Happy Reading
Jangan lupa tinggalkan jejak
Tittt... tittt... tittt...
Alat itu kembali berbunyi dan menampilkan garis yang turun naik dan itu berarti Jisoo kembali bernafas.
Walaupun alat itu kembali berbunyi tapi Jisoo tidak kunjung membuka mata ataupun menggerakkan jari nya.
"Saya harap semuanya keluar. Saya ingin menangani Jisoo." ucap dokter itu.
Terlihat raut wajah dokter yang berubah serius. Suho, Jennie, Rose dan Lisa keluar darinya ruangan Jisoo tapi Irene masih berada diruangan itu.
"Lebih baik nyonya keluar sekarang." suruh dokter itu.
"Aku akan tetap menemani anak ku." ucap Irene sambil terus menggenggam tangan Jisoo.
Dokter itu membiarkan Irene yang bersikeras ingin menemani Jisoo. Dokter dan beberapa suster itu perlahan melepaskan semua peralatan medis yang hinggap ditubuh Jisoo.
Irene hanya diam memperhatikan dokter dan suster yang melepaskan semua peralatan medis anaknya itu tapi Irene panik saat tubuh Jisoo kejang-kejang.
"APA YANG KAU LAKUKAN!!! CEPAT BERIKAN JISOO SUNTIKAN ITU!!!" marah dokter itu pada salah satu suster.
Suster itu menyuntikkan sesuatu di pergelangan tangan Jisoo yang membuat Jisoo perlahan berhenti dari kejang-kejang nya.
Beberapa dokter masuk ke ruangan Jisoo dengan membawa peralatan medis ditangan mereka. Beberapa dokter itu mendekati Jisoo dan memasang peralatan itu pada tubuh Jisoo.
Setelah selesai beberapa dokter itu keluar dan menyisakan satu dokter yang menangani Jisoo selama tiga tahun ini.
Irene hanya bisa menatap sendu anak nya itu. Perlahan medis itu kembali hinggap ditubuh Jisoo walaupun tidak sebanyak tadi.
"Aku minta maaf atas keteledoran suster tadi nyonya dan sekarang kondisi Jisoo sudah mulai membaik. Jantung Jisoo kembali berdetak setelah sebelumnya berhenti. Saya akan keluar dan jika Jisoo sudah sadar segera panggil saya." jelas dokter itu lalu keluar dari ruangan Jisoo.
Setelah dokter itu keluar tinggal lah Irene sambil menggenggam tangan Jisoo.
"Terimakasih sudah mau bertahan sayang. Mommy janji akan berubah untuk dirimu. Mommy janji." ucap Irene lalu mengusap pipi Jisoo.
Setelah mengusap pipi Jisoo, Irene memilih untuk keluar untuk menemui suami dan anak anaknya. Hati Irene kembali sakit saat melihat anak anaknya menangis.
Irene berlutut dihadapan Rose yang menangis tiada henti. Irene memang kedua tangan Rose lalu tersenyum manis pada anaknya itu.
"Eonnie sekarang baik-baik saja dan tidak boleh lagi ada tangisan." ucap Irene.
Rose tersenyum singkat mendengar ucapan Irene lalu Rose perlahan memeluk tubuh Irene. Irene membalas pelukan anaknya itu sambil mengusap kepala sang anak.
Irene menatap Jennie yang sedari tadi memperhatikan nya. Perlahan Irene mendekati Jennie.
"Kenapa melihat Mommy seperti itu?" tanya Irene pada Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mian Eonnie [END]
Random[END] "Maaf sudah membuat kalian malu memiliki eonnie seperti ku." Js Cacian dan hinaan diterima nya sejak lahir baik dari keluarga ataupun orang lain hanya karena ia memiliki suatu kekurangan. Awalnya ketiga adiknya bisa menerima kekurangan diriny...