Happy Reading
Jangan lupa tinggalkan jejak
Satu minggu berlalu semenjak kejadian itu, Jisoo mengurung diri nya dikamar. Tidak mau menemui siapa pun termasuk ahjumma.
Hati Jisoo sakit setelah mendapat perlakuan yang sangat kasar dari Suho. Kata-kata Suho itu berhasil membuat Jisoo mengurung dan menyakiti dirinya sendiri.
Tokk... tokk... tokk...
Jisoo langsung menyembunikan pisau kecil nya dan menurunkan lengan bajunya agar luka yang ia buat tidak terlihat oleh siapa pun.
"Nona buka pintu nya, nona belum makan apapun beberapa hari ini." ucap ahjumma dari luar.
Jisoo masih diam, tidak menanggapi apapun yang ahjumma katakan. Jika yang berdiri didepan pintu kamarnya itu Suho atau Irene mungkin Jisoo akan langsung membuka kan pintu itu.
"Nona, ahjumma mohon." lirih ahjumma.
Perlahan Jisoo dengan tongkat nya berjalan menuju pintu lalu membuka pintu kamarnya itu. Ahjumma langsung menahan tubuh Jisoo yang ambruk didepan nya.
Ahjumma membantu Jisoo agar merebahkan dirinya diatas ranjang. Ahjumma kasihan melihat kondisi Jisoo sekarang. Kantung mata yang terlihat jelas, rambut yang berantakan, hidung yang memerah dan ada bercak darah dari pergelangan tangan Jisoo.
Ahjumma mengangkat lengan pakaian Jisoo dan terkejut melihat tangan Jisoo yang terluka.
"Apa yang nona lakukan?"
"Jisoo frustrasi dengan kondisi Jisoo sekarang ahjumma, Jisoo malu."
Ahjumma meraih tangan Jisoo lalu mengobati nya. Jisoo sedikit meringis saat luka nya diobati oleh ahjumma.
Brakkkk
Rose menendang kasar pintu kamar Jisoo. Rose menarik kasar tubuh Jisoo dengan memang kuat tangan Jisoo yang baru saja diobati oleh ahjumma.
"Lepaskan." ucap Jisoo.
Rose terus menarik tubuh Jisoo agar keluar dari kamar nya tapi Jisoo berusaha untuk melepaskan diri dari adiknya itu.
Jisoo terus berusaha melepaskan tangan Rose dari nya, bukannya Jisoo tidak mau ikut dengan Rose tapi tangannya sakit saat Rose menggenggam kuat.
Rose terjatuh karena Jisoo terlalu kuat berusaha agar terlepas dari adiknya itu.
Saat Rose jatuh, Irene tak sengaja melihat Rose jatuh dan membantu anak nya itu. Setelah membantu Rose, Irene menatap tajam pada Jisoo yang memang pergelangan tangannya.
"APA KAU BELUM PUAS MENYAKITI ANAK ANAK KU!!! DUA ANAK KU BERADA DIRUMAH SAKIT KARENA ULAH MU BODOH!!! DAN SEKARANG KAU INGIN MELUKAI ANAK KU LAGI!!!" marah Irene.
"Cukup Mom hiks... cukup hiks..." tangis Jisoo sambil menutup telinga nya agar ia tidak bisa mendengar kata-kata Irene yang semakin membuat terpuruk dalam keadaan nya.
"Jisoo hiks... juga anak Mommy hiks... tapi kenapa Mommy hiks... selalu menyakiti hati Jisoo hiks... Jisoo bisa terima kalau Mommy benci sama Jisoo hiks... tapi bisakah Mommy jangan bicara seperti itu lagi hiks... hati Jisoo sakit Mom hiks..." tangis Jisoo yang kini sudah duduk dilantai dengan air matanya yang sudah mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mian Eonnie [END]
Random[END] "Maaf sudah membuat kalian malu memiliki eonnie seperti ku." Js Cacian dan hinaan diterima nya sejak lahir baik dari keluarga ataupun orang lain hanya karena ia memiliki suatu kekurangan. Awalnya ketiga adiknya bisa menerima kekurangan diriny...