Happy Reading
Jangan lupa tinggalkan jejak
Gadis cantik itu masih setia berada dibawah selimut tebal nya. Cuaca hari ini cukup dingin dan itu yang membuat gadis itu memilih berada dibawah selimut tebal nya itu.
"Jisoo bangun!" teriak Suho yang berdiri diambang pintu kamar putri sulung nya itu.
Perlahan Jisoo membuka kedua matanya tapi percuma Jisoo membuka matanya karena hanya kegelapan yang bisa ia lihat.
"Daddy sudah pulang?" tanya Jisoo.
Jisoo perlahan berjalan menuju ambang pintu dan tidak lupa tongkat lah yang membantu nya. Jisoo sudah sangat hafal kebiasaan Suho.
Suho selalu berdiri diambang pintu kamarnya dan tidak pernah memasuki kamarnya tapi Jisoo tidak terlalu sedikit dengan sikap Suho.
Justru sikap Irene lah yang membuat nya selalu menangis dimalam hari.
Waktu itu Irene mengadakan arisan dengan teman-teman nya yang kebetulan berada dirumah mereka. Irene terlihat tersenyum dan tertawa saat bersama dengan teman-teman nya tapi itu semua hilang saat Jisoo datang dengan tongkat nya.
"Apa itu anak mu Irene?"
"Dia sangat cantik tapi sayang dia buta, pasti dia hanya bisa merepotkan."
"Lebih baik kau serahkan saja dia ke panti asuhan sebelum semua orang tahu kalau anak sulung mu itu buta."
Jisoo berusaha untuk tersenyum setelah mendengar teman-teman Irene yang terang tegangan menghina nya. Jisoo berharap Irene membela nya tapi yang diharapkan Jisoo berbanding terbalik dengan kenyataan.
"Itu saran yang bagus. Nanti akan aku bicarakan pada Suho supaya menyerahkan anak ini ke panti asuhan sebelum dia membuat ku malu di kemudian hari." ucap Irene.
Jisoo tak lagi kuat mendengar semua orang yang menghina nya. Jisoo mungkin bisa menahan kalau yang menghina nya itu orang lain tapi Jisoo tidak akan kuat jika orang yang menghina nya adalah ibu kandung nya sendiri.
"Jisoo sangat merindukan Daddy." ucap Jisoo lalu memeluk tubuh tegap Suho.
Sementara Suho hanya diam, membiarkan putri sulung nya itu memeluk tubuhnya. Suho ingin sekali membalas pelukan Jisoo tapi ia urungkan saat mengingat anak yang akan ia jadikan sebagai pengganti nya kelak di perusahaan ternyata buta, tidak bisa melihat.
Cukup lama Jisoo memeluk Suho berharap agar Suho mau membalas pelukan nya tapi Suho masih enggan untuk memeluk tubuh Jisoo.
"Sebentar lagi pengurus mu datang dan setelah itu mandi dan kita akan sarapan bersama." ucap Suho lalu melepaskan paksa pelukan Jisoo.
Jisoo hanya bisa diam saat Suho sama sekali tidak mau membalas pelukannya.
"Kapan kau mau memeluk diriku Dad." batin Jisoo.
Setelah menunggu cukup lama akhirnya wanita paruhbaya datang dan membantu Jisoo."Sekarang nona sudah cantik." ucap wanita paruhbaya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mian Eonnie [END]
Random[END] "Maaf sudah membuat kalian malu memiliki eonnie seperti ku." Js Cacian dan hinaan diterima nya sejak lahir baik dari keluarga ataupun orang lain hanya karena ia memiliki suatu kekurangan. Awalnya ketiga adiknya bisa menerima kekurangan diriny...