Ke-enambelas

8.5K 1.3K 203
                                    


Hasrat Renjun membuat botak Ibu Suri turun jadi nol persen sejak Jisung hadir mengisi hari-harinya.

Terhitung sudah dua bulan ia tak menanggapi tingkah Ibu Suri. Meski demikian ia tak pernah sekali pun lengah.

Renjun tau kalau wanita bau dosa itu beberapa kali berupaya menaburkan racun dalam makanannya, tapi naas salah sasaran. Yang memakan hidangan itu malah orang suruhan Ibu Suri yang merupakan salah satu dayang yang biasanya mengantarkan makanan untuknya.

Tak hanya itu, Jisung pun pernah menjadi sasaran. Hanbok si kecil ditaburi sesuatu seperti... baby powder kalau di abad-21, yang dapat menimbulkan iritasi berat pada kulit sensitive bayi. Namun gagal karena Renjun yang terlalu teliti pada segala hal yang menyangkut Jisung mengibaskan hanbok itu tepat di wajah si pengantar pakaian yang lagi-lagi merupakan orang suruhan Ibu Suri. Berakhir dayang itu mengalami ruam-ruam parah diwajah.

Rasakan! Puas sekali Renjun membuat Ibu Suri darah tinggi tanpa harus susah payah memancing emosi.

"minum sampai kenyang ya... setelah itu tidur"

Kini menyusui Jisung merupakan kegiatan favorit Renjun. Melihat bagaimana bibir kecil itu terus bergerak menyedot susu dengan sepasang mata kecil yang berkedip pelan sambil menatapnya, bahkan tak jarang sudah tidur pun mulutnya masih berkerja, hanya berhenti untuk menghela nafas sesaat lalu kembali menyedot susunya. Membuat senyum Renjun tak pernah luntur, bahkan terus terpatri seakan tak pernah lelah apalagi bosan.


"sayang"

"astaga!" Renjun tersentak refleks mengeratkan dekapannya pada Jisung yang langsung menangis keras lantaran hidungnya kegencet dada sang Bunda.

Jisung kaget, belum lagi tenggorokannya sakit karena tersedak susuT_T

Plakk!

"sakit sayang!"

"rasakan! Jisung jadi tersedak karena mu!" pekik Renjun membahana. Tak perduli orang diluar sana dengar karena ia sudah kepalang kesal. "aigho.. cup cup cup sayang" segera Renjun baringkan si kecil di lututnya yang tertekuk, lalu menepuk punggung kecil itu pelan.

"maafkan appa ya.. Jisungie" ucap Jeno ingin ikut menepuk punggung Jisung tapi langsung ditepis oleh Renjun.

Sejak punya anak isterinya jadi tambah galak. Untung Jeno cinta.

Beberapa saat kemudian Jisung berhenti menangis, tenggorokannya sudah lega meski agak perih. Tapi.. bukan berarti ia tidak melanjutkan acara minum susunya lagi. Saat Renjun kembali menimangnya, mulut si kecil langsung mangap-mangap mencari sumber utama makannya.


"Sungie, appa boleh minta susunya? Sedikiiiit saja" pinta Jeno sambil toel-toel pipi kemerahan si kecil yang langsung meliriknya sengit.

Tidak boleh, susu oemma punyaku! Kata lirikan mata Jisung jika diterjemahkan menggunakan bahasa manusia.

Tawa Renjun meledak melihat reaksi bayinya. Dendam kesumat Jisung pada ayahnya yang hobi sekali merecoki acara minum susunya. Tak hanya saat minum susu, melainkan setiap si kecil membuka mata Jeno pasti hadir untuk mengusulinya.

Seperti tidak ada kerjaan lain selain mengusik ketenangan si kecil padahal Jeno merupakan seorang Raja. Kalau sudah begitu ujung-ujungnya Renjun yang mengomeli Jeno yang seakan tak memberikan kesempatan pada si kecil untuk menikmati dunia yang damai.


Percakapan pun sirna, tersisa tawa kecil Renjun yang sedang menanggapi tingkah Jisung yang berupaya meraih wajahnya. Jeno yang memeluk Renjun dari belakang tersenyum, memperhatikan interaksi dua orang terkasihnya dalam diam.

Magical Gate (Noren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang