Tepat setiap siang menjelang sore dan seterusnya, hujan akan selalu datang membasahi bagian bawah bumi, membuat aroma khas dari tanah yang terkena air hujan, sangat sejuk di pernapasan.
Lagi dan seterusnya, setiap hari tak lupa Hwang Hyunjin juga akan datang bersama hujan, menemani Yeji yang tengah kesepian di dalam kamarnya.
"Kamu datang lagi?" tanya Yeji dengan wajah berseri-seri."Kenapa? kamu tidak percaya kalau aku setiap hari akan datang?" tanya balik Hyunjin.
Bedanya, sekarang Hyunjin datang menemui Yeji dengan cara yang normal, tidak perlu memanjat jendela kamar Yeji ataupun menyelinap melalui atap lagi.
Ia datang dengan pakaian rapi dan sedikit basah di bagian pundak dan ujung celananya.
"Kamu pasti tidak membawa payung?" selidik Yeji dengan tatapan mendelik.
Hyunjin hanya menyengir lalu masuk ke rumah Yeji tanpa menunggu si tuan rumah mempersilakan, sudah seperti rumahnya sendiri, apa karena pria Hwang sudah sering berkunjung ke rumah gadis Hwang?
"Lebih enakkan?" tanya Hyunjin yang sudah duduk di sofa ruang tamu.
Yeji yang awalnya akan berjalan ke kamarnya tiba-tiba berhenti saat Hyunjin bertanya padanya.
"Tumben tidak ke kamar, kenapa?" pertanyaan kembali di tujukan ke pria Hwang.
"Hei Ji, aku ini juga lelaki biasa yang punya nafsu, kamu juga aku pandang sebagai wanita." jawaban mencelos begitu saja dari bibir tebal milik Hyunjin.
"Lalu kenapa? memang sudah jelas kan kalau aku wanita, kamu pria." seru gadis Hwang terlihat tidak nyaman.
Yeji ternyata sepolos itu di mata Hyunjin.
Hyunjin menghela nafas, "Sebenarnya tidak sopan Ji, kalau ada seorang lelaki remaja masuk kedalam kamar wanita remaja juga, padahal mereka tidak memiliki hubungan apa-apa." jelas Hyunjin menghela nafas seiring kedua ainnya menatap lekat kedua ain milik gadis Hwang.
Yeji yang awalnya selalu tersenyum menatap Hyunjin, tiba-tiba air mukanya berubah menjadi masam dan datar.
Beberapa sekon kemudian bulir air jatuh dari pelopak mata sang gadis.
"Tidak memiliki hubungan? berarti selama ini kamu tidak menganggap aku sebagai teman? berarti aku bukan teman mu, Jin? selama ini kamu berbohong?!!" terka Yeji dengan membentak.
Hyunjin mungkin salah saat membenarkan kebingungan Yeji, ia salah berbicara, membuat Yeji merasa salah paham, aura di ruang tamu sangatlah mencekam, Hyunjin serasa tidak enak hati sudah melukai perasaan gadisnya.
"Oh tidak Ji, bukan seperti itu," jelas Hyunjin yang tidak ditanggapi oleh Yeji lagi.
Yeji langsung berlari ke kamarnya dan menguncinya rapat, ia menangis, melepaskan segala kesedihannya selama ini saat sempat tertahan karena adanya Hyunjin, seorang yang mengaku akan merubah kesengsaraan di hidup gadis Hwang dengan kebahagiaan.
Kesedihan itu ia tumpahkan lagi di dalam kamarnya, ia menangis sejadi-jadinya, ternyata sama saja, Hyunjin memang bukan teman yang tulus bagi Yeji.
Kesedihan itu ternyata telah membekas banyak di hati Yeji, membuatnya tak memiliki pilihan lain, yaitu melukai dirinya sendiri.
DIFFERENT
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT ✔️
FantasyHyunjin dan hujan itu sama, menemani Yeji saat kesepian. ft. Hyunjin&Yeji