Happy Reading
Jangan lupa tinggalkan jejak
"Isoo... nie..." panggil Lisa sambil beberapa memukul pintu kamar Jisoo yang tak kunjung terbuka.
Satu minggu sudah Lisa keluar dari rumah sakit dan satu minggu pula Jisoo yang mengurung dirinya dikamar.
Jika boleh jujur Jisoo sangat ingin memeluk tubuh mungil Lisa tapi mengingat syarat yang diberikan Suho pada nya membuat Jisoo mengurungkan niat nya.
"Pergilah... jangan temui aku lagi..." ucap Jisoo yang kini menyandarkan tubuhnya dibalik pintu.
Sedetik kemudian Jisoo bisa mendengar tangisan Lisa sambil memukul pintu kamarnya.
Jisoo menutup telinga nya dengan kedua tangannya berharap Jisoo tidak bisa mendengar tangisan Lisa tapi Jisoo salah.
Sementara diluar kamar Jisoo, Lisa kini duduk sambil menangis kencang didepan pintu kamar Jisoo. Mungkin Lisa merindukan Jisoo yang sudah satu minggu tidak mau menemui nya.
Lisa terus menangis didepan piatu kamar Jisoo bahkan Lisa sempat terbatuk-batuk karena menangis terlalu lama.
Sampai akhirnya Jennie datang dan mengendong tubuh mungil Lisa. Jennie sedikit mengusap pelan kepala Lisa yang masih dibalut oleh perban.
"Lisa jangan nangis lagi." ucap Jennie.
"Hiks... Isoo... nie... hiks..." tangis Lisa lalu mengarahkan tangan ke pintu kamar Jisoo.
"Eonnie temui Lisa sekali saja." ucap Jennie lalu memang gagang pintu yang masih terkunci dari dalam itu.
"Aku tidak bisa jen... bawa saja Lisa pergi..." jawab Jisoo dari dalam.
Jennie yang mulai muak dengan sikap Jisoo itu pergi begitu saja tapi Jennie sempat menendang kuat pintu kamar Jisoo.
Kini Lisa sudah berada kamar sih kembar dengan Rose yang tertidur diatas ranjang nya. Jennie memilih duduk disofa sambil menghapus keringat Lisa.
Mata Lisa yang sudah sembab karena terlalu lama menangis, hidungnya memerah dan Lisa yang kesulitan bernafas itu sudah cukup membuat Jennie tersiksa.
Jennie berlari mencari Irene saat Lisa kesulitan untuk bernafas. Irene masuk ke kamar denger tergesa-gesa lalu mengendong Lisa dan membawa nya ke rumah sakit.
Jennie mulai menangis saat melihat kondisi adik bungsu nya itu. Jennie duduk dilantai sambil memeluk lutut nya dan mulai menangis.
"Hiks... Jen... nie... hiks..." panggil Rose yang bangun dari tidurnya lalu berjalan pelan kearah Jennie.
Rose menggoyangkan tangan Jennie berharap Jennie ingin melihat nya tapi Jennie semakin menangis kencang dan itu membuat Rose juga menangis.
Uhukkk!
Jennie langsung mendongakkan kepalanya saat mendengar Rose batuk disela-sela tangisnya. Jennie langsung mengambil segala air lalu memaksa Rose untuk memenum nya.
Setelah meminum air itu Jennie langsung memeluk Rose yang tak kunjung berhenti menangis.
"Ini semua salah mu eonnie! Kalau bukan karena sikap mu itu mungkin si kembar tidak akan seperti ini." ucap Jennie dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mian Eonnie [END]
Random[END] "Maaf sudah membuat kalian malu memiliki eonnie seperti ku." Js Cacian dan hinaan diterima nya sejak lahir baik dari keluarga ataupun orang lain hanya karena ia memiliki suatu kekurangan. Awalnya ketiga adiknya bisa menerima kekurangan diriny...