3. Pengakuan

4K 88 2
                                    

Sandra POV

Aku berjalan menyusuri lorong rumah menuju kamarku, rasanya jarak kamar ku semakin jauh. Kaki ku guntai dan lemas setelah mendengar perkataan papa tentang perjodohan ku. Bagaimana ini, aku punya Rey dan bagaimana dengan Rey kalau aku nenikahi pria lain selain dirinya.

Setelah bersih bersih aku tidak langsung berbaring di tempat tidur, aku duduk di depan jendela dan menatap keluar jendela. 'aku harus memberitahu papa yanh sebenarnya, papa pasti bisa mengerti kan karena aku adalah putrinya'. Ya aku bertekad akan memberi tahu papa mengenai hubungan ku dengan Rey setelah itu aku akan membawa Rey ke hadapan papa.

Aku terbangun oleh suara cicitan burung butung di depan balkon kamarku, aku bangun dan membuka gorden 'sudah pagi' batinku. Hari ini untuk pertama kalinya aku akan menolak pilihan papa dan meyakinkan papa dengan pilihan ku.
Aku mandi dan segera turun kebawah untuk sarapan bersama, hari ini hari minggu jadi papa pasti libur.

Baru saja aku berada di ujung tangga hendak turun kebawah, aku mendengar suara tawa banyak orang seperti sedang mengobrol dengan hangat dan ini sangat ramai bukan seperti hanya ada mama dan papa ku disana. Hatiku mulai tidak tenang.

"Oh dear, kemarilah dan perkenalkan dirimu dengan keluarga Gliford". Papa yang langsung menyadari keberadaan ku seketika berkata seperti itu. Apa ? Keluarga Gliford ? Jadi ini adalah keluarga calon suaminya yang dipilihkan papa ? Kenapa mereka cepat sekali sudah disini bahkan aku belum bicara pada papa tentang Rey.

Aku berjalan menuju meja makan dan duduk dikursi didepan seorang pria. Aku tidak tau namanya siapa tapi wajahnya memang sangat tampan. Matanya biru dan jernih dengan sedikit bulu-bulu halus yang tumbuh di dagunya membuat kesan wajahnya tegas dan berwibawa. Sepertinya dia juga sangat tinggi dan badannya juga sangat bagus. Aku tidak tau yang mana anak pertama dari keluarga Gliford karena setahu ku keluarga Gliford punya 3 anak laki-laki dan 2 anak perempuan.

"selamat pagi semua, saya Sandra Zemira Shuurlam putri dari Abimanyu dan Indira Shuurlam". Aku menundukkan kepalaku dan memperkenalkan diriku. Sarapan ku kali ini sangatlah canggung.
Tiba-tiba pria didepanku berdiri dan menundukkan kepalanya lalu berkata "selamat pagi saya Abraham Gliford" lalu dia duduk lagi dan lanjut memakan makanannya tanpa menatapku. Jadi benar dia adalah Abraham Gliford. Apakah papa tidak salah ? Usia kami pasti terpaut jauh.

Setelah sarapan seperti biasa aku akan memberi makan kucing kesayanganku yaitu Molly. Walaupun banyak pekerja dirumahku tapi aku tetap ingin aku sendiri yang memberi makan Molly.

"Apa kau sudah punya kekasih ?".

Tiba-tiba sebuah suara datang dari arah belakangku. Aku segera berdiri dan berbalik. Dia Abraham !. Suaranya sangat dingin dan pandangan matanya begitu dingin seperti es dan sangat tajam seperti aku akan dirusuk olehnya. Biasanya aku bisa menghadapi semua orang dengan sangat percaya diri tapi entah mengapa berhadapan dengan seorang Abraham membuat ku membeku seketika.

"I..iya sudah" aku menjawabnya dan tidak berani menatap langsunh matanya aku hanya memandang ke arah samping.

Aku dikejutkan dengan langkah kaki Abraham yang mendekatiku. Aku menatap matanya yang dingin itu dan tubuhnya semakin dekat dan aku sudah terdorong ke didinding dibelakangku. Dia tinggi sekali mungkin sekitar 185 cm ? Wangi tubuhnya merasuk kedalam indra penciumanku menandakan dia benar-benar sangat dekat dan tak ada jarak diantar kami.

"aku peringatkan kau untuk segera mengakhiri hubunganmu dengan pria manapun di dunia ini".

Abraham pergi dan berjalan menjauhi ku. Apa katanya? Dia menyuruhku mengakhiri hubunganku dengan Rey ? Yang benar saja. Pria ini sangat menyebalkan dan tipe pria yang sangat sulit. Setelah ini pokoknya aku harus bicara pada papa.

***

Malam hari setelah keluarga Gliford pulang aku menghampiri papa yang sedang berada di ruang keluarga. Aku memeluk papa dari belakang dengan manja.

"Putriku yang manja sudah datang dan mengganggu kemesraan ku dengan istriku". Papa berkata sambil menarik tanganku untuk duduk didepannya.

"papa ada yang ingin aku bicarakan denganmu" aku sedikit memasang wajah yang serius. Papa dan mama juga menatapku dengam serius.

"ada apa dear ?". Mama penasaran dan membelai puncak kepalaku.

"sebenarnya aku sudah punya kekasih dan aku tidak ingin menikah dengan Abraham". Aku menatap wajah papa yang sedikit terkejut dan tidak jauh beda dengan mama.

Papa memejamkan matanya, menarik napas dan berkata dengan dingin "siapa pria itu ?". Aku tidak pernah melihat wajah papa yang sedingin ini.

"namanya Rey pa"

"Papa akan beri pria yang kau pilih itu kesempatan untuk menunjukkan dirinya dihadapanku. Ingat Sandra hanya 1 kali kesempatan jika ia gagal kau harus menikah dengan Abraham". Papa berdiri dan meninggalkan aku dengan mama.

Aku menatap mama dan mama juga hanya menatap ku seakan memberitahu kalau ia juga tak bisa berbuat banyak karena keputusan dirumah ini dibuat oleh papa.

"masuklah kekamarmu dear ini sudah malam"

Aku mengangguk dan berjalan ke kamarku. Aku mengambil handphone dan mencari kontak Rey didalam Hp ku.

Tak lama panggilan ku dijawab oleh Rey dan tanpa basa basi aku langsung mengatakannya pada Rey.

"Rey datanglah besok kerumahku dengan baju yang sopan dan sepatu jam 8 malam. Papa menjodohkan ku dan akan memberikan 1 kali kesempatan untukmu". Tidak ada suara di sebrang telfon tapi aku tetap menunggu.

"baiklah aku akan datang" dan Rey menutup telfonnya.

Aku yakin Rey akan memperjuangkan cinta kami. Dan akan meyakinkan papa.

I'm The Lucky BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang