DREAM, LOVE AND FRIENDSHIP © Group 1
LAVENDERWRITERS PROJECT II
PART 01 — Mereka
Created by girlRin
***
Mentari pagi bersinar dan menerobos masuk ke dalam kamar seorang pemuda yang masih berlelap di atas kasur empuk nan nyaman itu. Niat ingin terlarut dalam mimpi pun buyar saat bunyi berisik jam weker berdering dengan sangat nyaring hingga memekakkan telinga membuatnya harus bangun dan mengusap mata ngantuknya.
Pemuda itu—Fadil—menatap jam dan menguap lebar. Tak lama terdengar suara ketukan dari luar pintu kamarnya dan suara sang Mama.
"Fadil? Kamu udah bangun belum? Ayo, bangun. Mama buatin sarapan kesukaan kamu."
Fadil pun mengusap matanya dan bersuara, "iya, Ma."
Setelah itu, terdengar langkah sang Mama yang melangkah pergi menjauhi kamarnya. Fadil pun bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi, namun sebelum itu ia menatap sejenak piala-piala penghargaan yang berjejer rapi di atas meja belajarnya.
Piala kemenangannya dalam cabang Taekwondo.
Sejauh ini, orang tuanya terlebih sang Mama tak pernah menyetujui pilihannya untuk mengikuti Taekwondo. Mereka bilang hal itu hanya membuang waktu dan juga bisa melukai Fadil bila ia salah dalam pelatihan. Fadil telah berusaha mencoba meyakinkan mereka bahwa Taekwondo adalah hal yang ia sukai, namun sekeras apapun ia mencoba tak pernah disetujui. Ini pun ia ikut perlombaan selalu diam-diam dan orang tuanya hanya tahu jika ia ikut kegiatan Pramuka, Lomba cerdas cermat dan lain-lain. Fadil selalu mengunci kamarnya dan tak membiarkan siapapun masuk sebab kamarnya penuh dengan hal-hal berbau Taekwondo. Mulai dari poster bahkan peralatan Taekwondo miliknya ada di kamar, bila orang tuanya tahu entah apa yang akan mereka lakukan.
Fadil menghela napas panjang dan segera mandi. Jika ia terlalu lama berkutat dengan pikirannya, yang ada ia akan terlambat ke Sekolah.
***
Fadil berjalan di koridor lantai 2 Sekolahnya. Saat ini ia tengah mencari kedua sahabatnya. Biasanya keduanya akan berada di dekat loker menunggu Fadil dan mereka akan pergi sparring dulu di ruang latihan sebelum pelajaran di kelas dimulai.
"Dil, sini!"
Fadil menoleh dan segera menghampiri dia orang pemuda yang telah siap dengan seragam Taekwondo mereka.
"Sorry gue telat, tadi macet." ucap Fadil.
Seorang pemuda dengan sabuk merah pun melemparkan sebuah seragam pada Fadil, dia adalah Andhika.
"Hari ini latihan apa, Dil?" tanya seorang pemuda bersabuk hitam, Kevin.
Ya, di antara mereka bertiga, hanya Andhika yang masih sabuk merah. Dulu Andhika sempat cedera dan harus cuti dari latihan Taekwondo dan membuatnya harus tertinggal dari kedua temannya namun Fadil dan Kevin selalu membantu Andhika dalam berlatih agar segera sabuk hitam.
"Latihan tendangan aja gimana?" usul Andhika.
Kevin menatap Andhika, "kenapa? Lo masih kesal karena ngga bisa ngalahin Fadil pake tendangan?" tanyanya dengan nada mengejek.
Andhika memukul pelan bahu Kevin, "bukan gitu. Gue tuh masih penasaran aja, gimana biar bisa lakuin tuh jurus. Lagian bentar lagi gue harus bisa ngejar tingkat lo berdua, sabuk hitam." ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Dream, Love and Friendship✔
Roman pour Adolescents#LavenderWriters Project Season 2 Kisah tentang persahabatan di antara tiga orang laki-laki yang sama-sama menyukai Taekwondo yang mendapatkan cintanya masing-masing. Namun, orang tua Fadil tak pernah menyetujui pilihannya untuk menjadi atlet Taekwo...