Pasal peraturan yang berlaku untuk kisah ini
1. Semua yang ada dalam cerita hanyalah sebuah fiktif yang berasal dari imanjinasi liar Leely; kecuali nama tokohnya;
2. Apabila menemukan ketidak masuk akalana mohon baca kembali pasar 1.
Tidak ada yang sempurna di dunia, mohon maaf jika ditemukan typo atau kesalahan dalam penulisan kata.
.
.
.
.
Renjun berdecak, sudah seminggu berlalu seusai Jeno menjelaskan alasan dibalik sang Ratu yang tak diperbolehkan berlatih bela diri dan menyentuh pedang tapi sanubarinya masih saja tak terima.
"hais jinja jeongmal!" decaknya tertahan, kesal sekali Renjun ingin rasanya mencolok mata seseorang. Ibu Suri misalnya, sekalian balas dendam.
"beri aku ruang!" titah Renjun tak mau para dayang mendengar runtutan kalimat tak beradab yang ingin ia lontarkan. Terlebih Renjun tak yakin dayang-dayangnya bersih dari colekan tangan Ibu Suri yang sedang gencar-gencarnya mencari tau kelemahannya.
Setelah pada dayang menjauh sekitar sepuluh meter darinya, barulah Renjun mengomel panjang diselipi nama-nama 'hewan'. Luapan emosi itu terus berlangsung hingga lima belas menit kemudian.
"kenapa-" Renjun tersengal, saking emosinya sampai ngos-ngosan. Tak ketinggalan keringat membasahi pelipis serta tengkuknya. "-kenapa dari semua orang yang harus ku gantikan posisinya, aku harus menggantikan seorang Ratu penyakitan! Sial! Pantas saja tubuhku tak sekuat biasanya. Benar-benar sial!"
Ringkih tubuh sang Ratu pun diperparah dengan kondisinya yang mengandung. Ugh, Renjun benci. Benci sekali dianggap lemah, benci sekali diperlakukan layaknya sesuatu yang mudah retak.
Benci sekali, benar-benar benci.
"akh!"
Pada akhirnya Renjun luruh dengan tangan memegangi perutnya yang nyeri, tersenyum miris kala seruan dayang Yeo serta derap langkah kaki yang menghampirinya tergesa syarat akan kekhawatiran.
"aku bisa sendiri" ucap Renjun menarik lembut lengannya yang dirangkul dayang Yeo hendak membantunya berdiri. Perlahan Renjun berdiri, mengimbangkan pijakannya dengan kekuatannya sendiri.
Tidak, ia tak akan membiarkan Ratu ringkih ini semakin menyedihkan. Saat ini, tubuh ini miliknya. Seorang Huang Renjun dengan jiwa algojolah yang menguasainya.
Ya, sang Ratu mungkin lemah, tapi Renjun sebaliknya.
"Mama" sang Ratu yang memaksakan diri membuat para abdinya khawatir sekaligus ngeri.
"nan gwenchana. Aku ingin menemui Yang Mulya"
Tak ada yang bisa dilakukan abdinya selain mengabulkan keinginan sang Ratu. Mereka pun kembali berjalan dengan langkah lebar menyambangi arena latihan memanah yang berada disebelah barat istana.
.
Shot!
Ujung runcing itu tepat mengenai kepala harimau pada papan target. Semua orang yang berada disana bertepuk tangan mengapresiasi kinerja sang penguasa Joseon.
Namun disela kemeriahan tersebut, kasim Shin menyadari kehadiran ibu negara beserta rombongannya. Segera ia membertahu sang Raja yang langsung menoleh kearah yang ditunjukkan abdinya, diikuti beberapa pejabat serta para pengawal yang spontan membungkuk hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Gate (Noren)
FanfictionGerbang sihir akan terbuka setiap tujuh bulan purnama sekali. Hutan menjadi tamengnya, dan hanya orang yang 'membutuhkan' lah yang bisa melaluinya. Serta, akan ada pertukaran didalamnya. Namun yang datang akan pergi, yang pergi akan kembali dan per...