xxviii. seulgi and umbrella

69 15 0
                                    

Sedari tadi, sudah terhitung 1 jam lamanya Seulgi tak kunjung berhenti berfikir keras, Jaebeom yang melihat pun sedikit khawatir terhadap tingkah aneh Seulgi.



Karena yang Seulgi pikirkan pasti Yeji, Seulgi tak mungkin bertingkah seperti ini jika tidak ada masalah yang besar, wanita Kang berjalan bolak-balik seperti tak menemukan titik temu.



Yeji sudah sadar, namun ia masih berbaring di tempat tidurnya, luka di tenggorokannya serta lehernya masih basah, membuatnya mendongak ataupun menunduk rasanya sangat menyakitkan.



Yeji ingin menangis, menahan sakit yang amat dalam di lukanya itu, tapi ia bingung, apa yang ia lakukan terhadap dirinya sendiri sehingga dirinya menjadi serapuh dan semenakutkan ini.



Mau menyalahkan siapa juga? Tak ada yang salah di sini, menurut Yeji yang salah adalah takdir.



Takdir yang menggaris bawahi kehidupan Yeji bisa semenyedihkan ini, namun sedari kecil Yeji sudah diajari oleh orang tuanya untuk selalu bersyukur, jangan menyalahkan takdir yang membuat seseorang itu merasa dirinya tak pantas untuk hidup.



Yeji selalu memegang perkataan kedua orang tuanya untuk selalu menyayangi diri sendiri, menjadi diri sendiri lebih baik dan memperbaiki diri sendiri yang masih banyak nilai minusnya.



Ia juga sangat bersyukur dapat hidup bersama Jaebeom, selaku kakak tiri nya yang sangat menyayangi Yeji melebihi diri Jaebeom sendiri, Yeji berjanji untuk tidak menyia-nyiakan kehidupan indahnya hari ini.



Jika itu yang Tuhan gariskan di hidup Yeji, Yeji harus menjalaninya sampai titik terang itu datang, sampai ia benar-benar sembuh dalam dirinya sendiri maupun sembuh dalam kehidupannya.



“Energinya disini masih kuat, aku—harus pergi dulu,” pamit Seulgi tanpa menatap manik Hyunjin maupun Jaebeom.



Yang ia tatap adalah kedua manik kecil nan indah itu, siapa lagi kalau bukan Yeji, ada ketertarikan sejak 15 menit yang lalu.



“Cepat sembuh Yeji, aku akan mengunjungi mu lagi, hari ini atau besok, entahlah.” pamit Seulgi lalu tersenyum pada Hyunjin.



Hyunjin tau, Seulgi sedang tidak main-main sekarang, memang ada yang aneh lagi, tapi Hyunjin harus waspada.



Jaebeom mengantar Seulgi keluar, ingin Jaebeom mengantar Seulgi pulang naik motor Hyunjin namun Seulgi sudah hilang dari balik pintu.



Aneh memang, wanita dewasa itu memang aneh, membuat Jaebeom jatuh cinta padanya, Jaebeom tidak kaget lagi jika Seulgi akan bertingkah tak terduga seperti ini lagi, bahkan Seulgi meninggalkan payungnya sendiri di depan teras rumah Jaebeom.



“Ketinggalan lagi payungnya? Seul, Seul.” ucap Jaebeom membawa masuk payung Seulgi.



Padahal cuaca diluar benar-benar panas dan terik.





















































DIFFERENT

DIFFERENT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang