JANGAN LUPA VOTE & KOMEN !!!
Kamarnggalan gadis Hwang tersebut kini sudah tidak terisolasi seperti dahulu kala, kini kamar itu sudah bersih tanpa sisa-sisa darah ataupun sisa-sisa dosa serta penyesalan yang gadis Hwang tinggalkan.
Ruangan dengan dinding polos itu kini sudah berubah warna secerah langit yang ada di atas, semua itu berkat pemuda Hwang yang giat dalam merenovasinya, tinggal sentuhan terakhir yang akan ia buat.
“Hyunjin, tolong jaga rumah, aku harus keluar sebentar,” ucap Jaebeom pamit pada pemuda Hwang.
“Pergi kemana kak?” tanya pemuda Hwang dengan alis bertaut.
“Keluar, ada urusan, titip rumah ya.” pamit Jaebeom sekali lagi dengan langkah yang tergesa-gesa.
Tidak biasanya Jaebeom akan se-panik ini dalam melangkahkan kakinya keluar rumah, tidak minta izin juga pada pemuda Hwang untuk meminjam motornya, Jaebeom sudah melesat terlebih dulu menggunakan motor-besar milik Hyunjin.
“Mungkin aku harus menggambar pelangi di sini,” tanpa menghiraukan Jaebeom tadi, Hyunjin melanjutkan kegiatannya.
“Setelah hujan harus ada pelangi.” gumam pemuda Hwang.
Saat Hyunjin akan mulai membuat pola pada dinding dan selanjutnya akan menggoreskan kuas catnya itu tiba-tiba tangan kanan pemuda Hwang berhenti.
Kuas yang sudah dibubuhkan pada cat berwarna merah itu oleh pemuda Hwang ia cium, mengendus bau yang ada di sana.
Janggal, ini bukan bau khas cat, melainkan bau...
“Bau darah...” gumam pemuda Hwang lalu dengan pelan kepalanya mengadah keatas, melihat apa yang terjadi.
Sepanjang kegiatan Hyunjin dari tadi ternyata sedang diawasi.
“Apakah kau tidak bosan menganggu Yeji?” ucap pemuda Hwang seperti menegur sosok yang ada di atas.
DIFFERENT
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT ✔️
FantasíaHyunjin dan hujan itu sama, menemani Yeji saat kesepian. ft. Hyunjin&Yeji