08

7.8K 960 57
                                    

Happy Reading

Jangan lupa tinggalkan jejak

"Nona, ahjumma mohon makan bubur ini walaupun hanya sesuap." ucap ahjumma.

"Jisoo tidak nafsu makan ahjumma." ucap Jisoo.

Hari ini tepat tiga hari Jisoo dirawat dirumah sakit. Selama Jisoo dirawat hanya ahjumma yang menemani nya. Jisoo sangat berharap Suho ataupun Irene datang untuk menjenguk nya tapi sekali lagi Jisoo ingat bahwa dirinya tidak seberharga itu dimata kedua orang tuanya.

Tes...

Cairan bening itu kembali menetas dari mata Jisoo. Hati Jisoo hancur sehancur-hancur nya saat ia terbaring lemah dirumah sakit tapi tidak ada satu pun keluarga nya menemani nya. Janganlah kan menemani, mereka tidak pernah menanyakan keadaan Jisoo sekali pun.

"Nona jangan menangis." ucap ahjumma mencoba menghapus cairan bening itu.

"Hiks... apa Jisoo sangat hiks... memalukan ahjumma hiks... sampai mereka tidak datang kesini hiks... Jisoo lelah seperti ini terus ahjumma hiks... Jisoo ingin melihat hiks... Jisoo ingin seperti orang lain hiks... Jisoo ingin Daddy dan Mommy kesini hiks... Jisoo ingin merasakan gendongan Daddy hiks... Jisoo ingin merasakan kecupan hangat Mommy hiks... Jisoo ingin meraskan itu semua hiks..." tangis Jisoo.

Ahjumma ikut menangis setelah mendengar suara hati Jisoo yang selama ini dia pendam sendiri. Ahjumma sangat menyayangi Jisoo bahwa ahjumma rela tidak menikah agar bisa merawat Jisoo yang hidup dengan kesendirian nya.

Ahjumma meraih kotak tisu yang berada tidak jauh dari nya, bukan untuk menghapus air mata Jisoo tapi untuk menghapus darah yang kembali keluar dari hidung Jisoo.

"Biarkan saja darah ini ahjumma, Jisoo ingin cairan bening dan darah inilah yang menemani Jisoo malam ini." lirih Jisoo.

Ahjumma yang tak kuat memilih keluar dari ruangan Jisoo dan memilih menangis sambil menutupi wajah nya.

Sedangkan di diam ruangan nya, Jisoo melepaskan infus yang tiga hari ini bersarang ditangan nya lalu meraih tongkat nya dan berjalan menuju balkon.

Jisoo bisa merasakan hembusan angin menyapu wajah nya. Jisoo mencoba tersenyum menerima kenyataan ini.

"Kau harus kuat Jisoo... Kau harus yakin pasti ada orang yang menyayangi mu diluar sana... kau harus yakin itu Jisoo..." ucap Jisoo mencoba untuk menguatkan dirinya yang rapuh.

*****

"Nona lebih baik nona dirawat disini dulu sampai kondisi nona membaik." ucap ahjumma.

"Jisoo tidak mau ahjumma. Jisoo tidak mau merepotkan ahjumma lagi. Jisoo tidak mau uang ahjumma habis hanya karena Jisoo." ucap Jisoo.

Yang dikatakan Jisoo memang benar, jika Jisoo terus berada dirumah sakit terus itung justru membuat uang ahjumma habis karena Jisoo tahu Suho tidak pernah memberikan uang untuk pengobatan nya.

"Jika itu keinginan Jisoo, kami tidak bisa memaksa lagi dan kami akan memberitahu kalian jika hasil pemeriksaan nya keluar." ucap dokter itu.

Ahjumma pun membantu Jisoo berjalan. Bahkan untuk berjalan sekarang Jisoo harus dibantu. Akhir akhir ini Jisoo memang merasa tidak memiliki tenaga sedikit pun.

Taksi itu berhenti didepan sebuah rumah besar dan tentu nya mewah. Ahjumma pun kembali membantu Jisoo untuk berjalan memasuki pintu utama tapi salah satu bodyguard malah melarang Jisoo dan ahjumma masuk melalui pintu itu.

"Kenapa Jisoo tidak boleh masuk lewat pintu ini?" tanya Jisoo.

"Nyonya sedang mengadakan arisan dengan teman-teman nya dan tadi nyonya berpesan agar nona Jisoo tidak masuk melewati pintu ini karena..."

"Karena dia malu anak cacat seperti ku." jawab Jisoo.

Apa yang di ucapkan Jisoo benar, tentu saja Irene malu memiliki anak seperti nya.

"Nona lebih baik kita lewat pintu belakang saja." ucap ahjumma.

Jisoo hanya bisa menuruti perkataan ahjumma. Kini Jisoo sudah berada dikamar nya sambil duduk diatas ranjang nya.

"Ahjumma istirahat lah, Jisoo bisa menjaga diri Jisoo sendiri." ucap Jisoo lalu ahjumma pergi dari kamar nya.

Setelah ahjumma pergi, Jisoo hanya diam diatas ranjang sambil memainkan jari jemari nya.

"Kenapa kau kembali?"

Suara itu adalah suara adiknya, Jisoo bisa mengingat kalau itu suara Lisa.

"Jadi kamu ingin eonnie pergi untuk selamanya?" tanya Jisoo.

"Dulu aku yang melarang Daddy membawa mu ke panti asuhan tapi sekarang aku menyesali perbuatan ku itu." ucap Lisa.

"Suatu saat eonnie akan pergi dan tidak akan kembali ke keluarga kalian lagi." jawab Jisoo.

"Bagus kalau begitu. Hadir mu hanya membawa sial bagi keluarga ku. Pertama Jennie eonnie dan aku. Sekarang Rose yang harus menderita karena ulah mu. Kemarin Rose kecelakaan dan ia membutuhkan donor darah dan Rose membutuhkan dirimu tapi kau malah bersenang-senang dengan ahjumma." jelas Lisa.

"Bersenang-senang? Apa maksud mu Lisa." tanya Jisoo sedikit bingung.

"Mommy bilang kalau kau dan ahjumma pergi berlibur. Kau tidak tahu bagaimana panik nya Mommy,Jennie eonnie dan aku saat itu tapi kau malah bersenang senang diluar sana."

"Lisa dengarkan eonnie..."

"Aku tidak akan pernah mendengarkan dirimu lagi dan berhenti bersikap seolah-olah kau adalah eonnie ku!!!" teriak Lisa.

"Aku memang eonnie mu Lisa."

"Itu dulu tapi sekarang tidak!!!" teriak Lisa lalu pergi dengan membanting kasar pintu kamar Jisoo.

Cairan itu kembali keluar dari mata Jisoo. Adik yang selama ini selalu manja pada nya tega bicara seperti itu pada nya.

Luka yang dibuat Suho dan Irene belum kering dan kini satu luka lagi bertambah. Ketiga adiknya sudah membuat hati nya sakit.

Sekarang Jisoo tidak tahu harus pergi kemana lagi. Jisoo hanya memiliki mereka tapi mereka semua hanya memberikan luka pada Jisoo yang sudah sangat hancur itu.

"Hiks... aku tidak kuat lagi Tuhan hiks... aku tidak sanggup lagi menghadapi mereka hiks... aku mohon pada mu Tuhan hiks... beri aku sedikit kebahagiaan hiks... aku ingin merasakan kebahagiaan hiks... itu sebelum Kau mengambil nyawa ku hiks..."

Jangan lupa vote coment dan share yaa kalau bisa follow juga hhh 😁

Maaf apabila ada kesalahan

Bye semua.

Mian Eonnie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang