xvi. she is not a yeji

300 42 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN !!!









































Katakan saja Hyunjin itu bermain kekerasan pada wanita, biar saja!! memang wanita didepannya ini bukan Yeji sebenarnya, dia hanya roh jahat! roh terkutuk dari neraka untuk menghancurkan pertahanan manusia yang lemah seperti Yeji.


"Keluar kamu bedebah!!!!" teriak Hyunjin kemudian lalu melayangkan tinju pada wajah Yeji.


"Hiks hiks.." terdengar isakan dari bibir Yeji, walaupun gadis itu masih tersungkur dengan pakaian yang sudah kumuh akibat kotoran tanah serta darah yang sudah mengering itu, tak lupa rambut yang acak-acakan sedang menutupi wajahnya yang cantik.


Hyunjin berhenti ketika mendengar isakan yang lolos dari bibir Yeji, firasatnya mengatakan jika Yeji sudah kembali.


"Yeji.. Hwang Yeji.." panggil Hyunjin lirih, Hyunjin masih berdiri di atas Yeji yang duduk sambil menutupi wajahnya.


"Hiks.. hiks.. aku jahat Jin!! aku psikopat!! aku membunuhnya hiks hiks.." Hyunjin langsung mengangkat tubuh Yeji lalu memeluknya erat.


Ia sangat merindukan serta sangat senang jika jiwa Yeji sudah kembali, bahkan jiwa Yeji pun dapat merasakan roh itu membunuh Hwall menggunakan raga gadis itu sendiri.


Diusapnya kepala Yeji dan didekapnya tubuh Yeji dengan erat, membiarkan gadis itu tenang terlebih dahulu, saksinya hanya hyunjin semata, jika jiwa Yeji tidak bersalah, yang bersalah hanya roh itu dan raga Yeji.


Yeji melingkarkan kedua tangannya pada perut Hyunjin, merasakan kehangatan yang lelaki itu berikan, sudah dibilang kan? sejak Hyunjin datang pertama kali, cuma dia yang membuat Yeji nyaman dan bahagia, bahkan tak perlu ditakutkan lagi saat sudah bersama Hyunjin.


"Kamu tidak salah sayang, bukan sepenuhnya salah kamu." tenang Hyunjin menciumi puncak kepala gadis Hwang dengan sayang.


"Aku takut Jin, aku sudah membunuh Hwall, aku sudah bunuh manusia hiks hiks.." tangis histeris Yeji pada dada bidang milik Hyunjin.


Malam itu adalah dimana seorang Hwang Yeji mengeluarkan jati dirinya, menemukan jati diri yang sudah terpendam dalam dan berani memunculkan aslinya.


Memendam kebencian, dendam dan amarah, ia balaskan dalam membunuh orang lewat roh yang memasuki tubuhnya.


Hyunjin melepaskan pelukannya ketika sang gadis Hwang sudah reda dari air matanya yang mengalir bebas.


Dilihatlah kedua manik mata Yeji yang sipit itu, memastikan jika yang ia peluk masih Yeji sang -kekasih.


"Nggakpapa ya, lupakan malam ini, bukan salah kamu kok, sebentar lagi roh itu akan musnah, aku janji akan hal itu, jangan menyalahkan diri kamu seperti ini ya sayang." tenang Hyunjin lalu mengusap sisa air mata pada wajah Yeji.


Sang gadis mengangguk lalu diajaknya Yeji untuk keluar dari sana. Sebelum itu, Yeji membalikkan badan dan mengedarkan pandangannya ketika menemukan sebuah revolver yang tergeletak di lantai yang sudah berdebu itu.


Tak membuat Hyunjin curiga karena yang Hyunjin pikir gadis itu menjatuhkan sesuatu, lampu yang remang-remang membuat revolver yang Yeji sembunyikan di balik kaosnya itu tak terlihat.





















































Mereka berdua sudah sampai di rumah Yeji, Hyunjin mengantarkan Yeji untuk pulang dan beristirahat didalam kamarnya.


Jaebeom tidak mengunci pintu rumahnya, membuat Yeji langsung berjalan memasuki kamar, segera membersihkan tubuhnya dari sisa kotoran dan darah Hwall yang sudah mengering.


Hyunjin menunggu Yeji yang sedang mandi di ruang tengah, Sang pemuda pun menjatuhkan dirinya pada sebuah sofa panjang nan empuk itu, merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya, terlihat sekali jika Hyunjin sedang memikirkan sesuatu secara dalam, tangan kanannya memegangi pelipis dan memijatnya pelan.


"Hyunjin.." panggil seseorang bersuara serak dan khas itu, membuat Hyunjin terbangun dari tidurnya.


"Kak Jaebeom," panggil Hyunjin kembali, ia gugup jika Jaebeom menanyai nya aneh-aneh tentang Yeji.


"Dimana Yeji?" tanya Jaebeom lalu mengedarkan pandangannya pada seluruh sudut rumahnya sendiri.


"Kamar kak, Yeji sedang mandi." jawab Hyunjin gugup, walaupun Hyunjin sang manusia berbeda ia masih sama seperti manusia lain yang memiliki ketakutan dan kegugupan.


Jaebeom memandangi tubuh Hyunjin dari atas sampai bawah secara intens, "Kamu mengajarkan apa saja pada Yeji? kenapa dia bisa menjadi seperti itu lagi?" tanya Jaebeom dengan nada dingin dan sinis.


Hyunjin meneguk ludahnya dengan susah payah, "Aku tidak mengajari apa-apa, aku mencintai Yeji apa adanya, aku tidak mungkin merusaknya." jawab Hyunjin mantap.


Jaebeom menyunggingkan senyumnya, "Ck.. apakah aku harus percaya dengan semua itu? sudahlah.. jangan ajari dia cara membunuh orang, memang penyakitnya itu sudah sangat akut, lindungi dia dan jaga dia selama aku bekerja, aku menyerahkan semua tanggung jawabku untuk Yeji kepadamu, jangan sia-siakan itu jika kau benar-benar mencintai adik ku." tutur Jaebeom sambil menepuk pundak kiri Hyunjin lalu pergi meninggalkan Hyunjin yang termenung di ruang tengah rumah Yeji.


Mencerna setiap perkataan yang Jaebeom lontarkan, sudah sangat terlambat jika melindungi Yeji, bahkan sudah ada satu korban yang kehilangan nyawa nya karena ulah raga Yeji.














DIFFERENT

DIFFERENT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang