu udah baca grup angkatan?"

"Belum, kenapa?"

"Lu tau kan jurusan bahasa Jepang mau ada pensi?"

"Enggak."

"Ah lu mah apasih yang lu tau?!"

Nayeon hanya menggerakkan bahunya.

"Ini 2 minggu lagi kan bahasa Jepang mau pensi, nah lo liat nih siapa gueststar nya!"

Lalu Mina memberikan HPnya dan Nayeon membaca info tersebut.

"Hah Day6???!" Nayeon juga terkejut.

"Kaget kan lo?!"

"Tapi ya yaudah sih biarin aja."

"Ih gimana sih lu! Ayo ini ajang kita buat lebih deket sama mereka."

"Ya lu aja lah males gua."

"Terus lu gamau nonton gitu?"

"Ya mau sih. Maksud gua, kenapa lu harus heboh gitu?"

"Ya gapapa juga sih. Seneng aja dia tampil di kampus kita. Pokoknya Nay kita harus nonton!"

"Iya Minah."

Berarti ini kampus yang dimaksud Dowoon tempo hari, yang Dowoon lupa namanya.

Sore ini setelah selesai kuliah seharusnya Day6 latihan. Tapi Jae harus pulang kerumah, karena mamanya mengancam jika Jae tidak segera pulang, mamanya akan memindahkan Jae kuliah diluar negeri.

"Jae pulang mah." Sapa Jae saat baru memasuki pintu rumahnya. Terdengar tidak begitu semangat.

"Nah gitu dong nurut, baru namanya anak mama." Kata mamanya Jae menyambut Jae.

Tanpa bicara apa-apa Jae langsung menuju kamarnya.

"Jae duduk dulu sebentar mama mau ngomong."

"Apalagi mah?" Lalu Jae membalikkan badannya menghadap mamanya dengan malas.

"Duduk dulu."

Lalu Jae duduk dengan mamanya diruang keluarga.

"Lusa mama sama papa mau berangkat ke london, papa dapet tugas dinas disana."

Mendengar berita itu Jae langsung semangat.

"Yang bener mah?"

"Iya bener. Seneng kan kamu? Jadi kamu bisa kumpul sama band gajelas kamu itu?"

Lagi-lagi mamanya menyebut bandnya itu tidak jelas. Tapi emosi Jae tertahan karena ia sedang senang mamanya akan berangkat keluar negeri.

"Pokoknya terserah deh selama mama disana mama enggak bisa ngelarang kamu. Tapi yang penting nilai kamu semester ini harus naik dari semester lalu. Kalo sampe enggak—"

"Siap mah!" Jae memotong ucapan mamanya.

"Pokonya aku janji, nilai aku pasti naik. Kalo enggak..." Jae menggantungkan kalimatnya.

"Kalo enggak? Kalo enggak, kamu harus ninggalin band gajelas kamu itu dan kuliah di London."

Lalu Jae menunduk pasrah.

Setelah keberangkatan mama dan papa nya Jae ke London, akhirnya Jae bisa bebas lagi latihan dan kumpul sama anggota Day6 hingga tengah malam. Bahkan Jae sering menginap di rumah Dowoon, karena ia malas tidur sendirian dirumah.

Tapi ditengah kesibukannya dengan bandnya itu, Jae tetap menyempatkan diri untuk belajar, karena ujian semester juga sebentar lagi. Ia tidak ingin mengecewakan kedua orangtuanya.

Tbc

Nahloh mulai ada konflik wkwk
Aneh ga sih ini? Seru ga sih?
Yaampun bingung ini
Comment gituu apa kek:(
Wkwk maksa maap
Iyaudah gitu pokoknya selamat membaca

Much love,
Aku💜

I like you ; Park JaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang