7. Fakta yang Menyakitkan

4.2K 83 1
                                    

Hello semuanya, apa kabaar ?
ada sedikit latar yang author ganti di chapter 6 yaaa, pembangunan pabrik bukan di Manhattan melainkan di San Fransisco.
Selamat membaca chapter 7.
I hope you all like this story 🙏
.
.
.

Sinar matahari masuk menyeruak ke sela sela gordyn berwarna cream, memilih menyinari wajah seorang gadis yang sedang tertidur lelap di baliknya. Sandra menggosok matanya menandakan ia terbangun dari tidur nyenyaknya. Masih ingat jelas dalam bayangannya saat Abraham mencium keningnya sangat dalam dan menenangkan dan membuat aliran darahnya mengalir sangat cepat. Namun wajahnya berubah menjadi kesal saat mengingat Abraham mencium gadis seksi di kantornya kemarin. 'dia hanya mempermainkan mu,  dia melakukannya pada semua wanita. Dasar playboy'. Sandra menggerutu dalam hatinya.

Setelah sarapan sandra keluar dari rumahnya untuk berangkat ke kantor nya ia yakin Robbert sekretaris pribadinya sekaligus orang kepercayaannya yang juga sahabat nya sejak sekolaj menengah itu sudah menunggunya di depan pintu untuk mengantarnya. Namun bukan Robbert yang didapati sandra saat sandra keluar dari rumahnya.

Seorang lelaki yang beberapa hari ini sudah tidak asing lagi wajahnya sedang berdiri bersandar pada mobil rolls royce nya dengan setelan jas abu dan rahang tegas yang siapapun yang melihatnya tak dapat memalingkan wajahnya pada pria didepannya ini.

"Mr. Abraham ? Ada apa kau kemari ? Dimana Robbert ?". Sandra bertanya dan tampak kebingungan, sepengetahuannya rapat dengan Glifford Corp masih akan di adakan besok.

"masuklah kemobil Mira". Abraham berkata membukakan pintu mobil sambil menatap mata Sandra yang seketika membelalak kan matanya mendengar pernyataan Abraham.

Sandra masuk dan duduk dikursi penumpang disebelah Abraham. "mengapa kau memanggilku seperti itu ?". Sandra bertanya karena ia masih dibuat bingung dengan panggilan Abraham "Mira", karena Mira adalah nama panggilan kecilnya yang hanya keluarganya yang tahu, bahkan ayahnya sudah sangat jarang memanggilnya dengan sebutan 'Mira' dan hanya saat saat tertentu saja misalnya saat dirinya sedang sangat manja kepada Abhimanyu.

"kenapa ? Aku hanya menebak dan kau memang cocok kalau dipanggil Mira". Abraham menjawab sambil terus mengemudikan mobilnya. Sandra mengangguk mengerti. Ternyata hanya kebetulan dan tidak ada makna apa-apa. Sandra merasa sedikit kecewa tapi ia langsung menyangkalnya dengan cepat.

Di culik dirumah nya sendiri saja sudah membuat nya terkejut, namun hal didepan sandra sekarang tambah membuatnya frustasi. Bagaimana tidak sekarang dia sedang berada di landasan pribadi bernamakan Glifford dan berjalan di belakang Abraham menuju pesawat jet yang Sandra yakin itu milik Abraham karena ada nama Abraham di pesawat itu.

"Abraham kau mau membawa ku kemana ? Antar aku ke kantorku sekarang ". Gertakan Sandra sama sekali tidak mempan. Abraham tetap menyuruhnya naik ke pesawatnya.

"Naik saja, aku ingin menunjukkan suatu tempat padamu" . Sandra menurut walaupun dengan perasaan kesal, dan sepanjang perjalanan pun ia terus mengoceh melampiaskan kekesalannya pada Abraham karena telah bersikap lancang dan memaksanya pergi sehingga meninggalkan pekerjaannya sampai akhirnya ia tertidur lelap kecapaian karena di abaikan.

Sandra turun dari helikopter dan merasakan angin pantai dan menyegarkan. Ya setelah turun dari jet Abraham, Sandra dibawa menggunakan helikopter ke sebuah resort yang sangat indah ini. Sandra memilih untuk berhenti berdebat dengan Abraham karena sama sekali tak ada gunanya berdebat dengan manusia tanpa ekspresi seperti Abraham.

"sebenarnya kita ada dimana sekarang Mr. Abraham ?". Sandra bertanya dengan menekankan kata 'mister' pada Abraham.

"kita sekarang di resort pribadi ku" Abraham menjawab dengan enteng sambil menkan tombol lift yang ada didepannya.

"tidak bukan itu maksudku, aku tau ini resort peibadimu karena sudah terpampang dengan jelas saat di landasan heli tadi nama mu tertulis dengan besar disana. Tapi yang kutanyakan dimana kita sekarang ?" . Sandra merasa kesal dengan jawaban bodoh yang diberikan Abraham.

