Mungkin chapter ini agak sedikit emosional maupun ribet maupun aneh dan cringe hehehe, detik-detik menuju semi konflik ya guys.
Beberapa chapter lagi akan beneran tamat, ini sedikit spoiler hehe.
Sang pemuda dan sang pria berlari menuju dapur ketika suara pecahan benda keramik menggema diseluruh rumah, takut sang gadis membuat kesalahan ataupun hal yang lebih gila lagi.
"Yeji-ada apa?" tanya Jaebeom dan Hyunjin bersamaan, mereka melihat Yeji berdiri membelakangi Hyunjin dan Jaebeom, gadis Hwang tengah berkutat dengan wastafel cuci piring.
"Ah-Kak, Jin, eum.. aku memecahkan piring tadi, maafkan aku membuat kesalahan," ungkap Yeji menunduk, seraya kedua lelaki itu menghela nafas lalu Hyunjin menghampiri gadisnya.
"Kamu tidak apa-apa kan sayang?" tanya Hyunjin memegang kedua tangan Yeji, ia amati perlahan kedua tangan Yeji itu, mencari kejanggalan ataupun bekas luka di sana.
Jaebeom mencari bekas pecahan piring tersebut, namun tak menemukannya. "Dimana Ji, pecahan piringnya?" tanya Jaebeom.
Yeji menahan gelisahnya dengan gelagat aneh yang tak pernah dimiliki oleh seorang Hwang Yeji.
"Sudah aku bersihkan Kak, semuanya sudah bersih, Kakak tidak usah khawatir." ucap Yeji menenangkan Jaebeom.
Hyunjin melirik Jaebeom, begitu sebaliknya hingga Yeji memicingkan kedua mata sipitnya, "Kalian kenapa? Ada yang salah?" tanya Yeji.
"Ahh-tidak ada Yeji, Kakak sebentar lagi akan pergi bekerja, Kakak siap-siap dulu ya," elak Jaebeom.
"Bukannya Kakak shift malam?"
"Iya-Kakak harus mengurus urusan sedikit, kamu di rumah ya bersama Hyunjin." ucap Jaebeom seraya meninggalkan dapur.
Gadis Hwang menaikkan salah satu alis tipisnya, ia mencurigai Jaebeom.
Sang surya sudah kembali berputar dan bergantian dengan sang penerang bumi di kala gelap nya malam, dibantu oleh pijaran lampu di setiap rumah dan di setiap jalanan kota.
Hwang Hyunjin terbangun dari tidur nya, memang bukan hal yang aneh lagi ketika kita merasa kelelahan karena seluruh energi tubuh kita cepat terkuras habis.
Apalagi Hyunjin yang harus memecahkan masalah dan teka teki.
LAGI
Yang menimpa Yeji kali ini sedikit terburu-buru.
Hyunjin harap musim panas kali ini mendatangkan hujan yang mengguyur bumi, agar energi positif itu kembali hadir di diri Hyunjin dan menjadi benteng pelindung untuk Yeji.
Pemuda Hwang mengusap wajahnya yang terlihat sangat letih dan memijat pelan kening kepalanya.
Sungguh, lelah dan pusing secara bersamaan, Hyunjin tak biasa mengalami gejala aneh ini seperti gejala manusia pada umumnya. Ah karena hujan ia menjadi seperti ini.
Bahkan dilihatnya jam menunjukkan pukul 06.30 PM, Jaebeom belum juga menunjukkan sosok batang hidungnya yang lancip itu, dihidupkannya lampu ruang tengah, karena Hyunjin tertidur di sofa ruang tengah, gelap gulita menyambut inderanya ketika ia baru saja membuka matanya tadi.
Sang pemuda berjalan ingin ke belakang, melalui dapur dan bergegas ke kamar mandi, namun ketika ia sampai ketika melewati kamar Yeji, gadis itu tidak berada di dalam kamarnya.
"Yeji... Yeji... Kamu dimana?" panggil Hyunjin seraya menghidupkan lampu kamar milik Yeji.
Tak ada sahutan, Hyunjin bingung, terakhir kali ia melihat Yeji ataupun mengingat Yeji yaitu...
Saat itu juga ingatan Hyunjin mengenai Yeji sekitar 5 jam yang lalu adalah Yeji memukul keras kepala Hyunjin menggunakan payung hitam milik Seulgi, saat berada di dapur dan mulut Yeji penuh darah.
Karena gadis Hwang benar-benar memakan pecahan piring yang ia tak sengaja pecahkan siang hari itu.
Pemuda Hwang berlari menuju dapur dan menyalakan segala alat penerang yang ada di sana, ia juga berlari mengelilingi dalam rumah, mengecek satu persatu celah yang bisa manusia gunakan untuk bersembunyi.
Sampai Hyunjin mengelilingi semua penjuru rumah, tak ada bekas apapun yang Yeji tinggalkan untuk Hyunjin, dan kala itu juga piring kotor yang tergeletak di samping wastafel cuci piring memberikan semua jawaban yang Hyunjin butuhkan.
Akibat Hyunjin bukan manusia biasa ia bisa mengendus layaknya hewan dan menemukan setitik darah transparan yang sudah cukup kering berceceran di lantai rumah Yeji.
"Ini darah Yeji, aku hapal karena darahnya sungguh khas," gumam Hyunjin yang masih mengendus lantai rumah Yeji, sampai pada Hyunjin harus mengendus hingga akhirnya darah itu hilang juga.
DIFFERENT
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT ✔️
FantasíaHyunjin dan hujan itu sama, menemani Yeji saat kesepian. ft. Hyunjin&Yeji