"Mexico, lebih tepatnya kita berada di Cabo San Lucas". Sandra terbelalak mendengar nya. Yang benar saja ini sangat jauh dari New York dan Abraham membawanya kemari tanpa persetujuannya terlebih dahulu. Walaupun tak bisa dipungkiri Cabo San Lucas adalah tempat yang sangat ingin ia kunjungi untuk berlibur. Walaupun keluarga Sandra sangat kaya tapi Sandra hanya menghabiskan waktunya selama ini untuk belajar dan tak ada waktu berlibur bagi dirinya.

"ayo" abraham berbalik dan mengulurkan tangannya, namun sandra hanya menatap tangan abraham. Sadar bahwa tangannya diabaikan, Abraham langsung membopong Sandra di pundaknya yang disusul dengan pekikan Sandra yang tentu saja Abraham tidak menghiraukannya. 

Abraham menurunkan Sandra dari gendongannya, terdengar sandra masih mendengus kesal karena perlakuan Abraham. Namun pemandangan di depannya ini mampu memalingkan matanya dari Abraham. sebuah senyum lebar menghiasi wajah mungil Sandra. "waaahhh tempat ini sangat bagus Abraham, seperti tempat rahasia". Sandra mengedarkan pandangannya ke sekililing. Mereka sekarang berada di tepi pantai yang dikelilingi oleh bebatuan besar dengan air yang sangat jernih sehingga bisa kelihatan bahwa dasar pantai ini bukan pasir melainkan batu-batu dan kerang yang sangat indah. 

Abraham menatap wanita kecil di depannya itu dengan hangat padahal tidak ada semenit yang lalu wanita ini memasang wajah kesal padanya tapi lihat sekarang wajahnya berubah 180 derajat. 

"Kau tau, ini adalah tempat favorit ku Miss Sandra, karena tempat inilah aku membuat resort disekitar sini". Sandra menolehkan pandangannya ke arah abraham. " hmmm.. tidak buruk juga selera anda Mr Abraham". Abraham membalas ucapan Sandra dengan pandangan yang penuh makna. Sandra yang di pandangi dengan tatapan itu merasa sangat aneh dan menjadi kikuk. tiba-tiba suasana berubah menjadi sangat serius diantara mereka. 

"Miss Sandra, sebulan kedepan kita akan menikah. Tapi alangkah baiknya jika kita dapat memulai semua dari awal sebagai pasangan suami istri nanti. Jadi...." Abraham merogoh sesuatu dalam saku jas nya mengeluarkan kotak beludru berwarna biru gelap berisikan sebuah cincin dengan berlian di atasnya. "Will you marry me, Sandra Zemira Shuurlam". Abraham mengatakannya dengan nada yang sangat tegas dan matanya tak lepas dari mata Sandra. 

Sandra terkejut sampai tak bisa mengerjapkan matanya. "Apapun jawabanku kita tetap akan menikah Mr Abraham". Sandra menjawab dengan santainya setelah ia dapat mengendalikan dirinya. matanya sayu dan tampak sedikit murung karena hatinya masih dibawa oleh Rey. 

"yahh... kau benar" Abraham tersenyum simpul mendengar ucapan Sandra yang seperti memasrahkan takdirnya padanya. "tapi Mr Abraham, aku masih tidak mengerti. papa bilang kau sendiri yang memilihku menjadi calon istrimu. mengapa aku ? padahal kau dan aku belum pernah bertemu sebelumnya. belum lagi apa kau tidak punya wanita yang kau cintai ?". 

Abraham terpaku mendengar pertanyaan yang dilontarkan Sandra, Abraham hanya menatap lurus kearah lautan, sedikit menunduk dan tersenyum simpul. "Hanya ada satu wanita yang bisa menakluk kan hati ku, wanita itu sangat berbeda denganmu Miss Sandra, dia sangat lembut dan pengertian, tapi terkadang sangat ceroboh. tapi aku tertolak, jadi yaa mau tidak mau aku pilih kau saja". Sandra memandang Abraham dengan tidak percaya, ternyata dirinya hanya dijadikan sebuah pelampiasan cinta yang bertepuk sebelah tangan. sedikit kecewa dengan kenyataan yang ia terima, dadanya sesak rasanya ingin menangis tapi ia tidak boleh terlihat lemah didepan lelaki ini. 

"Aku tidak peduli dengan kisah asmara mu yang menggenaskan itu Mr Abraham. dan ya, kita menikah hanya untuk status keluarga, seperti aku hanya akan merubah nama belakangku. Seperti yang kau tau, tidak ada cinta di antara kita. jadi aku harap kau juga mengerti bahwa pernikahan ini tidak akan ada mutualisme di antara kita selain berbagi tempat tinggal. Wahhh sayang sekali kalau sudah kesini tapi tidak melihat-lihat aku akan jalan-jalan sebentar". Sandra berbalik dan pergi meninggalkan Abraham untuk mencari kesengannya sendiri. 

.

[Bersambung]

I'm The Lucky BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang